"dia itu pacarku"

1.7K 343 79
                                    

Hai! Mau tanya, dong :(
Aku, kan pake stylish font dibagian judul cerita, kalo di hp kalian bisa kebaca ga?
Kalo ga kebaca ntar ku ganti pake normal font (〒﹏〒)
Okey, sankyuu !

[ edit : jadinya ku ganti normal font oks]

Setelah Futakuchi mengatakan hal itu aku menjadi lebih banyak diam. Bukan karena takut. Hanya tidak ingin cari masalah lebih tepatnya.

"Gomen, minna aku terlambat untuk hari ini. Lanjutkan saja latihannya, aku akan ganti seragam terlebih dulu," ujar Futakuchi

"Ha'i, kapten!"

Futakuchi mengeluarkan baju olahraganya dari tas lalu, melepaskan kemeja sekolah yang ia pakai.

Oke, harus kuakui badannya itu sangat atletis.

Tunggu.. kenapa aku melihatnya ganti baju?

"Hei, babu apa liat-liat?" tanya Futakuchi.

Aku memalingkan wajahku. "A-aku tidak melihat ke arahmu, kok!"

"Badanku memang bagus. Kau tidak perlu malu-malu begitu," ujarnya sambil tertawa.

Wajahku memerah malu. "B-baka! Cepat pakai bajumu sana, sialan!"

Futakuchi tertawa lebih keras. Sontak para anggota klub voli menoleh ke arah kami dengan tatapan heran. Dasar! Si Futakuchi sialan ini cuma membuatku malu saja.

Pada akhirnya, dia memakai baju dan kembali berlatih bersama yang lain, tentunya setelah puas tertawa. Diam-diam aku bernapas lega dan kembali mengawasi latihan mereka. Ngomong-ngomong, pelatih memang tidak datang hari ini, karena harus mengikuti seminar di sekolah tetangga.

Oh ya, jujur saja kejadian tadi sangat tidak aman untuk jantungku. Masih terbayang tubuh atletis Futakuchi di pikiranku yang membuat pipiku bersemu merah. Ya Tuhan, semoga kejadian seperti tadi tidak terulang. Itu sangat memalukan!

***

"Otsukaresama-deshita!"

Matahari sudah hampir tenggelam, kami memutuskan untuk mengakhiri latihan hari ini. Aku mengambil tas-ku dan segera berkemas untuk pulang.

"Pulang naik apa?" tanya Futakuchi.

Aku menoleh. "Hah?"

"Pulang naik apa?" ulangnya.

"Naik bus tentu saja," balasku. Yap, naik bus untuk berangkat dan pulang sekolah sudah menjadi kebiasaan bagiku.

"Aku antar ke Halte," ujarnya cepat.

"Hah? Apa aku salah dengar?" tanyaku memastikan.

Futakuchi berdecak. "Ck. Aku serius, bodoh!"

"Hmm.. Terserah kau saja, sih."

Aku mengalungkan tasku di bahu lalu keluar dari Gym, disusul Futakuchi dan yang lain. Tak lupa aku juga menguncinya, mana kala ada maling lewat, hehe.

Badboy | | Futakuchi Kenji X ReadersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang