"Kau bukan pengkhianat itu kan?"
Sekali lagi Seki berusaha mengonfirmasi sesuatu yang membuat hatinya sempat jatuh beberapa waktu yang lalu. Rasa sakit yang menyesakkan dada saat ia melihat Hono menatap balik padanya dengan wajah tidak berdosa. Sejumput keraguan muncul, apakah masuk akal seorang selembut dan sebaik Tamura Hono tega membuat teman-temannya tersiksa?
Pun dengan Hono, ia tidak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya saat Seki melontarkan pertanyaan tidak terduga. Tetapi meskipun ia sempat terdiam selama sepersekian detik, dengan cepat ia dapat mengendalikan diri.
"Kenapa kau tiba-tiba mengatakan itu aku?" jawabnya, dengan tangan mengelus kepala anak kucing yang mengeong lembut di tangannya. Ia melihat ke belakang, pada komponen hancur yang dijejerkan di lantai. Melihat itu Hono mengangguk paham. "Kau mencari SSD mu? Aku membawanya. Aku mengamankan semua data-datamu di hard disk milikku untuk berjaga-jaga."
Hono melangkah melewati Seki untuk menurunkan anak kucing di atas tempat tidur. Makhluk kecil bermotif tabby itu awalnya terlihat malu-malu saat keluar dari paperbag. Ia menunduk, melihat ke sembarang tempat yang asing di matanya. Tapi saat Hono menjulurkan tangan, si anak kucing itu langsung mendekat dan menggosok-gosokkan hidung di sana, nyaris seperti induknya.
Ia sama sekali tidak mendengar ada jawaban dari Seki. Ya, seharusnya itu wajar baginya. Seki sendiri adalah orang yang tidak terlalu banyak bicara. Tapi kali ini diamnya Seki membuatnya takut setengah mati. Ia takut jika kekasihnya sendiri yang akan menuduhnya sebagai pengkhianat.
Jadi ia meninggalkan anak kucing dan berbalik berhadapan dengan Seki. "Yumi, semua ini membuat kita kebingungan. Aku tahu, aku juga merasakan hal yang sama denganmu. Kita saling menuduh, dan itu bukan hal yang benar."
"Ucap seseorang yang telah menuduh dan memukul rekannya sendiri di rumah sakit."
"Baik. Saat itu aku sudah tidak bisa mengontrol diriku sendiri. Setelah menghadapi Karin yang bersikap menyebalkan, juga kebodohan Yui yang masih saja melindungi Karin. Tapi sungguh, jika kau menuduhku juga, aku tidak tahu lagi apa yang akan terjadi pada The Elites selanjutnya."
Seki menatap Hono lekat-lekat. Mencari setitik kebohongan yang mungkin saja ia lewatkan disana. Tapi seteliti apapun ia menelisik Hono, ia tidak dapat menemukan kebohongan dari dalam dirinya. Sejenak ia merasa bersalah karena sudah menuduh Hono, tapi disaat keadaan seperti itu siapa yang tidak merasa ragu?
"Sekarang pengkhianat itu sudah ketahuan. Ia tidak akan bermain-main lagi dengan kita. Mungkin kita butuh waktu beberapa hari untuk memastikan semuanya sudah kembali seperti semula. Jika memang benar itu Karin, seharusnya tidak akan ada apa-apa lagi setelah ini." Hono menyelesaikan ucapannya.
Tanpa kesadarannya sendiri Hono menyembunyikan kedua tangannya di depan dada sebagai bentuk defensif. Itu bertujuan agar ia tidak memainkan jari-jemarinya dan menunjukkan pada Seki bahwa ia sedang gugup. Terutama saat Seki hanya diam dan nampak berusaha mencari titik kebohongan di wajah Hono.
Seki mengangguk setuju. Masuk akal, dan Hono bisa dibilang mendapatkan tanda putih di catatannya. Kembali menatap pada komponen komputer barunya yang telah tertata rapi, ia berbalik dan membuka satu boks. "Beri makan anak kucing itu, lalu bantu aku merakit komputer ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unnatural
Fiksi Penggemar[Pemenang Wattys 2022 Kategori Fiksi Penggemar] Setelah dikeluarkan dari sekolah lamanya, Moriya Akane melanjutkan pendidikan di Sakurazaka Academy yang identik dengan sekolah swasta elit dengan siswi-siswinya yang tidak suka terlibat dengan masalah...