16

1.3K 353 189
                                    

Pintu kamar tiga terbuka, kedua pemuda yang asyik memikirkan rencana mau tidak mau harus terlonjak saat Jeongin masuk.

"Kak, gue denger semuanya! Gue denger rencana busuk kalian!" Teriaknya menghampiri balkon tanpa rasa takut.

Pemuda yang pendek terlihat panik, "Eh, maksud lo apa!? Lo nguping!"

"Biarin aja, udah terlanjur ketauan. Jeongin urusan lo sekarang! Gue ke kamar sebelah dulu, ada urusan lain yang lebih penting." Ucap yang satunya sambil pergi melewati Jeongin.

"Gue kecewa sama lo, kak! TERNYATA DUGAAN GUE BENER LO GAK AMAN!" Ucap Jeongin penuh amarah pada orang yang masih di balkon. Yang di bentak hanya tersenyum sinis menertawakan Jeongin.

"Bacot lo!" Pemuda itu melihat tali di lantai tanpa ragu mengambil tali itu dan menghampiri Jeongin yang hendak kabur menuju pintu.

Tidak membiarkan itu, ia menendang punggung Jeongin yang langsung terjatuh dilantai dengan pekikan.

"Argh!"

"Lo mau kemana, hm?" Sambil memutar-mutar tali itu.

Jeongin bangkit membelakangi orang itu yang sedang berjalan kearahnya, lalu ia harus terjatuh lagi karena tangannya sudah terikat tali yang dibawa tadi.

"Kak Chan tolong!" Teriak Jeongin sebisa mungkin.

"Gak, gak. Orangnya dibawah makan mie lagi gak denger, jadi lo percuma." Katanya sambil mengikat kencang tali itu.

"GUE GAK AKAN MAAFIN LU KAK RENJUN—HMPPHH!" Mulutnya dibungkam paksa dengan dasi diatas kasur entah milik siapa.















Renjun tersenyum senang melihat Jeongin yang tidak bisa menggerakkan tubuhnya, lalu ia pergi menuju kamar empat setelah mendengar teriakan Jisung.































"LEE FELIX SIALAN!"

Berbarengan dengan suara teriakan dari lantai atas seperti kesakitan, lalu suara benda logam terbanting jatuh dari atas ke teras bawah setelahnya. Suara itu...

"Park Jisung!"

Yang di meja makan langsung menuju lantai atas berbondong-bondong dengan langkah kaki yang melewati tangga sebanyak tiga loncat begitu saja.

Chan dan Han dengan cepat menuju kamar empat, dimana suara erangan itu masih terdengar.

"JISUNG LO DISANA?" Chan menggedor-gedor pintu tidak sabaran.

Tapi pintu itu terkunci, tidak terbuka. Chan mendobrak pintu kamar empat dengan brutal berkali-kali walau bahunya sakit.

"Jisung lo tahan!" Teriak Han dari luar.

Melihat Chan yang masih tidak berhasil membukakan pintu itu, dirinya cemas. Masalahnya tadi ia melihat Minho yang berlari lawan arah, apa tidak mendengar suara Jisung? Minho mau kemana?

"Kak, kunci cadangan ada?" Tanya Han.

Chan menggeleng lemah, "Felix yang tau,"

"Argh!!!!! TOLONG!" Suara dari dalam terdengar kembali.

Tunggu, itu bukan Jisung. Itu suara Changbin.

"Itu kak Changbin! Ayo, dobrak lagi kak!"

Dengan sekali tendang, pintu itu berhasil terbuka membuat dua orang itu membeku di tempat.

Dengan sekali langkah pun, Han menginjak darah yang masih hangat depan pintu.

Pemandangannya amat sangat tidak mengenakkan dimana tubuh Jisung tewas mengenaskan. Dua bola matanya hilang entah kemana dan darah mengalir dari sana, lehernya terputus setengah dan yang terakhir organ tubuh dalamnya mencuat kemana-mana.

The Patient | Stray Kids & Nct Dream ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang