Catatan Pribadi Kobayashi Yui
Selamat datang di Sakurazaka Academy.
Sebuah kalimat memuakkan bukan? Terkesan ramah, memang. Itu adalah cara kami menyambut para pendatang dengan sopan. Tempat ini adalah surga, hanya segelintir orang dari kalangan tertentu yang bisa berada di sini. Siapapun yang memakai seragam putih dengan badge Sakurazaka Academy, pasti akan sangat dihormati.
Kendati demikian, jika kalian cukup berani masuk untuk lebih jauh, kalian akan melihat neraka. Yang tertutup dari dunia luar. Yang tidak terjamah oleh orang dewasa.
Terkadang jika kalian melihat segala sesuatu hanya dari satu sisi, itu malah akan menyebabkan kesalahpahaman. Seperti hal nya dengan kami. Di mata orang lain, kami adalah sekelompok orang jahat dengan segala usaha kami yang mereka anggap negatif. Meskipun kami tidak menyangkal akan hal itu, kami hanya dapat mengatakan jika kami menjalankan tugas kami sebagai orang putih. Membersihkan tempat ini dari pengaruh yang hitam.
Orang-orang di luar sana tidak akan pernah tahu rahasia macam apa yang terpendam jauh di dalam kaki tempat mereka berpijak sekarang. Yang mereka tahu adalah The Elites sebagai penjahat, The Elites sebagai perundung, The Elites sebagai pembunuh—dan berbagai macam stigma negatif lainnya yang telah melekat jauh di dalam kepribadian kami. Aku tidak peduli dan tidak akan pernah membuka mata pada semua yang mereka ucapkan. Aku tidak peduli jika apa yang sudah kami lakukan tidak ternilai di mata mereka.
Kami berusaha keras melindungi kalian semua dengan berbagai usaha yang dapat kami lakukan, bahkan jika itu kami harus melanggar moral sekalipun. Hingga detik ini keenam pilar mulai goyah. Dan kelompok hitam sedang menguatkan taring mereka di bawah tanah. Apakah akhirnya kami akan menyesali posisi kami disini? Kami bahkan tidak tahu jawaban itu dari pertanyaan itu.
"Bajingan!"
Kepalan tangan Risa melayang keras dan memecahkan kaca jendela mobilnya seiringan dengan teriakan yang ia lontarkan dengan keras. Matanya menyorot tajam pada sisi mobil putih kesayangannya, sementara kedua telinganya memerah karena menahan amarah yang mendidih. Bagaimana mungkin ia tidak marah saat mobil Audi itu dilukis dengan menggunakan pilox. Terutama bagian yang paling membuat Risa hampir meledak adalah tulisan pembunuh biadab.
Ia beralih pada Karin, tidak melepaskan tatapan marahnya yang mengerikan. Itu sempat membuat Karin bergidik ngeri terutama saat Risa tiba-tiba menarik kerah blazernya dengan sangat kuat. Cukup kuat hingga membuat gadis itu tertarik ke depan dengan kaki sedikit terangkat.
"Kau yang ada di sekitar sini, kau harusnya tahu siapa yang melakukan ini." ucap Risa dengan suara rendah. Ia tidak peduli dengan murid-murid yang lewat di tempat parkir yang berbisik-bisik tentang tulisan dari pilox merah di mobilnya.
"Jaga mulutmu! Aku baru saja memarkirkan motorku dan saat kulihat mobilmu sudah seperti ini!" Karin berusaha melepaskan cengkeraman Risa pada kerah bajunya dengan sekuat tenaga ia bahkan mendorong dada Risa menjauh. Tapi itu membuat Risa semakin kuat menarik kerah bajunya dan membuat tubuhnya semakin menggantung-gantung. Karin mengerang frustasi. Cengkeraman tangan Risa semakin membuat lehernya tercekik. "Ada banyak saksi disini, Watanabe! Kalau tidak percaya tanyakan saja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unnatural
أدب الهواة[Pemenang Wattys 2022 Kategori Fiksi Penggemar] Setelah dikeluarkan dari sekolah lamanya, Moriya Akane melanjutkan pendidikan di Sakurazaka Academy yang identik dengan sekolah swasta elit dengan siswi-siswinya yang tidak suka terlibat dengan masalah...