"Ayo! aku tau perutmu lapar. Jangan salah paham. Aku hanya tidak suka seseorang merengek di depan ku, tidak lebih."
"Ya ... Pada dasar nya, aku memang seperti itu. Kalau tidak ada kak Mingi aku jadi lupa makan," lirih Byeol. "Seolah aku tak bisa melakukan apapun. Biasanya Kak Wooyoung akan memberikan permen atau ice cream kalau aku membuat perkembangan. Sekarang mereka ... seandainya tak memiliki keluarga, aku tak akan keberatan untuk mati. Namun—" ucapan Byeol terpotong oleh gerakan Honjoong yang memegang perutnya. Spontan ia menampar pipi pria itu hingga memerah.
"Jangan melecehkanku! Kak Mingi akan mengebiri kalian jika berani menyentuhku."
"Aku hanya ingin tau, apa kau baik-baik saja atau masih sakit. Kau mengeluh sakit perut pada Seonghwa, kan? Mintalah obat padanya, dia masih punya sedikit persediaan. Dasar!" Hongjoong menjitak kepala gadis yang saat ini membelakangi nya dengan tangan bersendekap di depan dada, serta bibir mengerucut sebal. Byeol Memandang gelapan nya gurun yang terlihat indah dengan bintang bertabur. Pemandangan itu, sejenak membuatnya lupa akan rasa laparnya sebelum teriakan kembali menyadarkannya.
"Hongjoong ... Makanan nya sudah siap!" teriak Seonghwa.
Sejak tadi para pirate menyiapkan meja panjang di dek tengah, membuat pesta sederhana untuk memberi selamat kepada Honjoong mereka, sekaligus penobatan Kapten terbaik—katanya.
Ada sebuah kode etnik bajak laut, yang mengatakan bahwa siapapun yang gugur dan tertinggal, mereka akan ditinggalkan dalam pelayaran selanjutnya. Namun, Hongjoong masih punya niat dan keperdulian untuk tetap membawa mereka, dan membiarkan mereka mendapatkan pengobatan yang layak.
Byeol masih enggan menatap Seonghwa. Sebenarnya ia rindu sifat hangat pria itu yang mengingatkan pada dua kakak nya. Namun, ada rasa yang mengganjal dalam benaknya. Ia Cemburu.
Jujur saja. Hongjoong lebih menyayangi Seonghwa dan mendengarkan apapun perkataan pria berwajah tirus itu dibandingkan anggota lain, itu mungkin karena Seonghwa anggota tertua. Namun, sekarang Byeol merasa dirinya lebih serakah, ia ingin diperlakukan seperti Seonghwa—seandainya bisa.
Padahal, jika dipikir lagi. Byeol memang tak memiliki effort sebanyak Seonghwa yang mengurus semua kebutuhan kapal, dan menjadi tempat mengadu pada anggota. Dia benar-benar dewasa, dan pantas jika sang Kapten memberikan perhatian lebih padanya. Namun, Byeol membenci fakta itu. Dan membenci kebenaran, membuatnya sedikit membenci Seonghwa juga.
'Ck, Hong? Panggilan macam apa itu.' Byeol bergumam dalam hati. Menirukan logat Seonghwa yang dinilainya sok lembut, padahal sebelum-sebelumnya ia tak memiliki masalah apapun dengan si Anggita tertua itu. Bibir perempuan itu mengerucut kesal.
"Ayo makan!" ajak Seonghwa.
Hongjoong mengangguk, lalu menarik tangan Byeol, berjalan menuju dek tengah dimana semua telah berkumpul.
Byeol berdiri mematung, ia masih berdiri diantara Hongjoong dan Seonghwa karna tak ada kursi tersisa. Kedua maniknya berbinar, merasakan cairan hangat yang ia tahan sekuat tenaga.
Seonghwa menatap nya, tersenyum dengan begitu manis. Sial. Byeol mengakuinya kalau Seonghwa memang manis, bahkan mungkin lebih manis dari dirinya. Padahal kata Wooyoung dan Mingi, Byeol adalah anak perempuan paling manis sedunia, bahkan permen pun kalah manis dengannya.
Pemuda dengan wajah tirus itu mendorong tubuh Byeol hingga terjatuh ke pangkuan Hongjoong.
"Ke— kenapa kak?" tanya Byeol dengan terbata-bata.
"Duduk saja, kenapa kau repot?" pria manis itu meraih piring, mengambilkan makanan untuk nya. Tersenyum seolah tak memiliki beban apapun.
San bersiul menggoda, lalu mengalihkan pandang—kemana saja, asal jangan kedua manik tajam Hongjoong seolah menguliti dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Hoongjoong] PIRATE KING (End)
FantasiByeol - kembali termakan kebohongan sang kakak untuk melihat jerapah gurun. Namun nasib buruk menata perpisahan, memaksanya menjadi tawanan perompak gurun yang diketuai, Kim Hongjoong. Perjanjian sepihak di buat, agar Byeol bisa kembali pada kedua k...