01 | Saat Keluarga Tau

289 81 22
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Jihoon menghela nafasnya, matanya menatap amplop putih di atas meja kerjanya dengan Yena yang berdiri di depannya bergantian.

"Apa?" tanya Jihoon malas, pokoknya kalau berurusan sama mantan tuh bawaannya suka jadi malas, apalagi putusnya gak baik-baik dan Jihoon merasa di fitnah.

"Buka, abis gitu baca. Punya tangan sama mata di ciptain tuh buat dimanfaatin dengan benar, Pak." jawab Yena dengan tanpa dosanya dan Jihoon sedikit geram dengarnya.

"Ceplosin aja kenapa sih, susah?" sinis Jihoon membuat Yena mendelik.

"Saya ngundurin diri." ceplos Yena.

Lagi, Jihoon menghela nafasnya dengan berat, dia jadi takut tiba-tiba lepas kendali seperti semalam kalau kelakuan Yena kayak ngajak berantem gini. Dari semalam emosinya gak stabil, Woojin aja gak berani nanya.

"Kinerja kamu bagus, kenapa harus ngundurin diri? Saya malas cari sekretaris baru lagi." kata Jihoon mencoba sabar dan tetap harus berusaha bicara formal.

"Ada mantan pacar saya yang satu kantor disini, Pak. Mukanya nyebelin, saya takut gak konsen kerja dan ke sulut emosi. Gak lucu dong kantor Bapak, saya bakar." lancar banget itu mulut jawabnya.

Jihoon tersenyum sinis, "Takut gagal move on kali kamu mah." ledeknya yang di balas delikan mata Yena.

"Percepat coba, Pak, saya ada urusan." ucap cewek bebek itu mengalihkan pembicaraan.

"Ya udah sana keluar, saya udah gak butuh lagi." usir Jihoon dengan santainya, alisnya terangkat sebelah dan senyumnya yang dipaksakan.

Yena mendengus, "Mumpung saya udah bukan sekretaris Bapak, saya ada satu pesan lagi." katanya sambil memegang meja kerja Jihoon lalu agak mencondongkan tubuhnya, "Tolong kasih tau ke mantan saya yang namanya Park Jihoon, temen saya yang namanya Tzuyu jomblo, mau di pacarin gak? Atau kayaknya tawarin, mau tidurin dia gak? Makasih, duluan Pak." lanjutnya lalu dengan tanpa dosa berbalik jalan keluar dari ruangan Jihoon.

Jihoon tertawa keras, hanya beberapa detik lalu setelahnya menendang kecil mejanya dan berdiri dengan wajah kesalnya.

"Aish, cewek sinting!"

Lalu Jihoon kembali duduk di kursinya, tak sengaja matanya menatap si amplop putih di atas mejanya membuat cowok itu menegakkan tubuhnya lalu menunjuk kasar si amplop.

"Kurang ajar lo, mantan sialan!" umpatnya yang kemudian mengacak kasar rambutnya, gak peduli kalau sudah rapi.

Jihoon membuka jasnya, dengan sekali sentakan cowok itu melempar asal si jas.

Berkas-berkasnya yang belum dia periksa di tatap tajam lalu berjalan ke arah jendela besar yang menunjukkan pemandangan kota Jakarta yang megah, udah malas dia lanjut kerja gara-gara mood-nya ancur.

SuitableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang