BAGIAN - 20

82 3 0
                                    

Happy Reading

Setelah sudah menangis hingga mungkin kesulitan untuk menangis lagi wkwk.

"Ra,"

"Lo tadi sama Galih beneran ga terjadi apa-apa?" tanya Molly.

"Kan udah gue bilang. Tadi gue lagi bantu Galih duduk." ucap Ara sedang bermain ponsel.

"Beneran nih?" goda Molly.

"Apaan si, orang beneran." rajuk Ara.

"Oyaa...?" goda Molly lagi.

"Aish, udah ah." ucap Ara.

"Iya iyaa," ucap Molly terkekeh melihat pipi Ara yang sudah memerah tomat.

"Kata lo, lo mau cerita, cerita apa?" tanya Ara.

"Udah malam gue ceritain besok ya," ucap Molly sambil menaruh ponsel di nakas, dan membaringkan tubuhnya membelakangi Ara.

Ara bingung dengan perubahan ekspresi Molly saat dirinya menanyakannya.

"Kenapa Liy?" tanya Ara dengan memegang bahu Molly.

Hiks hiks

"Liy, lo nangis?" tanya Ara memastikan.

"Liy," panggil lagi dengan menarik bahu Molly, dan Molly pun berbalik dengan air mata mengalir.

Ara melihat itu langsung mendudukkan Molly, dan memeluknya.

"Lo kenapa, Liy?"

Molly mengeratkan pelukannya, dan menangis sejadi-jadinya.

"Omma, Appa, Ra,,, hiks," ucap Molly.

"Omma, Appa kenapa?" ucap Ara risau.

"Mereka,,, mereka ingin bercerai," Ara pun terkejut mendengarnya.

"Gue bingung harus pilih di antara mereka, gue gak mau mereka pisah Hiks,"

Ara mengerti dengan dengan posisi Molly saat ini. Jika Ara di posisinya mungkin ia juga akan melakukan hal yang sama.

"Makanya gue menjauh Ra.."

Seminggu kemudian

Ara dan Molly sudah siap dengan serangamnya kini mereka berangkat sekolah bersama menggunakan bus.

Molly masih menginap di rumah Ara, karena jika ia pulang kerumah Omma dan Appanya akan bercerai, dan Molly mau tak mau harus memilih salah satu di antara mereka. Itulah yang tak ingin Molly inginkan.
--
Setiap berangkat sekolah Paman Sam ingin mengantarkan Ara sekolah namun di larang, karena takut jika indentitasnya akan terbongkar. Jadi apa boleh buat Paman Sam hanya bisa menurut dengan Nona mudanya.

Saat di sekolah, sudah ada Galih yang duduk di bangkunya, dengan keadaan sudah membaik di dampingi Juno dan Dio.

Ara dan Molly pun duduk di bangkunya masing-masing, setelah Molly menaruh tasnya ke dalam laci lalu berpindah menuju tempat Ara, yang di belakangnya adalah tempat Galih.

"Udah mulai berangkat nih?" Tanya Molly.

"Ya udah lah, lo gak liat dia udah berangkat?" Pekik Dio dengan sinis.

"Biasa aja kali, lagian gue gak nanya sama lo hih," sinis Molly.

Krinkkk krinkkk
(Bell masuk berbunyi)

Semua siswa duduk di bangku masing-masing, Juno dan Dio pun keluar ke kelasnya.

Pelajaran pun dimulai, Di saat pertengahan jam semua tertuju pada guru yang yang sedang menerangkan. Di sela-sela itu Dio datang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Moon's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang