Chapter 10: My Name is Yuuka Sugai

314 46 1
                                    

Tendangan demi tendangan, pukulan demi pukulan ia hantamkan pada seorang remaja yang tergeletak di tepi lapangan. Beberapa kali gadis malang itu memintamemohon agar orang-orang di sekelilingnya itu berhenti memukulinya. Tapi justru, mereka malah menjadi semakin beringas menyiksanya. Seharusnya ia lebih berhati-hati saat menelepon, seharusnya ia lebih memperhatikan sekelilingnya jika anak-anak sialan itu masih mengawasinya.

Tetapi seperti sebuah robot yang tidak memiliki perasaan, dengan keadaan Hirate yang sudah kepayahan dengan darah menetes keluar dari bibirnya yang robek, Risa masih tidak berhenti menghajarnya. Amarahnya sudah di luar batas. Sejak mereka membawa Hirate ke pinggiran kota, daerah yang cukup jauh dari keramaian manusia yang membuat mereka merasa bebas melakukan apa saja yang mereka inginkan kepada gadis berambut pendek ini.

Hirate merangkak menjauh dengan darah mengucur dari kepalanya. Pandangannya berkunang-kunang, sementara setiap inci kepalanya terasa luar biasa sakit. Ia berteriak kesakitan saat kepalanya diinjak, dihentakkan ke tanah dengan kuat. Kemudian ia merasakan sebuah lutut menahan punggungnya dan membuatnya tidak bisa bergerak. Semuanya terasa sakit, seluruh tubuhnya terasa sangat sakit. Bagaimana ia bisa terus bertahan dengan seluruh rasa sakit ini?

"Bajingan ini. Dia menelepon teman-temannya kemari!" suara yang diucapkan dengan nada kasar itu terdengar. Suara yang selalu membuat Hirate muak. Risa langsung memegang kepala Hirate dan menghantamkannya ke tanah berkali-kali, tak peduli betapa keras cengkeraman tangan Hirate pada pergelangan tangannya demi melepaskan genggaman Risa di sana. "sialan, kau pikir kau sedang bermain-main dengan siapa, huh? Jangan macam-macam dengan kami, dasar jalang! Apa kau sudah bosan hidup? Apa nasi sudah tak enak lagi bagimu?"

"Apa yang harus kita lakukan? Kita bisa habis jika mereka sampai kemari dan melihat kita melakukan ini padanya," Hono berlari mendekat. "tidak ada waktu lagi. Lihat GPSnya." Ia menegaskan. Tangannya menjulurkan sebuah ponsel pada Risa. Layarnya menunjukkan rekaman GPS dari kendaraan yang dimaksud dan begitu menyadari bahwa jarak di antara keduanya sudah tak begitu jauh, Risa merampas ponsel itu dengan kasar dan memukulkannya pada kepala Hirate.

PRAK

PRAK

Risa merasakan wajahnya memanas dan terus naik hingga ke kedua telinga. Napasnya memburu, begitu pula dengan degup jantungnya karena ledakan emosi yang terlalu menggebu-gebu. "Anak sialan. Kau akan mati malam ini, bangsat!" ia berteriak keras, membuat teman-temannya agak terkejut karena suaranya yang mendadak naik seperti itu. Ponsel di tangannya kembali terangkat dan Risa mungkin akan benar-benar meretakkan tengkorak Hirate jika Yuuka tidak angkat bicara. 

"Tenang, Risa. Masih ada cara lain yang bisa dilakukan. Aku ingin kau dan Hono tetap disini agar dia tidak kabur," Yuuka mendadak mengambil paksa kunci mobil Risa dari saku jaketnya. Ia kemudian membawa Karin dan Seki ikut dengannya. "aku akan mengurus mereka dengan caraku sendiri." ucapnya dengan nada mengancam, dengan sudut matanya yang selicik rubah ia melirik Hirate dengan tatapan mata kejam.

Hirate merasakan ada yang tidak beres. Intuisinya mengatakan akan ada hal buruk yang akan terjadi pada teman-temannya beberapa saat lagi, terutama ketika Yuuka mengucapkan kalimat terakhirnya dengan senyuman miring seperti itu. Segera saja ia memberontak, berusaha melepaskan diri dari pegangan Risa, dengan sekuat tenaga ia berdiri dan berusaha mengejar Yuuka. "Tidak, tunggu! Yuuka, jangan lakukan itu! Argh!" ia memang  berhasil berdiri, tapi sialnya Hono langsung menendang kakinya sebelum ia sempat melangkah lebih jauh.

UnnaturalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang