06

1.4K 378 125
                                    

Sudah pukul 5 pagi, Seungmin membuka matanya yang sembab karna habis menangis. Bayangkan saja setelah di usir Haechan, Hyunjin menyuruhnya untuk tidur di lantai kamar. Tidak perduli dengan Jeongin yang terus membelanya.

Badannya terasa pegal, tenggorokannya juga kering. Perlahan membuka pintu kamar agar tidak menggangu Hyunjin dan Jeongin, ia memutuskan untuk turun ke dapur mengambil segelas air untuk menghilangkan dahaganya.

Sepertinya ke dapur bukan keputusan yang baik, karena menemukan mayat Mark dengan darah dimana-mana. Belum lagi lantai dapur seperti di lukis menggunakan darah.

"AAAAAAA—!"

"Seungmin, ada apa?" Suara Chan dari tangga tiba-tiba terkejut mendengar teriakan.

"I-itu... kak M-mark!" Tunjuknya dengan nada gemetar.

"MARK/MARK!!" Seru Haechan dan Changbin serempak.

"ANJIR SIAPA YANG NGELUKIS DISINI?" Jisung memandang mewah rasi bintang tersebut.

Mendengar suara teriakan yang lainnya, sontak membuat mereka yang sedang tertidur ikut terbangun dengan kepo nya berlari menuju dapur.

Renjun dan Jeongin hampir muntah melihatnya. Dari belakang, raut terkejut terpatri di wajah Han juga Felix. Jeno dan Jaemin saling berpandangan.

Hyunjin? Dia biasa aja walau kaget sebentar.

Oh, atau ada yang pura-pura terkejut untuk menutupi kesalahannya? Salah satu dari mereka ada yang tersenyum jangan lupakan itu.

Hechan melirik tajam kearah Seungmin yang ketakutan. "Lu gak bisa dibiarin!" Geramnya. Ia beranjak lalu mencekik leher Seungmin tiba-tiba, Minho dan Chan segera menahan tubuh Haechan dari belakang.

"Le...lepas..."

"LU BUNUH TEMEN GUE ANJING!" Teriak Haechan seperti sedang kesetanan.

"Haechan cukup!" Tegur Minho.

"LO DIEM!"

Oke, Minho memilih diam melihat Seungmin yang dicekik oleh Haechan.

"Bu..kan gu—uhuk!" Haechan menghempaskan tubuh Seungmin hingga punggungnya menubruk kitchen set.

Lalu matanya beralih pada Hyunjin yang tengah bersiul duduk bersantai di meja makan. Beneran di atas meja. "LO!" Wajah Haechan terlihat merah padam. "LO KAN?"

Satu pukulan mendarat di wajah tampan pemuda Hwang hingga tersungkur. "Apa apaan lu, sate taichan! Ngapain pukul gue!?"

Ditariknya kasar baju yang dikenakannya. Dengan jarak sedekat ini, Hyunjin dapat merasakan kalau Haechan tidak main-main. "LO YANG BUNUH MARK? KARNA RYUJIN SUKA SAMA MARK, DAN LO BUNUH DIA!? BENER KAN? DI JAWAB HWANG!"

"JANGAN SEENAKNYA NUDUH! Dan apa tadi? Kenapa bawa-bawa mantan gue? Emang ada kaitannya?" Hyunjin jadi ikut kebawa emosi kemudian mendengus lucu.

Pemuda berkulit gelap itu semakin mencengkram erat kerah baju Hyunjin. "Gue gak percaya sama lu! Pembunuh itu pasti punya alasan konyol buat bunuh targetnya, jadi gue anggep hati lu busuk!"

PLAK!

Semua terdiam dan menjadi tegang ketika Minho menampar keras Haechan agar tersadar apa yang ia lakukan.

"Lu sadar gak sih? Kalau lu kayak gini juga gak bisa balikin nyawa nya Mark!" Bentaknya.

Bukannya takut, justru Haechan tertawa sumbang lalu melepaskan cengkramannya pada baju Hyunjin. "Oh, atau jangan-jangan lu yang bunuh dia? Temen lu sendiri dan lu gak nangis!?"

The Patient | Stray Kids & Nct Dream ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang