chapter 06

61 9 0
                                    

.
.

Ruang audisi

"Angela, masih berapa banyak model yang belum di seleksi?" Tanya dean.
"Masih ada lima model lagi de. Kenapa?"
"Hah.... sampai kapan seperti ini? Dari sekian model belum ada yang cocok juga, apa lagi sikap mereka yang.... ahhh..."
"Sabar dean, lalu ini di teruskan atau gimana?"
"Break dulu saja njel, ini juga sudah jam segini."  Ini sudah jam enam sore, jam tujuh jian datang jemput aku,pikir dean.

Dean berjalan kembali ke ruangan nya dan angela mengikuti.

"Apa kita akan telat nanti de?"
"Semoga tidak, tapi terlambat sedikit tak apakan hehehe...."
"Dasar, mau aku buatin kopi tidak?"
"Tidak, aku sudah minum tiga gelas tadi. Kata pak carlos apa tentang ini njel?"
"Pak carlos bilang tadi sih, ini memang ide dari dewan direksi untuk merekrut model baru. Tapi tidak tau kenapa semua modelnya pada kayak gini semua. Bisa-bisa terbitan majalah minggu depan telat edar."
"Nah kan, itu lah yang aku tak suka bila direksi ikut kasih ide. Kau ingatkan tahun lalu, kita hampir saja batal terbitkan majalah untuk ulang tahun perusahaan. Pasti ini ulah bu zhao kan..."
"Kau Benar. eh, bagaimana kalau aku kenalin temen ku jadi modelnya? Sebenarnya aku sudah ada kandidat buat calonin dia jadi model kita, cuma aku belum bilang ke kau."
"Siapa? Orangnya gimana?"
"Dia anaknya owner pebisnis dari italy, dia juga kerja sampingan jadi model. Itu yang aku tau dari dia, apa lagi dia itu sooo very handsome... gimana dean? Mau kan."
"Hmm... boleh deh, kalau memang orangnya dapat di ajak kerjasama dengan baik."
"Okey, itu gampang. Kebetulan dia lagi di china juga, liburan katanya."
"Bagus dong. Aku serahin ke kau njel, buat dia jadi modelnya."
"Siap boss."
"Okey, sekarang ayo kita pergi." Dean membereskan barang nya, lalu berjalan keluar ruangan.

Angela mengikuti dean berjalan di belakang nya. Lalu membereskan baranya juga, yang memang meja kerja angela di depan ruangan dean.

"Eh, gimana dengan seleksi model lainnya?"
"Hmm... di sana ada kevin kan? Biar dia yang urus sisanya."
"Okey." Angela menelpon kevin, mengatakan apa yang di minta dean.

"Beres de, okey aku balik dulu ya."
"Hati-hati di jalan nanti pulangnya njel, sampai ketemu disana ya."
"Okey, kau juga dean hati-hati di jalan."

__

Everything gonna be all right, penampilan semuanya baik. Jian.. (melihat dari sudut matanya) he so damn... ahh, kenapa dia tampan sekali... pikir dean.

Sekarang mereka, dean dan jian. Dalam perjalanan menuju tempat acara sebastian.

"Kenapa dean?"

He very simple, charming at usual.

Mungkin jian melihat dean mencuri lihat padanya.

"Eh? Tidak ada."
"Bagaimana dengan kehidupan mu selama ini de?"
"Everything is okay. Kau sendiri bagaimana disana?"
"Ya, semua baik-baik saja. Dia juga sudah mau bertahan dengan ku selama ini, doa kan saja. Semoga terus berlanjut de."
"......aku akan." Rasa menyengat di dalam dadanya dean
"Aku berharap kau juga segera dapat seseorang."

Aku sangat berharap pada kau jian... sangat. Pikir dean.

"...ya.."

Dean, sesaat teringat tentang perkataa sebastian, mungkin memang tidak bisa dengannya.

Sepanjang perjalanan dean melamun, walau di sebelah nya ada jian sedang mengendarai mobil.

"Dean, kita sudah sampai..."
"Eh.. oh, iya.."
"Kau tidak apa-apa dean?" Jian melihat dean sambil mengerutkan keningnya.
"Huh? Aku baik-baik saja."
"Benar?" Tangan jian menyentuh wajah dean.
"......Iya, aku tak apa jian. Ayo masuk." Rasanya jantung dean berhenti berdetak.
"Baiklah."

still be with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang