Haechan memasukkan kedua tangannya dalam saku hoodie, melihat tak nyaman sekelilingnya yang penuh dengan kerumunan orang juga stand makanan. Begitu ramai juga berisik, membuat Haechan ingin pergi.
Sedangkan Mark masih sibuk dengan ponselnya. Pemuda tampan itu melirik Haechan sejenak dan menghela napas, menyadari ketidaknyamanan Haechan.
Sebenarnya dia sendiri tak menyangka acaranya bisa seramai ini, karena memang ketiga sahabatnya bilang ini hanya festival kecil biasa, jadi harusnya tak terlalu ramai. Mark jadi merasa bersalah memaksa Haechan datang, padahal pemuda tampan itu tahu Haechan tak menyukai tempat ramai seperti ini.
"Maaf Haechan-ah, aku tidak tahu akan seramai ini"
Haechan berpaling, melihat Mark sejenak dan refleks mundur menghindari segerombolan remaja yang berlarian didepannya. "Bisa kita pergi dari sini"
"Ah iya.. Ayo kita kebelakang panggung, disana pasti lebih sepi" Ajak Mark sembari mengangkat tas gitarnya.
Keduanya beranjak pergi dengan Mark yang setia berjalan disisi Haechan, memperhatikan si manis dengan senyum tipisnya.
Walau terlihat jelas jika si manis sangat tidak ingin ada disini, tapi dia tetap memilih tinggal dan tidak pergi begitu saja. Itu artinya, Haechan masih menghargai ajakannya dan tentu dirinya.
Benar dugaannya, Haechan itu malaikat.
........
"Yo Mark, disini!" Lambai Lucas heboh dari belakang panggung, bahkan pemuda bongsor itu sampai meloncat-loncat membuat beberapa orang melihatnya aneh.
Mark mendengus melihat tingkah Lucas, kenapa orang aneh ini bisa jadi sahabatnya. "Berisik bodoh"
"Apa kau tidak berkaca hari ini? Ingat, kau juga bodoh!" Mark hanya memutar bola matanya acuh mendengar ocehan Lucas.
"Hm? Siapa dia?" Tunjuk Lucas pada Haechan yang berdiri disisi Mark. "Ah! Kau si Cin- maksud ku Haechan?" Tanyanya heboh dengan senyum lebar.
Ini pertama kalinya ia melihat Haechan secara langsung dan damn! Ternyata memang secantik itu, pantas sahabatnya ini tergila-gila. Ah~ harusnya dulu dia saja yang dengar tawa Haechan duluan.
"Hai, aku Wong Yukhei. Tapi pangil aku Lucas" Seru Lucas sembari menyodorkan tangannya antusias, sedangkan Haechan hanya diam melirik senyum lebar si bongsor.
Lucas menyerengit kala jabatan tangannya tak disambut, pemuda tinggi itu kembali menatap Haechan dengan senyumnya. "Kalau tak mau panggil Lucas tak apa, panggil aku sayang saja" Ucapnya diakhir dengan kedipan mata.
"Brengsek, apa maksud mu!" Sewot Mark sembari menepis tangan Lucas kasar, membuat si bongsor tertawa keras.
"Haechan-ah jangan dengarkan si brengsek satu ini" Tunjuk Mark pada Lucas yang masih tertawa. "Hm.. Kau haus? Mau kubelikan minuman?" Tanya Mark cepat guna mengalihkan pembicaraan, bisa gawat kalau sampai Haechan tertarik pada Lucas.
"Yo Mark, kau sudah datang.." Ketiganya menoleh, melihat Xiaojun dan Hendery yang berjalan mendekati mereka dengan membawa sedus kecil minuman.
Sebelah alis Xiaojun terangkat saat melihat pemuda asing berhoodie hitam disisi Mark. "Kau Haechan ya? Hallo, aku Xiaojun" Ucapnya dengan senyum kecil.
Namun lagi-lagi Haechan tetap pasif, hanya diam melirik Xiaojun dan justru makin memasukkan tangannya, seakan menolak berinteraksi dengan mereka.
"Oh Haechan-ah! Apa kabar? Wah.. Kau jadi lebih tinggi dari terakhir kali kita bertemu" Seru Hendery antusias karena memang kali terakhir dia bertemu dengan Haechan sekitar dua tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sour Candy | MarkHyuck☑
Fiksi PenggemarMark Lee, seorang pemuda biasa yang hanya hidup untuk musik tanpa tertarik dengan hal lain, termasuk cinta. Namun siapa sangka jika tawa seorang pemuda diseberang jalan mampu membuat jantungnya berdebar kencang. Jadi, apa ini cinta? ..... Yang Ma...