Prolog

1.6K 123 9
                                    

Lautan manusia di dalam sebuah ruangan luas terasa sangat meriah. Lampu-lampu sorot yang terfokus pada tengah panggung itu membuat suasana di sekitarnya berubah remang. Seorang pria mendengus seraya menggoyangkan gelas anggurnya dengan elegan. Seulas senyum miring tercetak pada wajah angkuhnya.

Sekumpulan wanita dengan lekuk tubuh yang menggoda menghampiri tempatnya duduk. Pria itu mendecih tak suka kala salah satu wanita itu menggelayuti lengannya. Saat matanya terpaku pada seorang pria yang kebetulan berlalu di hadapannya, seringaian perlahan terbentuk.

"Hei, kau," panggilnya datar.

Orang yang merasa dipanggil itu pun menoleh dengan cepat, "Apa ada yang bisa saya bantu, Tuan?"

"Mendekatlah."

Walaupun kepalanya dipenuhi tanda tanya, ia tetap menuruti ucapan pria itu. "Turunkan kepalamu," ujarnya lagi saat orang itu—seorang host—sudah berada tepat di depannya.

Hingga setelah jarak mereka tersisa satu jengkal, pria yang tadinya digelayuti wanita-wanita itu dengan gesit menempelkan bibirnya pada bibir host tersebut. Host yang terkejut itu bergeming pada tempatnya, tidak menyadari pria di hadapannya yang mulai menciumnya dengan liar.

Pria itu menghentikan aksinya setelah wanita-wanita itu meninggalkannya. Ia berdecak puas sebelum menarik selembar kertas dan membubuhi tanda tangan di atasnya. Ia mengurungkan niatnya untuk memberikan kertas berisi digit-digit tersebut saat menyadari ekspresi kaku host di hadapannya. Tatapannya yang perlahan menampakkan amarah semakin membuatnya tertarik dengan sesosok manusia di depannya.

Sebuah seringaian licik kembali terukir pada wajahnya saat sebuah ide mampir di kepalanya. "Habiskan malam denganku," ucapnya, tidak bertanya ataupun memaksa.

"Kalau tidak ada lagi, saya permisi, Tuan."

Host itu membungkuk kecil sebelum berbalik, hendak meninggalkan tempat itu dengan amarah yang sudah meminta untuk diluapkan.

"Cek kosong."

Langkahnya memelan kala mendengar dua kata itu. Ia menggeleng cepat untuk menghilangkan pemikirannya itu. Kakinya baru saja akan kembali melangkah saat pria itu kembali bersuara.

"Aku akan memberikan cek kosong padamu kalau kau menghabiskan malam ini denganku. Kau bebas mengisi nominalnya."

Perdebatan sengit terjadi di dalam kepala host tersebut selama beberapa waktu, sebelum ia mengembuskan napas kasar dan berbalik dengan tatapan penuh keyakinan. "Apakah saya benar-benar boleh menuliskan nominalnya sendiri?" tanyanya memastikan.

Senyuman miring menghiasi wajah tampan pria itu. Ia menarik selembar cek dan membubuhi tanda tangannya saja di atas kertas tipis itu, lalu bangkit dan menyerahkannya kepadanya.

"There's no turning back," bisiknya rendah.

Tangannya dilingkarkan di sekitar pinggang host itu, membawanya untuk menaiki lift yang telah tersedia. Ia memverifikasi identitasnya dengan menempelkan sebuah master card pada alat pemindai di dalam lift tersebut. Angka tiga puluh pada dindingnya otomatis menyala sepersekian detik kemudian.

Host tersebut mengernyit, bukankah itu lantai yang hanya bisa diakses pemilik hotel ini?

Matanya membulat sempurna saat menyadari siapa sosok yang tengah berdiri di sampingnya itu. Bagaimana ini?!

Selang beberapa menit kemudian, pintu lift terbuka hingga menampakkan furnitur-furnitur yang sangat mewah dan menarik mata. Host itu membeku di tempatnya.

"Kenapa kau masih di dalam?"

Suara berat yang terdengar dingin itu menyadarkannya dari fantasi sesaat. Ia mengambil napas beberapa kali sebelum melangkah keluar tanpa ragu.

Begitu pintu lift tertutup, punggungnya menabrak dinding marmer yang dingin dengan keras karena dorongan dari atasannya itu. Bibirnya langsung dilumat kasar, dengan kedua tangan kekar sang pria yang mengurung gerakan host tersebut.

Lama mereka saling beradu lidah, sang dominan menarik dirinya dengan seringaian puas. "Namamu," ujarnya singkat.

Host itu menatap tepat pada kedua manik mata di hadapannya setelah mengatur napas. Tatapannya itu bertabrakan dengan sepasang netra yang balas memerhatikannya dengan lekat.

"Sehun, Tuan. Nama saya Sehun."

Heyya i'm back! ><

28.03.21

EVENFALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang