RyBL. 03

42 9 4
                                    

Agustus, 2017.


Nabilaa jatuh pada pesona Bagas dalam satu detik. Ketika semua orang yang ada dalam kelas sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, Nabila tidak sengaja menolehkan kepalanya ke arah kiri. Di seberangnya, ada Bagas yang tengah tertawa lebar. Kedua sudut bibirnya mengembang dengan sempurna. Membuat mata itu menyipit.


Nabila ... terpaku. Ditatapanya dengan tatapan memuja saat menatap Bagas. Laki-laki itu ... tampan di matanya.


Asyik dengan aktivitasnya memandangi Bagas, Nabila tidak sadar jika Alsa, teman sebangkunya, sudah menatapnya dengan bingung. Namun, ketika Alsa tahu kalau Nabila memperhatikan Bagas tanpa kedip, gadis itu tersenyum jahil. Ia kemudian menyikut lengan Nabila.


Ketika lengannya disikut, Nabila mengerjap. Jantungnya sudah berdebar tidak normal di dalam sana. Ia tertangkap basah sedang memperhatikan Bagas oleh ... Alsa. Ya, sudah pasti Alsa yang menjadi pelakunya.


"Kedip, kali, Bil. Gak akan peka itu orang kalau lo pandangin terus," ucap Alsa dengan nada yang menggoda pada Nabila.


Nabila langsung salah tingkah. Gadis itu menunduk dan menatap bukunya yang sudah terdapat banyak tulisan di sana. Ia sedang mengerjakan tugas sebenarnya, hanya saja karena tawa dari bangku seberang, membuatnya menjadi menoleh dan terpaku. Ia malah terpesona akan tawa Bagas. Huh! Menyebalkan! Apalagi harus tertangkap basah oleh Alsa, temannya sendiri, sudah pasti saat ini ia sangat malu.


"A-apaan, sih, Al!"


Alsa tertawa renyah. "Dih, salah tingkah, dih!"


"Al! Udah, deh!"


Alsa kembali tertawa. Kemudian, gadis itu mengeluarkan gawai dari kolong meja. Ia sodorkan gawai itu pada Nabila. Menaruhnya di dekat buku tulis temannya itu. Lalu, ia mendekatkan tubuhnya ke arah tubuh Nabila, dan berbisik, "Bil, gue ada kontaknya Bagas." Yang mana itu langsung ditangkap oleh Nabila sebagai godaan.


Nabila menatap gawai Alsa dengan ragu. Tidak. Ia tidak akan tergoda hanya karena kontak Bagas yang bisa ia hubungi dengan mudahnya. Namun, alih-alih meneguhkan pendiriannya, ia malah menatap Alsa dengan sedikit bingung. "Emangnya itu asli kontaknya Bagas, ya, Al?"


Alsa tertawa mendengar nada tanya dari Nabila yang tampak terdengar penuh kebingungan itu. "Bener, Bil, gak percaya banget sama gue." Gadis itu membuka kunci gawainya. Lalu, ia membuka aplikasi pesan dan mencari kontak Bagas. Ketika ada, ia menkliknya dan menujukkannya pada Nabila. "Nih, lihat sendiri!"


Nabila bisa melihat kalau di foto yang ada di profil itu adalah Bagas. Ia dengan tidak percaya menatap Alsa yang sudah tersenyum cerah sambil menaikturunkan alisnya. Sudah pasti Alsa sedang menggodanya. Dan godaan itu sangat sulit ditampik oleh Nabila yang mempunyai kelemahan iman dalam dirinya. Meresahkan!


"Lo dapet dari mana, Al?"


"Dari mana ajalah, Bil. Kepo gak lo?"


"Alsa!" pekik Nabila. Langsung menjadi pusat perhatian seisi kelas, bahkan Bagas pun menatapnya.


"Kenapa, Bil, Al?" tanya Bagas.


Nabila dengan cepat menggeleng. "Ah-anu, nggak papa kok, Gas. Biasa, Alsa, hehehe ..." Lalu dengan cepat Nabila memiringkan tubuhnya agar membelakangi Bagas. Gadis itu kemudian melotot kecil pada Alsa yang sudah terkikik geli. "Nyebelin banget, sih, Al?!"


"Gak nyebelin, gak ngangenin," sahut Alsa dengan enteng. Matanya fokus menatap layar gawainya


"Siapa juga yang bilang kalau lo itu ngangenin?" Nabila menaikkan satu alisnya.


"Ada, lah, manusia, termasuk elo."


Nabila kemudian mendengus samar. Gadis itu menyandarkan tubuhnya ke kursi. Ia ketuk-ketuk ujung pulpen ke atas meja. Menimbulkan suara yang mengganggu Alsa, padahal gadis itu sedang sibuk berselancar di sosial media. Ketika Alsa menoleh dan mendapati Nabila yang melamun, ia tahu apa yang dipikirkan temannya itu.


"Turunkan ego dan gengsi makanya, Bil. Kalau mau, ya embat aja, jangan kelamaan, nanti malah diambil orang," ujar Alsa menopang kepalanya dengan sebelah tangan yang menghadap pada Nabila. "Kalau belum dicoba, mana tahu hasilnya akan gimana. Lagian gak ada salahnya cewek selangkah lebih maju dari cowok."


Nabila menatap Alsa, lalu berkedip dua kali. "Al, boleh dicoba, deh," katanya, lalu memilin bibirnya.


Alsa tertawa dan menyodorkan gawainya pada Nabila. Membiarkan temannya itu menyalin nomor Bagas ke gawai milik gadis itu sendiri.


Nabila menahan senyumnya yang sudah di ujung bibir. Gadis itu merasa senang karena mendapatkan nomor Bagas yang bisa ia hubungi dengan dalih menanyakan-tugas-sekolah. Tapi, ia luput menyadari kalau semakin lama ia mendekati Bagas, maka semakin besar perasaannya untuk lelaki itu.


Niat awal hanya ingin mencoba, lama-kelamaan menjadi candu.

><

Italic itu artinya flashback, di atas juga aku udah kasih keterangan waktu nya ya^^

Thanks for reading🍓

Indramayu, 13 Des 20

Rasa yang Berujung Lara (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang