Nahee memasuki perusahaannya setelah beberapa saat lalu Renjun memberitahukan bahwa kantor terjadi kerusuhan di ruangannya. Renjun membuka pintu ruangan dan hanya menggeleng saat Nahee menatapnya bertanya. Sesampainya di dalam darah berceceran disana membuat Nahee melirik noda itu jengah "Lee Jeno ! Dimana lo!" Ucapnya setelah duduk di kursinya kemudian keluarlah Jeno dari bilik kamar mandi dengan penampilan yg berantakan dan jangan lupakan noda darah di kemejanya itu.
Nahee membuka pintu ruangan meeting setelah Jeno menceritakan kejadian secara runtut, ia mendapati Doyoung dengan penampilan miris sedangkan Lay hanya terdapat beberapa lebam disana. Ia duduk di pertengahan menatap kedua manusia di sampingnya dengan jengah "pencemaran nama baik. kenapa nggak kamu bunuh sekalian dia." Ucap Nahee membuat Lay menatapnya dengan girang sementara Doyoung menyeka darah yg tak kunjung henti mengalir itu. Nahee yg mengetahui tujuan Doyoung, tanpa basa basi ia langsung meminta Renjun untuk memberikan seluruh saham miliknya dan ia langsung menarik Lay keluar meningalkan Doyoung yg tampak terkejut itu.
Nahee mengompres lebam yg ada di sudut bibir Lay "Seberapa jauh kau melakukan hal itu dengannya?" Ucap Lay membuat Nahee menghentikan aktifitasnya kemudian tertawa dengan pertanyaan Lay yg terhasut oleh mantannya itu. Renjun mengetuk pintu memberikan semua berkas yg ia minta "Renjun, gw tanya sama lo. Apa gw pernah ngelakuin hal² yg di tuduhin Doyoung tadi siang?" Ucapnya membuat Renjun dan Jeno yg entah datang sejak kapan itu tertawa terbahak kemudian menggeleng "jangankan begituan, punya waktu berdua aja nggak pernah anjir." Ucap Renjun yg mendapatkan anggukan dari Jeno dan Lay yg ikut tersenyum merkah.
💍
Nahee selesai dengan berkas² dadakannya dan tak menyadari bahwa hari sudah gelap dan melupakan pria yg sedaritadi menunggu di hadapannya. Ia tersenyum mendapati Lay yg tertidur dengan tangannya sebagai sandaran, Nahee tersenyum sekilas kemudian menempelkan telapak tangannya dengan Lay dan ia baru menyadari cincin yg tersemat manis di jarinya itu. "Maafkan aku." Ucapnya membuat air mata turun perlahan namun ia langsung menyeka kemudian menyusul tunangannya ke alam mimpi.
Matahari menyoroti pasangan yg terlelap di meja kerja yg membuat sang pria terusik namun berbeda dengan sang wanita ia terlelap tanpa memperdulikan sinar yg masuk itu. Senyum Lay terpatri dengan manis saat ia bangun menyadari tangan tunangannya bertaut dengannya, ia mengeluarkan ponselnya memotret kelangkaan ini dan mengirimkannya kepada ortu nya kemudian bangkit dari duduknya setelah mengecup sekilas tangan tunangannya. Lay keluar dari perusahaan setelah ia berpesan kepada Renjun bahwa tak ada yg boleh masuk ke ruangan Nahee sebelum ia kembali dan hanya di angguk i olehnya kemudian melanjutkan berkas² yg Nahee selesaikan semalaman.
Nahee terbangun dari tidurnya karena kebisingan yg di timbulkan didepan ruangannya, saat ia meregangkan badannya kemudian note jatuh dari tangannya dan sudah di pastikan itu pesan dari Lay. Nahee membuka ruangannya "hei!! Kenapa ribut² di sini hahh !!" Ucapnya membuat semua terdiam dan sedetik kemudian wanita paru baya yg sedaritadi berteriak itu menghampirinya dan hendak memberikan tamparan kepadanya sepersekian detik ia menutup mata tak terjadi apapun, ia perlahan membuka mata dan betapa terkejutnya ia saat mendapati Jaemin menahan tangan wanita itu. Jaemin menyuruh Jeno dan beberapa security agar menyeret wanita itu keluar namun Nahee bergumam di dalam pelukannya mengatakan bahwa ia harus membicarakan masalah ini.
💍
Dengan sangat terpaksa Jaemin meninggalkannya bersama dengan wanita gila itu setelah apa yg dilakukan barusan. "Kembalikan seluruh harta kami yg kau curi !!" Ucapnya membuat Nahee memyemburkan kembali teh yg barusan ia seruput "hahaha, bukankah kemarin anda berkata tak sudi mendapatkan saham dari kim's crop ? Itulah buah yg kau petik dari kesombonganmu." Ucap Nahee membuat wanita itu tak percaya akan apa yg ia lihat saat ini dan ia baru nenyadari bahwa pria yg mencekalnya tadi adalah investor terbesarnya. Wanita itu menggila memporak porandakan seluruh perabotan yg ada di hadapannya membuat Nahee muak dan langsung memanggil security untuk menyeretnya wanita itu keluar.
Tak lama setelah itu Jeno masuk memberikan sarapan untuknya tak lupa menyampaikan permintaan maaf dari Lay. "Buat lo aja lah Jen, semua berkas udah gw ttd, kalo ada meeting mendadak lo handle aja dlu. Gw masih nggak mood di kantor." Ucapnya kemudian langsung meninggalkan Jeno mencerna ucapannya dan setelah itu ia hanya bisa menghela nafas "Ck selalu gw jadi korban." Kesalnya sembari membuka sarapan pemberian itu. Sesampainya di luar Renjun menahannya di depan pintu lift membuat Nahee menaikkan sebelah alisnya bertanya "Meeting klient dari China , mereka minta bos yg menghadiri meeting kali ini. Semua keperluan lo ada disini." Ucapnya sembari mendorong Nahee kembali ke ruangannya dan buru² masuk ke kamar mandi membuat Jeno menahan tawanya.
Nahee siap dengan pakaian casualnya kemudian mengangkat telpon yg sedaritadi berdering sembati berjalan menuju ruang meeting. "Halo, iya tadi Jeno udah bilang,makan siang kamu jemput aja dari pagi sampek sekarang aku belum ketemu kamu, ini aku di depan ruang meeting malah kamu telpon yaudah angkat dulu. No problem babe." Nahee memasuki ruang meeting bersama dengan Renjun dan betapa terkejutnya ia mendapati beberapa orang berusia tua dan kehadiran adik dari mantan nya membuat Nahee menatap Renjun namun tak ada penjelasan apapun dari sekertarisnya itu.
💍
"Saya baru mengetahui CEO perusahaan ini adalah wanita secantik anda, alangkah baiknya kita makan siang bersama agar kerja sama terjalin tanpa kendala,bagaimana jika sushi bar ?." Ucapnya membuat Renjun yg hendak berbicara di tahan oleh Nahee dengan isyarat tangannya dan Nahee hanya mengiyakan. Nahee kembali ke ruangannya dengan wajah tertekuk dan Jeno yg menyadari itu langsung bergegas membereskan laptopnya agar tak menjadi bahan umpan lagi. "Ck kebiasaan deh,Renjun tolong baju yg layak buat Jeno setengah jam sebelum pertemuan Lay belum dateng lo yg gantiin." Ucap Nahee yg mendapatkan anggukan membuat Jeno hanya bisa menghela nafas lelah dengan penyamarannya.
Nahee menatap lekat jam di tangannya menunjukkan pukul 11.50 kemudian ia mengalihkan pandangannya saat Jeno mengulurkan tangannya membuat Nahee dengan lesu berdiri dan menerima uluran Jeno itu. Bersamaan dengan Jeno membuka pintu Lay masuk langsung mengangkat Nahee membuatnya melayang di udara sembari menciumnya dengan sangat menggebu kemudian mendudukannya di atas meja kerja dengan tautan yg tak terlepas. Jeno yg melihat hal itu terkejut juga terjagum dengan perilaku Lay barusan setelah itu ia buru² keluar dari ruangan mencegah Renjun yg hendak memasuki ruangan tersebut "Di dalem ada pawangnya lagi anuan." Ucap Jeno berbisik menbuat Renjun membelalakan mata dengan ucapan sahabatnya yg abgigu itu.
Lay melepaskan pangutannya kemudian mengelus rambut wanita yg sedang berusaha meraup oksigen itu membuatnya terkekeh geli. "sudah lama sekali aku merindukan ini." Ucapnya sembari mengusap bibir Nahee membuatnya langsung memukul pelan perut Lay dengan wajah yg merona itu. Nahee turun dari meja kemudian membenahi pakaiannya yg sedikit berantakan dan saat itu pula Lay mendapatkan idenya untuk membuat rencana infestor tersebut gagal. Ia mendekat ke arah Nahee yg tengah berbincang pada Renjun kemudian memberikan kiss mark di lehernya membuat Nahee menahan desahannya di depan Renjun dan ia mendapatkan tatapan tajam dari Nahee namun ia mengacukhan hal tersebut dan berpura² seolah tak melakukan apapun.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
《TBC》
KAMU SEDANG MEMBACA
my possesive husband - Zhang Yixing (SLOW UPDATE)
Fanfiction"kamu papa jodohin dan papa nggak terima penolakan" kata appa gw yg udah nggak bisadi ganggu gugat lagi keputusannya itu jaman udah kayak gini masih aja main jodoh jodohan aja dikira aku anak kecil apa hidup gw berubah 200 derajat semenjak gw tunan...