00 | Coming Soon

455 79 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Keduanya keras kepala, saling menyalahkan dan gak mau kalah. Yang pusing Woojin, kenapa dia ada di tengah-tengah permasalahan kedua temannya ini?

Jadi gini, Jihoon ketauan lagi kasih pinjam bahunya ke Tzuyu buat tidur. Iseng kan Woojin fotoin terus aduin ke Yena si mba pacar, eh lucunya, Yena nangis ke rumah Woojin minta peluk terus keciduk Jihoon yang tadinya mau ngadu juga kalau lagi marahan sama Yena.

Dan sinilah mereka bertiga, di rumah Woojin sih gak kemana-mana.

Debat.

"Aku gak selingkuh, berapa kali harus aku bilangin?!" protes Jihoon sambil mengacak kesal rambutnya, jaketnya dia buka terus di banting ke lantai. Woojin terloncat kaget.

"Terus kalo bukan selingkuh apa? Ngedua?!" sentak Yena gak mau kalah yang juga ikut-ikutan ngebanting tasnya ke lantai, kali ini Woojin lebih ngeri. Tas cewek itu berharganya selangit, selain karena tasnya yang mahal, isinya pasti barang yang lebih mahal dari tasnya.

Kalau kata Yena sih, "Harga diri elu sama lipstik gua, mahalan lipstik gua!" Woojin sakit hati digituin:(

"Please, babe, dia cuma tidur dibahu aku doang." kata Jihoon mengelak.

Yena tertawa sinin, "Doang? Gampang ye tuh mulut bacot?!"

Woojin menghela nafasnya, Yena dari tadi ngegas terus. Pas Jihoon agak lembut juga masih aja di serang pake urat, mana pedes lagi itu mulut bebeknya.

Posisinya Woojin duduk di sofa menghadap ke meja, Jihoon di kanan dan Yena di kiri berdiri berhadapan tapi kehalang meja.

Ini kalau pake adu kekuatan, kasian mejanya.

"Ngomongnya coba pelan-pelan, jangan kayak gini, Yena."

"Orang marah mana ada sih ngomongnya pelan-pelan?!"

"Ini di rumah orang ya!"

"Oh terus mau pindah ke rumah aku? Lanjut berantem di sana, mau?!"

"Ck, kamu berlebihan!"

"Berlebihan?! Heh, bocah SD yang pacaran juga kalo liat cowoknya selingkuh pasti di ajak debat!"

"Aku gak selingkuh, astaga."

"Iya, terus aja bilang kayak gitu, besoknya di ulangin lagi!"

"Hey, kamu juga tadi ngapain peluk-pelukan sama Woojin?"

Yah, Woojin kena dah. Makin pening ini kepala."

Yena melirik Woojin dulu sekilas, lalu kembali menatap tajam Jihoon.

"Aku curhat sama temen aku, salah?!"

"Woojin temen aku, sejak kapan kamu temenan sama Woojin?" sewot Jihoon membuat Woojin menatapnya tak percaya.

SuitableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang