Chapter 14

43 5 0
                                    

.
.
.
Hi readers~
Good morning/night....
.
.
.

Proposal my ass.... fuck you... you damn...... seseorang terus berseru di pikiran nya.

Alex wang merasa kasihan dengan dean. Sedari pulang dari pesta di rumah jian wu, raut wajah dean berubah total.

Alex mengikuti dean dari belakang mobilnya. Hingga alex melihat dean sampai di apartemen nya, alex memutuskan mampir kesana. Alasannya pinjam toilet, klasik banget. Dean membiarkan alex memasuki apartemennya.

Sampailah, alex tau.

Dean duduk di sofa ruang tamunya, dengan sebotol whisky yang sudah berkurang serta box ice di depannya. Di tangan dean sendiri, dia sudah memegang satu seloki disana. Entah sudah ke berapa dean meminumnya, sebab alex melihat dean sudah memerah wajahnya. Padahal alex hanya ke toilet lima menit, tapi melihat ini, alex hanya bisa menggeleng kepalanya saja.

Alex duduk di sebelah dean. Setelah sepuluh menit melihat dean berulangkali mengisi gelas selokinya dengan whisky lagi. Alex mengikuti dean juga, mengambil gelas seloki lain yang sudah ada di depannya. Seakan mengatakan kalau gelas itu untuknya agar menemani dean minum.

Saat dean bener-benar sudah mabuk. Dean tidak sengaja menjatuhkan gelasnya, pelakunya sendiri sudah bersandar di sofa sudah tak mampu membuka matanya.

"Proposal my ass... i don't believe you.. damn...ahhh...." dean meracau di tengah mabuknya.

Alex yang hanya meminum masih tiga gelas seloki, melihat dean yang meracau tidak karuan.

Alex sudah menduga kalau sebelumnya terjadi sesuatu saat pesta barbeque disana. Melihat dean yang seperti ini, sudah pasti itu kehidupan pribadinya.

"Aku menyukai mu. Kenapa kau tidak melihatnya.. you damn fuckk..." tangan dean terkepal dan kakinya menendang meja.

"Hei...hei... dean.. nih orang kalau mabuk parah..." kata alex
"Apa... huh... fuck you..."
"Dean... kau... bisa-bisanya mengatai ku.. your dumb.. dean sadar... bangun kau... " alex menyenggol-nyenggol badan dean.

"Ahhh...  fuck.... biarin..." dean malah mengarahkan tangannya ke alex.

Dengan cepat alex memegangi tangan dean sebelum kena wajahnya.

"Deannn... "
"Huh... apa? Lepasin..." dean menarik tangannya.
"Tidak. Kau lebih baik istirahat sekarang bila terus bertingkah aneh begini."
"Lepasin.... kau sialan.... alex... lepasin.."
"Tidak."

Alex memegangi tangan dean erat, agar tidak kemana-kemana lagi. Karna gara-gara tendangan kaki dean, meja di depannya sudah jungkir balik. Botol whisky juga pecah dan gelas seloki bernasib sama juga. Tumpahan whisky sudah memenuhi karpet di bawahnya.
Sudah berantakan sekali terlihat.

Dengan terpaksa alex mengaitkan kakinya di kaki dean, agar tak lagi menendang yang lainnya. Dean berusaha melepaskan apapun yang menghalangi nya, namun tidak bisa bergerak lagi. Perlahan-lahan dean tenang. Melihatnya yang sudah begini, alex sudah ingin tak sabar lagi.

"Dean, sebenarnya kau kenapa jadi seperti ini?"
".... apa?"
"Kau lebih baik bicara kepadaku, kau tidak harus mabuk dan bertingkah aneh begini."
"Huh, kau tau apa? Kau tak kan tau apapun."
"Cerita kan padaku apapun itu."
"Fuck...."
"Ok,ok.. terserah."
"Ahh.... kau tampan juga kelihatannya..." dean Mendekati wajah alex.

"Sudah pasti aku tampan. Kau ngelantur dean sekarang.. "
"Apa huh...hihihi.... tidak bodoh....hahaha..."
"Dean..."
"Hehehe...  kau tau apa tentang perasaan ku.  Kau bodoh alex .  Bodoh..."
"Dean... "
"Hehehe... kau tau .  Aku mencintainya dari dulu, tapi ....hiks... dia malah pergi dengan kekasihnya. Sialaannn.... kau... hiks...dia...fuck... Proposal? What the fuck... fuck... my ass.."
"Shh.... ok.ok. lupakan sekarang. Saat ini kau butuh istirahat dean.."
"Hah... uhhgggg... tidak... aku mau minum lagi... " tangan dean menggapai-nggapai di depannya.
"Dean, kau harus istirahat. Besok kau bisa minum lagi sepuasnya."
"Hehehe... benarkah? Hehehe... bawakan yang banyak okk... hiks..hiks..."
"Ok. Sekarang aku akan mengantarkan mu ke kamar."
"Hehehe....hiks..hiks...hehehe..."

still be with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang