Vol.3 Lagu bajak laut ⚓

57 9 0
                                    

Tengkorak terserah di lantai kayu, dengan wajah ketakutan perempuan itu menatap ke sekeliling. Rautnya pucat, gerakkannya tertahan. Ia meneguk ludah, kasar. Apa mungkin kakaknya ada di tempat seperti ini?

"Yang mana kakak mu!" bentak Jongho.

"A- aku tidak tau! Sangat mengerikan!" tangis Byeol. Jemarinya tergerak menutup wajah, dengan satu tangan menutup hidung. Aroma busuk memenuhi lorong gelap nan sunyi ini.

"Dasar lemah!" Pria itu menendang kepala-kepala yang berserakan. Sebuah Kursi mengambil atensi, sebuah kursi mewah dengan motif ukiran yang tadi ia lihat di ruang makan tadi. Mungkin saja benda itu yang digunakan untuk menyiksa korban mereka, memikirkannya saja membuat Byeol bergidik ngeri.

Byeol memejam erat. Di hadapannya tergolek puluhan kepala, mulai dari yang masih memucat, membusuk hingga kering dan hanya tersisa tengkorak. Perut terasa mual, kepalanya seolah berputar, berdenyut nyeri.

"Sudahlah!" Gadis itu menangis, berlari keluar ruangan dengan tergesa. Ia yakin tak ada kedua kakaknya di ruangan itu. Namun, cincin yang melekat di jemarinya benar-benar sama dengan cincin yang Mingi berikan, sebuah cincin yang hanya ada dua di dunia ini.

"Hwekk...." Byeol memuntahkan seluruh isi perutnya di sisi kapal. Kepala terasa pening, perasaan hancur dan kecewa.

Hongjoong berdeham, menyambut kedatangan Byeol di dek atas. "Aku menagih janji ku!"

Gadis itu menoleh pelan, mendongak menatap pria yang tersenyum begitu manis. Berbeda dari bajak laut menyeramkan yang dulu terpikir olehnya, pria itu cukup tampan ketika dilihat dari dekat.

"Tapi kakakku tidak ada disana!" gadis itu menunduk. Seonghwa yang baru bergabung berjongkok menyamakan diri dengan si perempuan yang terduduk lemas. Pria dengan hati lembut itu tergerak, melihat wajah pucat dan mata berbinar penuh harap Byeol.

"Aku tidak mau tau!" ujar Hongjoong.

Hongjoong menghunuskan pendang, bersiap menebas leher Byeol, menatap tajam tanpa secercah cahaya dalam manik gelap nya.

"A- aku punya cincin," Byeol melepas kedua cincin itu, "Tapi tolong, kembalikan aku pada kakakku!"

Hongjoong mengalihkan pandangan jengah. Sedikit terkekeh. Cincin mainan seperti itu, mau diletakan dimana? Kapalnya sudah cukup penuh dengan harta jarahan. Bahkan semua jari tangan dan kaki nya telah memakai cincin mahal, dan gadis itu mau membayar hutang dengan cincin murahan?

"Ini cincin raja Hades. Kata kak Wooyoung, didunia ini hanya ada satu. Tapi kak MinGi memecah permata dan membuat ulang cincin itu menjadi tiga cincin untuk kami pakai. Mungkin dua cincin akan cukup untuk membuatmu kuat," Byeol kembali mendongak, menagkupkan tangan, memohon dengan sepenuh hati sambil mengangguk meminta persetujuan.

"Tidak! Aku tidak butuh Mainan seperti itu! Kau akan ku jadikan makanan keledai kalau sampai tak membayar hutang!" kesal Hongjoong seraya berjalan pergi.

"Memangnya sehebat apa kakak mu itu sampai mendapatkan cincin Hades. Kak Seonghwa Cepat periksa cincin itu," Yeosang berucap seraya berjalan mendekat.

Seonghwa meraih tangan Byeol, lalu menarik cincin itu keluar dari jemari ramping si gadis. Mengamati dengan teliti. Pria itu berjalan menjauh di ikuti ke empat pirate lain yang penasaran dengan hasilnya.

Dengan serius pria manis itu duduk di bilik khusus yang biasa ia gunakan untuk memeriksa keaslian emas, atau berlian. Mungkin itulah keahlian nya, dan sebab itu ia di rekrut menjadi bagian dari pelayaran ini. Entahlah, Byeol hanya bisa menebak dengan wajah kebingungan, menatap Seonghwa.

"Cincin mu palsu! Dan cincin milik kami yang asli. Ck, kau ditipu saudaramu sendiri, hmm? Dasar adik payah!"

Byeol menunduk malu, geram. Tangan nya mengepal erat. Bagaimana ia telah tertipu selama bertahun-tahun oleh cincin mainan itu? Rasa kesalnya pada kakak pertamanya itu sudah mendarah daging. Apa Wooyoung juga tertipu? Sudahlah. Kedua kakak nya selalu sama—mengada-ada.

[Hoongjoong] PIRATE KING (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang