Bukan Temen Quinn

66 13 1
                                    

Tipe-tipe manusia yang nggak akan Quinn temenin adalah sebagai berikut :

1. "Kritik harus disertai saran, Qaqa!"

2. "Kritik jangan hal jeleknya aja dongs, hal baiknya juga!"

3. "Kalo mau kritik, ke orangnya langsong aja, Qaqa. Biar clear!"

4. (Paporit Quinn) "Sok mengkritik, EMANGNYA LO BISA KAYAK DIA?!?!?!"

🌻🌻🌻

Biar Quinn bahas dari awal-awal-awal-awal buanget, alasan mengapa tipe manusia di atas akam masuk daftar black list di dalam pertemanan Quinn.

🌻🌻🌻

1. Kritik itu kudu, mesti, harus, wajib pakai saran.

Pertama, apa itu kritik?

Kritik, adalah proses analisis dan evaluasi terhadap sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan.

Apakah kritik butuh saran?

Well, yes. But actually NO!

Sejatinya Kritik sendiri sudah mengandung solusi tentang apa yang harus diperhatikan, dan apa yang mesti dilakukan untuk memperbaikinya. Namanya juga MEMBANTU MEMPERBAIKI PEKERJAAN, 'kan?

Kritik tentang cerita yang tidak logis, berarti solusinya adalah buat jadi logis. Coba pakai akal sehat!

Kritik mengatakan ada plothole yang harus ditambal, ya solusinya tambal plothole tersebut!

Kritik mengatakan alur terlalu cepat atau lambat, solusinya adalah perbaiki tempo alurnya!

Kadang aku heran, padahal sejelas itu, apa lagi yang harus dikasi saran? Apa yang membuat mereka begitu kebingungan? Oh, atau mungkin maksud mereka saran itu adalah.

"Kasi tau bagaimana caranya supaya cerita yang dikritik itu logis?"

"Kasi tau bagaimana cara nambal plothole di cerita tersebut?"

"Kasi tau bagaimana cara supaya alurnya pas?"

Ya semua pertanyaan itu tugas penulis buat jawab, dong! Karena itu cerita dia, dia yang tau seluk-beluknya, dia yang paling paham gimana cara memperbaikinya. Kritikus itu tugasnya cuma MEMBANTU MEMPERBAIKI bukannya ngerombak cerita kelean juga! Males gila! (Eh, mau sih, asal berani bayar gede hueheheh)

2. Kritik hal baiknya juga???

Gini ya ... misalnya sepiring telor ceplok dengan kematangan pas, kerenyahan pas, diameter lingkarannya pas. Pokoknya sempurna tanpa cacat deh ye ....

APA LAGI YANG KUDU DIPERBAIKI!!!!!

masa mau dibilang ... "Ini matengnya terlalu pas banget, bisa dibuat jadi agak mentah dikit?"

Atau. "Diameternya kok bagus ya, bisa dimencongin dikit, gak? Biar enak aja gitu."

Atau malah. "Hmm, renyahnya pas banget. Mungkin bisa agak dialotin dikit?"

Intinya ya, Anak-anakku tercinta. Untuk apa mengkritik atau memperbaiki hal yang udah BENAR. Untuk apa??? Apa alasannya??? Katakan!

Lantas, apa namanya kalau mau mengomentari hal baik dari sebuah karya? Apa hayoooo? Ya PUJIAN dong, bukan Kritik lage namanya!

3. Kalau mau kritik langsung lewat orangnya aja!

Mohon maap, nih, Anak Manis, yang harus dieman-eman, yang harus dijaga perasaannya, yang halus nan lembut banget hatinya sehingga gak bisa menerima kenyataan pahit. (Oke...sarkasnya berlebihan)

Kritik itu sifatnya PUBLIK, ya ...

Kecuali kalau si empunya karya mengirim karyanya secara pribadi ke orang tertentu untuk dikritik. Maka si krtikus pun harus menjawabnya secara pribadi juga. (Nah, loh ... Paham gak tuh?)

Ya kalau si empunya karya udah memublikasikan karyanya ke PUBLIK. Artinya siap menerima kritik dari PUBLIK!!! (Bagian mananya sih yang susah dipahami?)

4. EMANGNYA LO BISA KAYAK DIA?!?!

Dengar omongan tante Quinn baik-baik yah ... Kritik bisa dilakukan oleh AMATIR dan profesional. Semua orang bebas mengkritik sesuatu sebagai wujud apresiasi.

Nggak harus jadi Chef untuk mengatakan masakan emak kalian keasinan.

Nggak harus jadi pelukis untuk mengatakan temen kalian ngewarnain keluar garis.

Nggak harus jadi novelis untuk mengatakan kalau sebuah novel itu ada adegan nggak masuk akalnya.

(Akhirnya kesebut juga alasan adanya bab ini hahahaha)

🌻🌻🌻

Sebenarnya Quinn tidak mau bahas ini, tapi akhirnya bahas juga. Yah, apa boleh baut, kan?
Sekarang coba deh kalian pahami. Bukan malah Paha, Mi!

Idih garing banget ....

Whats Inside the Quinn's MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang