7

51.1K 7.1K 1.4K
                                    


Mark membuka matanya perlahan dan meringis merasakan sakit yang luar biasa dibahunya juga pening dikepalanya. Mengedip beberapa kali untuk kembali mendapatkan fokus dan melihat sekelilingnya.

Gang, dia sekarang berada disebuah gang yang cukup sempit dan gelap. Dengan memegang kepalanya yang berdenyut sakit, Mark bangkit perlahan.
Pemuda tampan itu kembali meringis dan mencoba mengingat apa yang terjadi.

Benar, tadi pulang sekolah dia mengejar Haechan- matanya terbelalak kala ia ingat apa yang terjadi.

"Haechan!" Dia harus segera mencari Haechan, apapun yang terjadi.

Matanya kembali melihat sekeliling dan terpaku pada sebuah balok kayu yang cukup panjang tergeletak diujung gang. Dengan bersusah payah dia melangkah, mengambil balok kayu itu dan terdiam kala mendengar suara perkelahian.

Mark percepat langkahnya dan mematung melihat pemandangan didepan. Disana, di ujung gang yang merupakan taman yang terbengkalai ada sosok Haechan yang dikepung 5 orang pemuda asing.

Tidak. Mark terdiam bukan karena Haechan yang dihajar habis-habisan atau Haechan yang terkapar tak berdaya, bukan karena itu. Tapi karena ia tertegun, tertegun melihat bagaimana lihainya gerakan Haechan menghajar mereka satu persatu. Terlihat sangat keren, hingga ia hanya bisa diam terkagum.

Haechan jatuh dan langsung berjongkok kala seorang pemuda berhasil menendang perutnya. Wajah manisnya mendongak, melirik lawannya satu persatu. Ada 5 orang, apa dia bisa?

Pemuda manis itu meludah kasar dan diam-diam meraup pasir dalam genggamnya. Ok, kita lihat sampai mana kemampuannya.

Tanpa peringatan Haechan lempar pasir dalam tangannya dengan brutal, hingga mengenai mata tiga orang lawan dan membuat mereka menjerit perih kala bulir-bulir pasir melukai kedua mata mereka.

Tak menyia-nyiakan kesempatan, Haechan langsung bangkit dan menendang dada pemuda yang masih kesakitan didepannya dengan kuat. Kedua mata Haechan melirik lawan yang hendak menyerangnya dari belakang dan ia langsung menghindar dengan gesit.

Pemuda manis itu langsung menyikut keras wajah lawan yang kembali berniat menyerangnya dari belakang hingga ia terjungkal jatuh dengan hidung yang berdarah. Haechan kembali melirik lawannya yang mulai bangkit. Merasa terlalu mustahil untuk mengalahkan mereka sekaligus, Haechan diam-diam meraih pisau lipat yang selalu setia berada disaku celananya.

Dengan satu hembusan napas Haechan berlari bersamaan dengan seorang lawan yang juga mulai menyerangnya. Secara tiba-tiba ia angkat pisau itu dan langsung menusuk bahu lawan hingga pemuda asing itu mengerang kesakitan.

"Arrghhh!!"

Dicabutnya asal pisau itu dari daging si lawan lalu menendang perutnya hingga dia terjatuh, Haechan langsung mengelak kala sebuah pukulan terarah padanya.

Dengan napas yang berat, ia genggam erat pisau yang masih menetaskan darah itu dan kembali maju, menyerang dengan membabi buta dan menghindar dengan begitu gesit.

Sampai hanya tersisa sang ketua, Haechan lempar pisau kesayangan itu hingga mengenai sisi lengannya. Dan saat sang ketua lengah karena luka di lengannya, Haechan berlari lalu melompat tinggi dengan pijakan tubuh lawan dan menendang keras wajah sang ketua dengan lututnya.

"Artgghhh" Jeritnya pilu merasakan tulang hidungnya yang bergeser akibat tendangan Haechan.

Haechan terjatuh dengan napas yang memburu. Pemuda manis itu bangkit, melihat para lawan yang terkapar bersimbah darah karena serangannya. Matanya kembali melirik mereka satu persatu. 1,2,3,4.... 4! Matanya membulat, hanya ada 4 orang! Seharusnya 5!

Sour Candy | MarkHyuck☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang