12

1.2K 339 76
                                    

"Hanjis! lo—"

"Eh—sorry, sorry." Han seketika menyembunyikan pisau dibalik apron-nya, "Gue tadi lagi masak terus denger kak Changbin marah-marah, pas gue tanya kenapa taunya kalian udah pulang. Syukurlah,"

Kedua pemuda berinisial J itu menghembuskan nafas lega, di pikirannya Han akan berbuat yang tidak-tidak. Dan Jaemin sudah punya peluang untuk kabur dari jendela yang terbuka.

"Gapapa, justru kita yang minta maaf ke lu," Jeno tersenyum canggung menahan malu. "Gue kira lu ngapain bawa begituan ."

"Bunuh kalian gitu?"

Walau keliatannya bercanda, tapi ucapan ambigu Han justru membuat mereka mematung. Lagi-lagi Jaemin membuka lebih lebar jendela di balik punggungnya.

Dari sudut pandang Han, dia dibuat bingung kenapa Jeno dan Jaemin seperti menahan berak. Apa mau ke kamar mandi tapi takut? Terus Jaemin kenapa buka tutup jendela kamar berkali-kali?

Macam dorong gerobak.g

"Gue gak akan ngapa-ngapain kok, hahahaha... percaya deh orang gue lagi masak. Tegang banget mukanya."

"Ngapain masak malem-malem?" Tanya Jaemin sedikit sewot menutupi ketakutannya.

Han mengernyit, "Besok mau pada makan apa kalau gue gak siapin bahan-bahan?"

"Harus banget jam segini?"

"Yahh... abis kalau tadi pada adu bacot, males gue ke dapurnya."

"Demi apa? Gara-gara Hyunjin?" Tangan Jaemin mengunci jendela tidak lagi buka tutup kayak tadi.

Han mengangkat bahunya acuh. "Salah satunya. Tapi pada saling tuduh dan kebanyakan pada pengen pulang."

"Sejak kapan pada bisa ngebacot?" Rasanya Jeno ingin menenggelamkan Jaemin di got milik pak Chanyeol tetangganya. Pertanyaan macam apa itu, Jaemin?

Han terkekeh dengan teman sekamarnya yang begitu polos. Bagus lah, dia di pihak aman.

"Oh ya, lu masak apa buat besok?" Tanya Jeno mengalihkan.

"Iga sapi, suka? Besok tinggal dima—ANJIR GUE LAGI KUKUS DAGING NYA!"  Pemuda kloningan tupai melesat terburu buru ke dapur. Memastikan daging sapinya tidak terlalu empuk karena kelamaan ngobrol.

Sedangkan Jeno menggelengkan kepalanya. Lalu detik selanjutnya, ia menoleh pada Jaemin yang tengah menatapnya juga.

"Han Jisung aman." Katanya.

"Kata siapa? Jangan dulu percaya, kita liat besok-besok nya kayak gimana."

Jeno mengangguk lalu kemudian melotot sadar akan satu hal,

"Lu kok... bisa mikir?"

"JENO!"























Matahari mulai terbit dan cahayanya menelusup lewat jendela membuat mata Jeongin mau tidak mau terbuka perlahan. Ia merenggangkan otot yang kaku sambil melirik kearah jam dinding yang ternyata sudah pukul 8 pagi.

Netranya menghadap pada pemuda yang baru saja membuka gorden kamar, itu Seungmin. Oh, dia udah bangun.

"Pagi, Jeongin." Awali pagi dengan senyuman. Begitu moto hidup Seungmin.hshs

"Malam juga, kak."

"Pagi dong, bisaan lu." Seungmin geleng-geleng kepala sedangkan Jeongin nyengir dengan mata setengah tertutup.

"Loh, kak Renjun mana?" Setelah melihat di kamar ini hanya berdua.

"Udah turun dari tadi."

"Gue telat bangun ya? Maaf ya,"

The Patient | Stray Kids & Nct Dream ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang