🐬 6 • Broadcasting Club Garuda

28 0 0
                                    

"Diantara banyaknya suara ingar bingar. Mengapa suaramu menjadi salah satunya atensi di antara banyaknya suara yang memilukan hati?"
-
-
-
Tolong kasih tahu kalo ada typo
¤¤¤

     Sebelum kami memasuki peran masing-masing. Kami mengikuti briefing selama 15 menit, dan menyiapkan alat-alat seperti Wifi dan PC.

     Aku sempat membaca lembaran naskah dengan topik ringan seputar 'Berbeda bukan berarti kandas', dan Ah-Zhong telah diundang sebagai guest star.

     Ia datang setelah briefing selesai. Rambutnya sedikit basah setelah ia melepaskan jas hujan yang telah dipakainya. Di luar sedang hujan deras, dan itu menjadi penyebabnya datang terlambat. Pak Bangchan memaklumi itu.

     Ah-Zhong selesai dengan merapihkan rambutnya yang masih sedikit basah, lalu menggunakan headphone yang disediakan dan jeno duduk di kursi utama, yang mana ia terlihat seperti DJ handal yang sudah terbiasa.

     On Air

     Lampu merah di luar studio dinyalakan, dan siaran radio telah dimulai.

"Selamat sore menjelang malam pemirsa. Bersama saya Dj Nojam di radio BCG. Hari ini Dj Haechan, saya gantikan karena dia sedang rekaman track baru. Oh maafkan saya Haechan-ssi kalo kamu dengar saya kasih sedikit spoiler. Hehehe. Dia akan menemani kalian di minggu berikutnya. Tamu kita hari ini berasal dari ekskul musik HSG, yaitu tuan muda Chenle." Jeno menjelaskan dengan lancar jaya. Sekilas Ah-Zhong tersenyum tampak sedikit malu.

"Hari ini hujan telah menguyur kota kembang sejak pukul 15:46 dengan suhu 26 derajat celcius ... Topik hari ini akan terbagi ke dua sub topik, yang pertama adalah 'Kandasnya kebersamaan' dan topik ke dua adalah 'Asumsi : Rasisme'. Baiklah pemirsa, sebelum masuk ke topik, saya akan memutarkan satu lagu sebagai pembuka kegiatan hari ini selamat mendengarkan."

*Play mulmed sampe habis, boleh dijeda bacanya atau lanjut in, dan selamat menikmati

     Jeno mengutak-atik komputer sampai lagu terdengar di dalam studio. Dia mematikan mic sebentar sampai lagu habis. Ku perhatikan Ah-Zhong yang yang sibuk dengan Ponsel landskapnya.

     Pintu studio terbuka. Sosok tinggi kurus itu menyembul sambil tersenyum manis, ia menyapa semua orang termasuk ke arahku.

     Tuhan

     Jantungku dugeun-dugeun.

"Nasla, ikut gue yuk."

"Eh-oh hmm anu-"

"Lo editor barunya kan? Gak nyangka kita jadi partner," ucap Jaemin lembut. Gila. Aku lama-lama gila. Kemana si Jaemin dengan sifat aslinya? Kenapa aku jadi seperti orang gila begini? Sadarlah Nasla. Ayok fokus!

     Aku menepuk-nepuk pipiku. Ah-Zhong, Jeno menatapku heran. Hanya Jaemin yang tersenyum geli.

"I-iya aku editor baru."

"Yaudah kita langsung ngedit aja. Ini udah ada bahannya. Yok! tempat lo bukan di sini."

      Jaemin menunggu sambil menahan pintu studio. Aku berdiri menatap ke Jeno bermaksud untuk pamit. Tapi ia langsung mengangguk. Tidak dengan Ah-Zhong. Wajahnya kecut, semakin fokus menatap layar ponselnya. Okelah.

¤¤¤

"Ini file yang belum diedit. Lo cuma cut in dulu setiap adegan, terus kasih transisi. Nanti gue edit bagian animasinya. Dan ini naskah video yang bakalan lo edit." Jaemin menjelaskan. Aku berusaha menyimak dengan baik dan sentosa.

I'm Not a SoloistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang