Halow! Kalo hari sabtu ada yang ngebaca pengumumanku aku uda bilang ya kalo aku telat update. Maaf banget :(
Kalo kalian ada yang rada lupa boleh dibaca ulang, arigatou ^^(Name) POV
Hari ini adalah hari ke-3 aku menjadi babunya Futakuchi. Yokatta, setelah ini aku bisa bebas dan melakukan banyak hal dengan tenang.
Setelah istirahat nanti akan ada ujian biologi dan aku baru belajar sekarang. Huft.. semalam aku kelelahan karena pulang terlambat. Yah.. Aku memang tidak mengikuti ekstrakurikuler apapun jadi, aku tidak biasa pulang sore.
"A-ano.. sumimasen, (surname)-san?" panggil teman sekelasku, Minami-san.
"Ha'i?"
"Apa benar kau pacarnya Futakuchi-san?" tanyanya.
Aku melotot. "Hah? Omong kosong macam apa itu?"
"E-eh, jadi bukan? Gomen gomen," ujarnya meminta maaf.
Aku mengangguk. "Tentu saja bukan. Siapa yang memberitahumu hal seperti itu, Minami-san?" tanyaku memastikan.
"Etto.. aku mendapat kabar itu dari Hasegawa-san. Ia bilang kemarin Futakuchi-san mengatakannya langsung di depannya dan Yuichi-san," ujarnya.
"Ah, souka.. Arigatou, Minami-san. Kuharap kabar itu tidak menyebar lebih luas lagi," ujarku.
"Hmm.. semoga saja. Baiklah, aku pergi dulu, (surname)-san," pamitnya.
"Ha'i." Sudah pasti setelah itu Minami-san pergi dari mejaku melanjutkan urusannya.
Baiklah..
Bagaimana bisa si Futakuchi sialan itu bilang kalau aku pacarnya? Dia ini hanya menambah masalahku saja setiap hari. Lihat saja, nanti akan banyak perempuan di sekolah ini yang menghujaniku dengan tatapan sadis kalau mendengar kabar burung itu.
Tidak boleh dibiarkan!
Kalau aku di gosipkan menjadi pacarnya Kita-san dari SMA Inarizaki tentu saja mau. Ini malah dengan Futakuchi Kenji, si kapten sok-sokan yang tidak tau diri itu. Mana aku mau.
Aku bergegas keluar kelas menuju kelasnya si Futakuchi. Tonikaku aku harus meluruskan masalah ini!
Brakkk
Aku membuka pintu kelasnya cukup keras. Yah.. karena sedang istirahat kurasa tidak begitu mengganggu orang-orang.
"Sumimasen, apa ada Futakuchi Kenji disini?" tanyaku dengan suara lantang. Masa bodoh dengan pandangan aneh orang-orang, aku hanya ingin meluruskan masalah ini lalu kembali belajar secepatnya.
"Oh, halo pacarku!" balas Futakuchi sambil melambaikan tangannya padaku.
Aku melotot. Apa? Pacar? Benar-benar sudah gila orang ini.
"Hah? Futakuchi kau punya pacar?"
"Eh? Jadi (surname) itu pacarmu, ya?"
"Pajak jadian, dong!"
"Jangan lupa traktir aku, ya!"
Aku berdecak sebal. Sebelum mendengar lagi hal yang tidak ingin kudengar, aku segera menghampiri Futakuchi dan menariknya keluar kelas. Aku membawanya ke taman belakang sekolah karena cukup sepi.
"Oi, jelaskan kenapa kau memanggilku pacar?!"
Futakuchi tertawa. "Jangan memasang wajah marahmu yang konyol itu, membuatku tertawa saja."
"Sialan, aku benar-benar butuh penjelasan! Kalau banyak orang tahu gosip tidak benar ini mereka pasti akan membenciku. Aku yakin itu," ujarku.
"Kenapa begitu?"
"Si bodoh ini jangan pura-pura lupa diri. Kau pasti tahu yang memperebutkanmu tidak cuma satu orang."
"Ah, benar juga. Aku kan memang populer," ujarnya santai.
Sabar, (name).. Sabar.. Orang sabar disayang Tuhan oghey.
"Ishh! Jelaskan dengan benar, bodoh!" suruhku kesal.
"Ha'i, ha'i. Sebenarnya aku malas menjelaskan hal ini. Intinya saja, besok kau sudah tidak jadi babuku tapi pacarku," jelasnya.
"Hah?" Aku benar-benar tidak paham dengan ucapannya.
Futakuchi tersenyum tipis. "Aku sudah pernah bilang sebelumnya.. Jangan harap bisa lepas dengan mudah!"
Aku melotot. "Apa-apaan, sih kau ini?! Sudah cukup 3 hari ini menjadi babumu. Aku tidak mau pura-pura jadi pacarmu."
Futakuchi mengernyitkan dahinya heran. "Pura-pura?"
"I-iya. Kau tadi menyuruhku pura-pura jadi pacarmu, kan besok?"
Futakuchi berdehem singkat . "E-ehm. Iya, itu benar. Kau harus jadi pacar pura-puraku besok!"
"Tidak mau!" tolakku.
"Ck." Futakuchi berdecak. "Bagaimana kalau kita taruhan saja? Kita akan pura-pura pacaran selama 1 minggu, kalau aku suka denganmu aku kalah, jika sebaliknya aku menang."
"Apa untungnya aku mengikuti taruhan ini?" tanyaku.
"Yah.. kalau kau menang aku janji tidak akan menemui lagi. Kalau aku yang menang aku bisa melakukan apapun padamu," jelasnya.
Aku mendadak panik. "H-hah? Melakukan apapun padaku? Apa maksud-"
"Dasar hentai. Maksudku bukan yang seperti itu," koreksi Futakuchi.
"Sialan, kalau berbicara yang jelas lain kali. Ucapanmu itu sedikit ambigu tahu," ujarku.
"Masa bodoh. Jadi, kau menerima taruhan ini?" tanyanya memastikan.
"Huft. Baiklah, lagian aku tidak mungkin akan menyukai orang sepertimu," ucapku percaya diri.
Tapi, memang benar. Mana mungkin aku bisa menyukai orang sepertinya? Kalau sampai iya pasti aku harus pergi ke dokter.
"Kita lihat saja nanti!"
Dengan ini pertarungan kami dimulai.
⭒ ☆ ━━━━━━━━━━━━━━━ ☆ ⭒
- TBC -
Heyyo! Maaf banget baru update. Sumpah, kemarin-kemarin author sibuk banget ngurusin organisasi sekolah. Terus sabtu-minggu kemarin pergi keluar kota jadi ga sempet, deh mau ngelanjutin ni stories wkwk. Btw, cerita ini benar-benar resmi ide dari otak penuh haluku hehe. Kalo ada yang ngerasa karya-nya mirip maaf banget. Yaudah gitu aja, jangan lupa budayakan vomment ya, minna! See u in next part
⭒ ☆ ━━━━━━━━━━━━━━━ ☆ ⭒
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy | | Futakuchi Kenji X Readers
Fanfiction[ COMPLETED | BELUM DIREVISI ] Kapten voli, populer, tampan, siapa lagi kalau bukan Futakuchi Kenji. Kalau kamu tidak mengenalnya, kamu patut di pertanyakan. Bagi para murid di SMA Datteko, dia adalah definisi dari sempurna. Kecuali, (Name). Bagi (...