chapter 10

49 7 0
                                    

.
.
.

Sudah tiga puluh menit, dean mengerutkan keningnya. Pak carlos nggak setuju tema spring session kali ini, hasilnya foto cover majalah yang akan terbit pun juga di ganti, dan konsepnya juga di ganti semua.

Gara-gara itu semua, dean harus menyusun ulang jadwalnya. Mengesampingkan jalan santai dengan angela juga sebastian dan jian wu.  

"Weekend gini masih kerja saja de?" Kata sebastian.
"Kerutan nya semakin banyak loh de." Kata jian.
"Gimana nggak sibuk, pak carlos nolak konsep yang jadi di awal. Dan sekarang harus bikin konsep yang lainnya lagi. Padahal pengen nya istirahat weekend ini, dasar....."
"Padahal aku pengen ngajak kau buat bantuin jian milih cincinnya. Nggak mungkin aku berangkat berdua saja kan, bagaimana kalau di kira kekasih jian.." kata sebastian.
"..... temenin saja bas, nggak apa-apa kan.."  if i told him my feelings, I'll lost him and  I can't afford to lose you too and ruin this friendship. Dean mind.
"Dean sibuk bas, kita berdua saja kesana, mama juga bentar lagi ulang tahun. Bantuin pilih hadiah juga."
"Kalau yang begitu an ajak angela saja. Aku nggak tau pilihan cewek."
"Angela lagi di rumah saudara nya katanya tadi, jadi nggak bisa kesini."
"Hahh..."

Dean yang sedari tadi diam, tiba-tiba telpon nya berbunyi.

Alex wang...? Calling, Astaga aku lupa janji makannya.

"Hallo..."
"Nanti jam tujuh aku jemput di rumah mu, kirim alamat nya di wechat.."

Belum sempat dean balas jawab, telpon sudah di matikan.

Sialan.. kenapa dia nyebelin? Pikir dean.

"Siapa de?" Tanya sebastian.
"Salah sambung bas."
"Oh."

.
.

Disinilah dean sekarang, restoran di pusat perbelanjaan yang terkenal dan cukup sangat ramai di hari sabtu weekend begini.

"You look so good today." Kata alex, menatap dean yang duduk di depannya secara intens.
"Umm...thanks."
" hmm... do you want to know the real reason why i asked you out?"
"..." dean curiga dengan apa yang di katakan alex.
"Yeah, mungkin karena aku nggak pengen sendirian di weekend kali ini. Dan aku nggak mau ngajak sebastian buat nongkrong bareng saja. Hahaha....." alex tertawa renyah.
"Well, i'm a total stranger to you..."
"Hah... aku merasa kau sama dengan orang-orang yang di italia. Fast paced, to the point, and that kind..." alex tersenyum kecil." But, somehow you can miss that kind of rudeness.." alex menatap dean dengan hangat.

Entah hanya felling dean, atau sebab yang lain. Dean merasa tatapan alex padanya terlihat nyaman.

Seketika  membuat telinga dean terasa hangat.

Jian wu... never look at me same like that.... jian... i'm falling for you.but, i can't ...

"Emm...  lex."
"Apa?"
"Nothing..."
" well, aku kira kau akan mengatakan permintaan maaf padaku. Ya... kalau aku tidak segera menelpon mu tadi, kau pasti lupa dengan apa yang kau janjikan waktu."
"Ah, aku minta maaf. Sebenarnya aku sangat sibuk minggu ini, aku harus menjadwalkan ulang pekerjaan kantor."
"Oh, butuh bantuan?"
"... saat ini tidak, mungkin lain kali."
"Is that so, okay... aku nantikan."
"Thanks..."

"Ayo kita berjalan-jalan."
"Ok.."

.

Mereka berdua, alex dan dean berjalan-jalan mengelilingi pusat berbelanja. mereka tidak berlama-lama disana, saat ini mereka Melanjutkan ke taman dekat pusat perbelanjaan.

Tak jauh dari sana, sesorang melihat mereka berdua yang sedang duduk bercengkrama berdua.

Entah mengapa rasanya, posisi di dekat dean akan tergantikan segera.

Sesuatu yang penting terasa hilang...

Segera dia menelpon seseorang yang lain di ponselnya.

" aku tidak tau dean mempunyai seseorang.."
"... Begitu. Jadi dean nggak bisa temenin kita..."

Segera dia menutup panggilan telepon yang dia buat.



Hope you like it...
And thanks for your support dear readers ^_^

Bwt, sorry.. if anyone don't like my stories.

Is just, someone who like to write and i'm a amateur for to written stories...

And please votes if you liked ^_^

Thank you....

110121
Xiè Xiè ni

still be with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang