CHAPTER 3

884 84 4
                                    


Weekend adalah hari yang sangat ditunggu – tunggu oleh sebagian besar orang. Menghabiskan waktu untuk diri sendiri merupakan daftar paling atas dalam setiap agenda orang – orang. Setidaknya itu yang orang – orang pikirkan.

Tapi berbeda untuk gadis bermarga huang ini. Tidak ada kata 'menghabiskan waktu untuk diri sendiri' dalam hidupnya setelah kejadian yang merenggut nyawa orang tuanya. Sudah dua tahun dia tinggal bersama paman dan bibinya. Tentunya ia tidak akan diperlakukan dengan baik, terutama oleh sepupunya.

Untungnya Tuhan masih sayang padanya maka paman dan bibinya memberikan tempat untuk dirinya sendiri di apartemen dekat sekolahnya. Itu bukan apartemen mahal makanya paman dan bibinya masih mau menanggung biaya sewanya. Sisanya itu urusan renjun sendiri. Dia sudah tinggal di apartemen selama dua tahun omong – omong.

Kalau sudah begitu renjun harus mencari uang sendiri untuk mencukupi kehidupannya sehari – hari. Makanya jangan heran ia jarang menghabiskan waktu dengan sahabat – sahabatnya.

Waktu saat ini sudah menunjukkan pukul 7 pagi, renjun sudah dengan pakaian rapinya dan rambut yang ia kuncir kuda, siap untuk pergi bekerja. Jadwalnya hari ini kira – kira, bekerja selama 8 jam di toko kue kecil dekat sekolahnya sampai jam 3 sore lalu ia akan bekerja sampai pukul 8 malam di minimarket dekat apartemennya.

Setelah menghabiskan waktu selama 20 menit sampailah renjun di toko kue tersebut.

'TUTUP'

Adalah kata yang menyapa renjun ketika melihat pintu toko tersebut. Memang belum dibuka, toko itu akan buka pukul delapan pagi.

Dibukanya pintu itu oleh renjun. Jangan terkejut, pintu itu tidak terkunci satu jam sebelum buka. Kalau dilihat sekarang sudah ada dua karyawan lainnya di dalam sedang membersihkan toko.

Renjun pov

Kulangkahkan kakiku ke ruang ganti karyawan, kuambil apron yang berada di dalam lokerku. Apron sederhana berwarna hitam polos tanpa ada hiasan maupun label nama dengan topi yang memiliki logo mereka. Jangan salah, karyawan yang lain juga memakai apron serupa.

Setelah memakai apron dan topi ini kulangkahkan kakiku meninggalkan ruang ganti lalu mengambil sapu dan pengki. Setelah menyapu aku melanjutkan kegiatanku dengan mengepel lantai sambil sekali – kali bercanda ria dengan kedua karyawan yang lain.

Merasa semua sudah selesai dan waktu telah menunjukkan pukul delapan, wendy eonni, manager sekaligus karyawan di sini segera membalik tulisan 'TUTUP' di pintu menjadi 'BUKA'.

Setelah itu masuklah beberapa pelanggan ke dalam toko, meskipun toko ini kecil tapi toko ini cukup terkenal apa lagi karena rasanya yang enak.

Renjun pov end

.

.

. Di Lain tempat hari yang sama

Pukul 7.15 am.

"Jaemin-ah! Bangunlah"

Setelah itu terdengar pintu kamar jaemin terbuka. Sedangkan jaemin yang disebut tadi masih bergelung di balik selimutnya.

"Nana bangunlah, katanya mau membantu eomma di cafe?"

Kalimat tersebut menyadarkan jaemin yang tadinya berniat mengabaikan eommanya. Dengan segera ia mendudukkan dirinya di atas kasur. Dari pandangannya terlihat senyum manis eommanya.

"Maafkan aku eomma~ Nana akan segera bersiap" ucap jaemin manja sambil memeluk eommanya.

"kkk lucunya anak eomma. Cepatlah bersiap sebelum appamu pergi"

SM SHS Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang