"Kau mau berkencan denganku?""Kencan??" Kaget Mark tak percaya dengan ucapan Haechan.
"Ka-kau serius?"
Haechan hanya mengangguk pelan, membuat Mark tak dapat membendung senyum lebarnya. Hell! Haechan mengajaknya berkencan! Ya pasti dia mau!
Namun, yang tak pemuda tampan itu tahu, Haechan diam-diam meraih pisau lipat dari belakang saku celananya.
"Ya pasti mau! Mana mungkin ku tolak" Seru Mark heboh dengan wajah berbinar, sangat terlihat pemuda itu begitu senang dengan tawaran Haechan.
"Lalu apa yang akan kau lakukan setelah ini?"
Mark menyerengit mendengar pertanyaan Haechan namun tak lama pemuda tampan itu tersenyum lebar. "Apalagi? Aku akan terus bersamamu"
Haechan mendengus sinis, menatap dingin wajah bahagia Mark sembari membuka mata pisaunya, membuat benda berbahaya itu berkilat tajam dibalik punggungnya.
"Ok, akan ku buat kau terus bersamaku"
Benar, sama saja... Semuanya sama, tak terkecuali Mark.. Dan dia harus melukainya sebelum ia yang terluka.
Kedua mata indah itu berkilat tajam dibalik surai madunya, Haechan genggam erat gagang pisaunya dengan bibir yang mulai berhitung tanpa suara, bersiap menusuk Mark.
... Tiga... Dua.. Sa-
"Tapi aku tidak bisa berkencan denganmu sekarang.."
Hitungan Haechan terhenti kala suara Mark terdengar, ia tatap si tampan dan bersuara rendah "Kenapa? Bukannya kau menyukaiku?"
"Aku menyukaimu, cinta malah! Hanya.." Mark menghela napas panjang dan kembali melanjutkan. ".. Aku tahu kau tidak menyukaiku.."
"Apa itu masalah untukmu?"
Mark mengangguk kecil lalu menatap Haechan dalam. Betapa sangat ia menyukaiku pemuda manis didepannya ini, namun Mark tahu Haechan sama sekali tak menyukainya. Ya, Mark harap belum bukan tidak.
"Hm, Aku tak ingin kau terpaksa bersamaku.. Lagipula sudah kukatakan sebelumnya, aku sama sekali tak mengharapkan apapun darimu.."
"....Aku hanya ingin melihatmu" Lanjut Mark dengan senyum tulusnya.
Haechan tertegun. Dengan jantungnya yang perlahan berdetak cepat, membuat dadanya terasa sesak. Ia tatap Mark dengan sorot skeptis, namun lagi-lagi detak jantungnya makin keras kala yang ia temukan hanya ketulusan di kedua mata kelamnya.
Kenapa? Kenapa pemuda itu tak menginginkan apa-apa darinya? Bukannya semua cinta meminta imbalan?
"Kenapa?" Tanyanya lirih.
"Aku ingin kau bahagia dan tak ada alasan lain-"
"Tak ada alasan lain?" Dengus Haechan memotong ucapan Mark, sedangkan Mark hanya mengangguk yakin.
Tanpa diduga pemuda manis itu tertawa, tawa kecil yang terdengar cukup berbahaya. "Tak ada alasan lain katamu? Hahaha.."
"Iya" Jawab Mark membuat tawa Haechan terhenti dengan sorot murka, dan secara tiba-tiba Haechan lempar pisaunya dengan kuat kewajah Mark.
Sreet... Tak!
Mark tercengang dengan wajah memucat kala benda tajam itu melewati sisi wajahnya dengan cepat, hampir menusuk pipinya.
Ia lirik pisau yang berdiri tegak menancap dipintu dan menelan ludah. Dia bahkan sama sekali tak dapat melihat pergerakan Haechan kala benda tajam itu terlempar, Haechan benar-benar berbahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sour Candy | MarkHyuck☑
FanfictionMark Lee, seorang pemuda biasa yang hanya hidup untuk musik tanpa tertarik dengan hal lain, termasuk cinta. Namun siapa sangka jika tawa seorang pemuda diseberang jalan mampu membuat jantungnya berdebar kencang. Jadi, apa ini cinta? ..... Yang Ma...