06

1.6K 477 78
                                    

How's your day?
Jangan lupa vote dan comment ya✨✨

0000

Ruang rapat tim elit begitu hening. Mata Renjun yang bengkak akibat menangis. Dia sama sekali tidak pernah terpikir jika Felix adalah yang pertama gugur. Yang lain juga tidak ada yang tahu menahu jika Felix kehilangan nyawa nya dengan sangat tragis.

"lu semua masih nuduh gua?"tanya Haechan menatap tajam teman teman nya.

Tidak ada yang menjawab, mereka semua terdiam sambil menghindari tatapan Haechan. Sedangkan Haechan sudah frustasi luar biasa. Bukan hanya teman teman nya yang menuduh Haechan tapi juga seluruh Raja Immortal. Bahkan tadi, Haechan harus di introgasi selama hampir dua jam oleh Yuta.

"disini yang bisa bikin ramuan itu cuma lu."celetuk Jeno.

"ya tapi bukan gua yang ngasih ramuan itu ke Felix, Bapak Jeno."

Orang yang pertama berdiri adalah Hendery. Tentu saja tindakan tiba tiba Hendery didalam ruangan yang di selimuti duka, takut, dan marah membuat Hendery menjadi pusat perhatian. Mata Hendery memerah akibat tangis yang ia mati matian tahan.

"kenapa?"tanya Xiaojun.

"gua percaya sama lu semua."ujar Hendery.

Dia menarik nafas nya sebentar lalu pergi keluar meninggalkan ruangan yang membuat suasana hati nya semakin buruk. Tepat setelah Hendery pergi, Renjun berdiri dan melenggang pergi begitu saja tanpa berkata apa apa lagi.

"denger, gua enggak peduli kalau diantara kita ada penghianat. Gua juga tau lu semua kepaksa buat jadi anggota tim elit. Tapi, kalau diantara kalian ada yang lukain Pangeran apalagi Yoshinori. Mati, bukan hal yang pantes buat si penghianat. Dia harus di siksa sampai mati."ujar Xiaojun.

Kemarahan Xiaojun benar benar membungkam setiap anak disini. Matanya yang begitu tajam memancarkan kemarahan serta kewaspadaan. Lalu Xiaojun mengambil buku latihan nya dan pergi keluar.

Tiga orang sudah memilih keluar dari ruang rapat. Anak anak yang tersisa tetap terdiam tenggelam dalam pikiran nya masing masing. Xiaojun ini, kalau marah memang menyeramkan. Hwall menatap satu persatu teman nya, dia melihat Jeno yang hanya tertunduk. Hwall sama sekali tidak bisa membayangkan bagaimana kemarahan Jeno karena selama berbelas tahun hidup bersama. Hwall tidak pernah sekali pun melihat Jeno marah. Lelaki itu, lelaki itu terlalu mempunyai hati yang begitu baik.

"kalian siap siap aja, besok kita pergi ke dunia manusia. Gua harap, kita bisa jalanin tugas dengan semestinya walaupun Felix udah enggak ada."ujar Hwall.

Kemudian Hwall berjalan pergi, diikuti dengan Jeongin yang dari kemarin terus menerus mengikuti Hwall. Menurut Jeongin, yang bisa ia percaya disini hanya Hwall. Dia yang paling sedikit memiliki persentase sebagai penghianat karena dari pengamatan Jeongin, Hwall ini benar benar berdedikasi terhadap peran nya sebagai pemimpin tim elit. Bahkan Eden sekalipun tidak ingin Jeongin percaya.

ᴇʟɪᴛᴇ ᴛᴇᴀᴍ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang