Keesokan harinya syila sedang bersiap untuk berangkat ke sekolah, setelah sholat subuh dan membantu mamahnya memasak dia kembali ke kamar untuk bersiap. Pagi ini dia akan berangkat bareng Fitri. Karena syila yang meminta Fitri menjemputnya, dia ingin berbagi keluh kesahnya dengan sahabatnya. Dia akan menceritakan tentang perjodohan nya dan ingin meminta pendapat Fitri.
Setelah selesai sarapan, syila langsung berpamitan kepada orang tua dan Abangnya.
"Syila, nanti langsung pulang ya, karena acaranya dimajuin jadi nanti malam." Ucap mamah.
"Iya, mah klo gitu syila berangkat ya, assalamu'alaikum. " Ucap syila berpamitan.
"Waalaikumsalam, hati-hati. " Ucap mamah.
Aldan pov
Sehabis sholat subuh tadi gue tidur lagi, terus pas bangun ternyata udah jam 6. Gue langsung siap-siap ke sekolah, habis itu gue langsung pamit sama Ayah dan Bunda. Walaupun bagi murid lain ini masih pagi, tapi enggak bagi gue. Karena gue udah biasa berangkat jam segini. Semalam Bunda bilang kalau acaranya di majuin jadi malam ini, gue mah ngikut aja. Terserah mereka yang penting mereka bahagia gue mah pasrah mau dijodohin sama siapa aja, karena gue yakin pilihan orang tua itu yang terbaik. Walaupun gue masih pacaran sama Fira, sekarang gue mulai ngawasin Fira nyuruh orang-orang kepercayaan gue. Tapi belum dapat laporan yang aneh, jadi gue masih bertahan sama dia.
Gue juga udah tau siapa anak yang bakal dijodohin sama gue, ternyata dia adek kelas gue sendiri, kalo gak salah namanya Syila Meira. Ternyata itu anak yang nabrak gue waktu itu. Yang Bunda bilang ke gue tentang dia emang bener adanya. Tapi gue gak suka dan cinta sama dia.
Syila pov
Sekarang aku dan Fitri sudah sampai di parkiran dan kita segera berjalan beriringan menyusuri koridor menuju kelas.
"Fit, mumpung kelas masih sepi aku aku ngomong sesuatu sekaligus minta pendapat kamu juga. " Ucapku serius.
"Mau ngomongin apa sih kok kayak penting banget+rahasia? " Tanya Fitri
"Ada deh tapi kamu jangan bilang siapa-siapa ya, terus jangan kaget juga. " Ucap ku menatap Fitri.
"Iya Meira sayang, gue janji. " Ucap Fitri sambil menautkan jari kelingking nya dengan ku.
Setelah sampai di kelas aku mendudukkan diriku di tempatku, dan menyuruh Fitri duduk disamping ku.
"Mau ngomong apa sih? Jangan bikin orang penasaran dong! " Ucap Fitri.
"Iya-iya sabar aku butuh waktu nih. " Ucap menghela nafas gusar, aku bingung memulai nya.
"Hmm.. Jadi gini Fit, mamah sama papah jodohin aku sama anak dari sahabat mereka, aku bingung harus terima atau tolak, tapi kalau aku tolak orang tua ku bakal kecewa, tapi kalau aku terima aku juga belum siap jadi istri. " Ucap ku menunduk dalam. Fitri yang mendengar nya pun kaget.
"Maksud lu nikah muda? " Tanya Fitri.
"Iya tapi aku bingung, aku takut gak bahagia sama dia, karena aku belum kenal dia dan gak tau dia siapa. " Ucapku yang hampir menangis, Fitri mengelus bahu ku dan menenangkan ku, Fitri memang sahabat terbaik yang selalu mengerti keadaan ku.
"Gini ya Mei, kalau itu emang bisa buat orang tua lu bahagia, mending lu terima, tapi lu lihat dulu kriteria cowok itu gimana sama lu, kalau lu udah kenal itu lebih bagus terima aja!" Ucap Fitri, aku hanya mengangguk.
"Ciee sahabat gue sebentar lagi lepas status jofisa nya." Ucap Fitri menggodaku.
"Jofisa apaan Fit? " Tanya ku.
"Jomblo fisabilillah, hahaha. "
"Bisa aja kamu. "
"Ya dong, Fitri gitu loh."
"Eh, btw klo udah tau orangnya kasih tau gue ya, dan jangan lupa undang gue juga, awas lu kalau gak undang gue! "
"Iya-iya siap tuan putri."
Aku dan Fitri melanjutkan canda tawa kami, rasanya beban yang kupikirkan dari semalam hilang setelah bercerita dengan Fitri.
Heheh maaf ya🙏 udh gaje pendek lagi🙃maklumin ya masih author amatir belum pro. Mohon kritikan dan sarannya juga ya🙏.
Yang mau berteman sama aku boleh 😊. Jangan lupa vote dan komen ya:) dan follow akun aku juga ya👌. Dah see you next part.
KAMU SEDANG MEMBACA
Separuh Ragaku [On Going]
Teen Fiction𝐓𝐲𝐩𝐨 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐞𝐛𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐲𝐚😃 𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐭𝐚𝐦𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐝𝐢 𝐰𝐚𝐭𝐭𝐩𝐚𝐝 ☺ "Percayalah Allah itu maha membolak balikan hati manusia, sekarang kamu benci dengannya, suatu saat pasti rasa benci itu akan berubah menjadi cinta dan kas...