CHAPTER 9

837 61 13
                                    

"Ck ya udh ikut gw klo gak mau mereka tau."

Haechan udah mikir - mikir, sebenernya dia gak mau ikut, tapi gimana dong echan kesepian, kelaparan, dan yang penting echan gak mau disidang mendadak sapa oppa - oppanya. Jadi ikutlah haechan, ia memasuki mobil lucas, dan lucas segera menyalakan mesin mobilnya dan mengendarai meninggalkan kawasan sekolah.

.

.

.

Daritadi haechan hanya memandangi pemandangan di luar selama perjalanan. Di dalamm mobil pun sangat sunyi, tidak ada suara sama sekali, radio saya tidak dinyalakan, kayak lagi di kuburan pokoknya. 

Lucas si gak masalah sama kesunyian, beda lagi sama haechan. Haechan yang dari awal udah mikir aneh - aneh tentang rumah, sekarang pikirannya nambah gara - gara suasana mobilnya kayak kuburan, kan haechan nggak suka suasananya. Selang 5 menit dari perjalanan, haechan baru sadar klo jalan yang mereka ambil nggak mengantar haechan ke rumahnya.

"Ekhem.." suara yang sedikit haechan keluarkan untuk menarik perhatian lucas, yang ditanggapi dengan lirikan sebentar oleh lucas.

"Kita mau kemana?Ini bukan jalan rumahku."ucap haechan sambil memandang lucas.

"Siapa bilang mau nganter lo pulang." jawab lucas tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan. 

"Terus kita mau kemana? Ntar klo misalnya aku dicariin sama jeno kalau nggak mark oppa aku harus jawab apa? Aku juga harus pulang ke rumah oppa."

"Makan. Gak ngurus. Lo sendiri katanya gak mau pulang."

Ini udah suasana hati haechan seneng karena mau makan, ato kesel sama jawabannya, klo nggak takut ntar pulang jam berapa. Mana gak lama ada telfon masuk dari mark oppa, emang firasat haechan gak pernah salah. Dan sekali lagi, lucas nggak ngeliat apa yang dilakukan haechan, bahkan suara telfon masuk pun tidak ia pedulikan.

"Halo, mark oppa? Ada apa menelpon?"

"Kamu dimana chan? Tadi appa menelpon, kamu belom pulang?." suara telfonnya memang tidak di speaker, tapi karena di dalem mobilnya udah kayak kuburan, suara sekecil apapun bakal kedengeran makanya lucas jadi ikut dengerin obrolan lee bersaudara itu.

"Belum oppa haechan gak berani pulang klo nggak ada oppadeul."

"Hah..(suara helaan napas mark) Terus kamu dimana?"

"Lagi di jalanan cari makan hehehe, echan laper."

"Sendirian? Makan dimana?."

"Emmm.. Nggak sendirian kok. Oppa bilangin aja ke appa kalo ditelpon lagi kalo aku lagi sama nana ato chenle ngerjain tugas kelompok makanya belom pulang. Oppa pulang jamg berapa?" tanya haechan sambil sesekali melirik kearah lucas yang menyetir.

"Km lagi sama siapa? Iya ntar oppa kasih tau klo appa nelpon lagi. Mungkin jam 7-an."

"Sama lucas oppa, oppa." jawab haechan pelan

"Lucas? Oh yaudah baik - baik ya, jangan aneh - aneh kalian."

"Ihh gak aneh - aneh kok." Setelahnya telfon berakhir. 


Gak lama setelah menelpon, mereka telah sampai di pintu masuk ke Mall. Ternyata lucas membawa haechan untuk makan di mall. Pas udah selesai parkirin mobil dan sedang berjalan ke pintu masuk, handphone haechan berbunyi lagi dan muculah tampilan layar telepon dengan nama 'appa' terpampang dilayar. Haechan yang ngeliat itu langsung mematung gak ngikutin langkah lucas lagi. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SM SHS Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang