05

1.9K 519 46
                                    

How's your day?
Jangan lupa vote dan comment ya✨✨

How's your day? Jangan lupa vote dan comment ya✨✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


&&&

Kini, keadaan camp begitu menakutkan setelah banyak sekali masalah masalah yang bermunculan bahkan tim elit sekalipun harus berdiam diri di rumah. Tapi beda lagi dengan Eden dan Renjun yang tengah duduk di pinggir air terjun. Kalau kalian pikir air terjun disini pada malam hari sangat menyeramkan, kalian salah.

Malah pada malam hari air terjun akan lebih bagus dari pada siang. Pantulan cahaya bulan dengan suara air merupakan perpaduan yang begitu serasi. Eden sedang duduk di salah satu bebatuan dengan sebuah buku yang sedang ia baca dan Renjun sedang mengumpulkan bunga bunga yang berjatuhan.

"sedeket apa lu sama Yoonbin den?"tanya Renjun.

"deket, dari kecil udah temenan bareng."jawab Eden.

"gua kira lu sama kaya gua, enggak kenal siapa yang bakalan jadi tugas kita."

Kejadian cukup langka karena Renjun tidak ngegas seperti biasa nya. Beberapa hari ini, Renjun menjadi cukup dekat dengan Eden yang biasanya hanya berbicara kepada Jaemin, Hwall, Xiaojun, dan Jeno. Renjun ingin membuat hubungan pertemanan yang baik dengan Eden. Terlebih, dari kecil, Renjun tidak pernah berteman dengan yang namanya perempuan karena ia sibuk latihan. Nilai tambah nya lagi, Eden ini anaknya kalem enggak kalem sih lebih ke cuek sebenarnya.

"Gua cuma kenal Jihoon sama Yoonbin. Sisanya enggak tau."kata Eden.

"sibuk baca apaan?"tanya Renjun.

"tentang vampire."

Sudah Renjun dengar dari Raja Vampire sendiri jika dulunya Eden bukanlah seorang vampire melainkan seorang manusia biasa.

"lu enggak punya kekuatan melihat masa depan gitu?"tanya Renjun.

"enggak,kenapa emang? Mau liat jodoh lu siapa?"tanya Eden.

"dua hari lagi kita bakalan pergi ke dunia manusia. Gua cuma mau tau aja, hidup gua ini cuma sebentar atau gua tetep bertahan."

"pesimis banget sama hidup sendiri."

"semua anggota tim elit, takut sama kematian den. Kita tahu kita itu bisa mati kapan aja ditangan musuh."

"nanti lu juga tau sendiri."

Suara kaki kuda membuat Renjun dan Eden sama sama terdiam. Mereka berdua berjalan berdekatan untuk berjaga jaga jika ada musuh yang datang. Sebenarnya keadaan camp sedang tidak aman sejak beberapa kali penjaga camp di temukan mati tergeletak. Bahkan sudah ada peraturan jika tim elit tidak boleh keluar lewat jam sembilan malam. Tapi namanya juga anak bandel. Renjun sama Eden terobos lah. Kalau orang macam Felix dan Haechan sudah tertidur lelap diatas kasur nya menikmati kebahagiaan berlimpah seperti ini.

"Centaur."gumam Renjun.

Baik Eden dan Renjun segera mengeluarkan pedang yang selalu mereka bawa. Keduanya begitu berjaga jaga terhadap makhluk yang tidak sedang dalam emosi yang stabil karena beberapa kaum dari mereka ada yang terbunuh.

Dan benar saja, satu Centaur datang mengarahkan anak panah nya yang membuat Renjun memegang lengan Eden dan pergi begitu saja. Karena panik tidak tahu kemana, Renjun dan Eden berasa di tengah hutan yang ada di dalam camp.

Rada goblok, karena di hutan ini juga banyak makhluk kegelapan.

"jancok. Bikin takut aja tuh si Centaur."ujar Renjun.

"lu tadi liat ada rantai di leher si Centaur?"tanya Eden.

" ha? Gua terlalu fokus ke muka jelek nya. Berani banget gile nyerang kita, enggak tau apa ya disini ada mantu kesayangan Raja Vampire."oceh Renjun.

Kaki Eden berjalan menelusuri bau amis darah yang masuk di indera penciuman nya. Eden kenal bau nya, dia pernah melihat dan mencium bau darah ini keluar langsung dari tubuh sang pemilik saat sedang berlatih.

" den! Jangan jauh jauh! Ini hutan, hutan angker!"

Mau tak mau Renjun mengikuti Eden yang sama sekali tidak mendengarkan nya. Sial, di keadaan seperti ini, keras kepala nya Eden jadi mirip sama Haechan. Beberapa meter berjalan dari titik datang dia.

Tubuh Eden terpaku melihat jasad seseorang yang berlumuran darah tergeletak begitu saja. Nafas nya tersekat dan mata nya bergetar. Dia kenapa bisa seperti ini?

"Jangan di sentuh."kata Renjun.

Kepala Eden menoleh menatap Renjun yang kini sedang menatap teman nya dengan mata yang memerah.

"Felix, kalau lu sentuh dia. Bisa jadi jejak dari orang yang bunuh Felix hilang."kata Renjun.

Tubuh Renjun terjatuh, kaki nya tak kuasa berat badan nya. Dia menangis. Baru saja Renjun mengkhawatirkan nyawa dirinya sendiri dan teman teman nya.

Tangan Eden menyentuh pundak Renjun memberikan usapan lembut untuk menenangkan Renjun. Bukannya Eden tidak takut tapi ia terlalu terkejut dengan pemandangan mengerikan seperti ini hingga Eden tidak tahu harus berekspresi seperti apa.

Keadaan Felix jauh dari kata baik, leher nya habis terkoyak benda tajam. Tubuh nya bersimbah darah dengan bagian jantung nya yang masih mengeluarkan darah segar. Mata nya terbuka lebar, mungkin disaat saat terakhir hidup Felix. Ia terkejut begitu mengetahui orang yang membunuh nya. Bukan hanya itu yang menjadi fokus Eden, tangan Felix sedang menggenggam sebuah belati dengan darah berwarna hijau.

"Ini darah siren kan?"tanya Eden.

"iya,"jawab Renjun.

"kaum apa yang biasanya minum darah siren?"

"semua kaum bisa kecuali Guardian. Gunanya, lo mau tau? Supaya seluruh kebohongan atau bau setelah membunuh makhluk immortal enggak tercium. Dalam beberapa kasus, ada penjahat yang minum ini untuk ngikutin target nya. Dan hasilnya, si target sama sekali enggak tau ada keberadaan penjahat di sekitar dia."jawab Renjun.

"Bahkan kalau Werewolf diikutin Hunter?"

"iya."

Otak Eden terputar membuat begitu banyak teori yang hinggap di kepala nya. Untuk saat ini, Eden tidak boleh mempercayai siapapun bahkan jika seseorang tersebut dekat padanya. Hutan menjadi tempat pertama kali nya Renjun menumpahkan air mata nya dalam hidup Renjun.

Seluruh perasaan gundah membuat Eden takut sekaligus khawatir. Kilatan peristiwa lalu saat ia merasakan sakit nya saat sebuah pedang masuk dan melukai permukaan leher nya hingga mengakibatkan Eden mati. Kilatan saat berteriak begitu kesakitan saat Eden di siksa oleh kaum Demon untuk memberitahu keberadaan Treasure. Satu bulir air mata jatuh mengenai wajah Eden yang begitu cantik seperti bulan yang bercahaya dalam gelap nya malam.

Bagaimana jika peristiwa lalu terulang? Bagaimana jika Eden bukan jadi pihak yang pergi namun menjadi pihak yang di tinggalkan?

"kalian ngapain disini?"

Kepala Eden maupun Renjun menoleh kebelakang lalu mereka langsung mendapati Xiaojun tengah menatap mereka berdua curiga.

"dia mati, dibunuh."jawab Renjun sambil melirik Felix.

"gi-gimana?"

"dibunuh! Lu enggak liat Felix udah enggak bernafas hah?! Ah Tai! Takdir hidup gua begini banget bangsat!"

"kita bawa dia, ke gedung utama."

Tbc.

ᴇʟɪᴛᴇ ᴛᴇᴀᴍ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang