1. Forced to remember again

16 2 0
                                    

"Sial.. kenapa harus kota itu! Segalanya yang terpaksa aku tinggal dan lupakan. Semua kenangan manis namun sekaligus yang terpahit. Haruskah ku kembali dan memulai ceritaku lagi?"

Ruangan itu sangat sunyi, seakan tidak berpenghuni, padahal terdapat dua manusia di dalamnya. Yang satu terlihat bingung, dan yang satu terlihat tercekat, entah apa yang berada di pikirannya. Jam dinding masih berdecak, menandakan waktu masih berjalan, namun untuk vian waktu terasa terhenti, tepat setelah ia mendengar nama kota itu.

"Jadi bagaimana vi? Aku percayakan semuanya kepadamu" wahyu memecahkan keheningan, namun yang di ajak berbicara masih tidak bergeming, tampak dingin dan kosong. 

"Aku tak bisa meneruskannya, namun aku juga tidak bisa langsung menutup cafe itu begitu saja, ada pekerja yang sama susahnya dengan keadaanku sekarang. Dan aku tahu bahwa cafe itu akan hidup jika dikelola oleh orang yang tepat. " Kedua pria itu tampak sangat serius.

Vian mulai mengangkat wajahnya, namun belum juga menjawab pertanyaan wahyu, ia hanya menatap wahyu, namun sedikit pada pikirannya ada pertimbangan juga.

"Aku tidak meminta kamu langsung membeli cafe itu, tapi aku juga tidak bisa menutupnya.  Aku tidak meminta uang darimu, hanya itu saja permintaanku, meneruskannya.. aku tid.."

"Aku beli." Belum selesai wahyu berbicara, vian sudah memotong perkataanya yang sekaligus membuat wahyu terkejut. Seorang vian yang selalu menghindar jika di minta kembali ke kota tempat mereka berkuliah dulu, kota yang pernah menjadi bahagia vian, namun sekarang menjadi sedih vian yang paling mendalam.

"Yakinkah kamu? Wanda.."

Vian yang awalnya terlihat hangat didepan sahabatnya dalam sekejap menjadi bermuka dingin setelah mendengar nama yang wahyu sebutkan. Belum cukup dengan nama kota itu, kini ia mendengar nama yang sangat amat vian ingin hapus dari memorinya, namun sekaligus nama yang sangat amat ia rindukan

"Wanda siapa? Oh iya, aku terima keputusan ini karena memang kebetulan aku lelah bekerja di Singapura lagi. Aku memang berencana untuk membuka bisnis usaha sendiri disini. Suatu kebetulan, jadi aku tidak perlu repot mempersiapkan lagi, cukup melanjutkannya.. kalau begitu aku pamit, transaksi kita bicarakan besok, aku ada urusan." Vian menepuk pundak Wahyu, kemudian pergi meninggalkannya sendiran, tidak memberikan kesempatan wahyu untuk membalas perkataannya.

Wahyu melihat kepergian vian dengan helaan nafas panjang, ia tahu seberapa sakitnya vian saat ia mendengar nama yang wahyu sebutkan tadi. Namun yang lebih membuat wahyu bingung adalah bahwa vian setuju dengan penawarannya, padahal wahyu sudah yakin 100% bahwa tawaran tersebut akan di tolak vian.

Wahyu juga sedih, melihat vian yang sudah 7 tahun lamanya berusaha untuk melupakan segalanya tentang kota itu, dan wanda... seseorang yang dulunya sangat spesial bagi vian, namun takdir mengambilnya dari vian. 7 tahun lamanya vian mencoba menghapus semuanya, dan sekarang ia harus kembali, untuk membuat ceritanya sendiri, dan meninggalkan masa lalu di belakangnya.

.....

'Kenapa? Bagaimana bisa aku kembali, apakah ini keputusan yang tepat?'

Alis Vian menyatu, menandakan bahwa ia sedang berfikir keras mengenai keputusan mendadaknya siang tadi bersama Wahyu.

'Tapi sepertinya tidak apa, waktu sudah berlalu cukup lama, pasti semuanya sudah baik-baik saja. Kota itu luas, sangat kecil kemungkinan untuk bertemu dengannya.'

Benak vian sedang saling berdebat, apakah keputusan yang ia buat adalah tepat. Apakah benar semuanya sudah berubah, atau hanya vian sendiri yang berputar-putar pada masa lalu? Untuk sekarang, vian tidak bisa mundur kembali, keputusan yang ia ambil dengan cepat, tanpa pemikiran panjang ini akan kembali membawa ke tempat yang ia rindukan. Takdir yang membuat vian terpaksa melupakan tempat itu beserta kenangan di dalamnya, tapi siapa sangka takdir juga yang membawanya kembali ke sana.

Yang membuat vian terombang ambing adalah wajah itu.. wajah yang dulu selalu menghiasi hari-harinya. Tempat itu dan wajah itu, adalah satu kesatuan bagi vian. Jauh di dalam hati, ia berharap dengan kembalinya ia ke tempat itu dapat pula membawanya kembali bersama dengan wanita bernama 'wanda' itu pula. Namun realita menampar keras wajah vian dan membawanya pada kesadaran, bahwa ia tidak dapat lagi bersama dengan wanita itu.

Wanda.. nama yang cantik, tak hanya namanya saja yang cantik, namun parasnya juga. Wanita yang dengan susah payah ia lupakan, namun hanya dengan mendengar namanya saja membuat usaha itu menjadi sia- sia.

'Tidak apa.. jika bertemu pun, aku tetap akan berpura- pura tidak mengenalinya. Ini semua demi kebaikan bersama'

Dengan membulatkan tekad, ia akan menuju ke tempat itu.. tempat yang sudah selama 7 tahun ini selalu ia hindari...

-end of part 1

Ehhh penasaran ga siih sama sosok si "Wanda" inii??

Tunggu next partnya yaaa~

The Eternal MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang