11. Menarik

10.6K 490 8
                                        

Rutinitas pagi yang sekarang menjadi kewajiban Kara sebagai seorang istri. Selalu memasak untuk sang suami.

Ia ingin suaminya selalu makan dengan masakanya tidak masakan orang lain.

Oleh sebab itu ia meminta para pelayan untuk tidak memasak untuknya dan suaminya.

"Saatnya membangunkan mas Gilang," ucap Kara setelah selesai menyusun makanan yang telah dimasaknya diatas meja.

Dengan menu nasi goreng seafood dan omlete telur diatasnya.

Ia berlalu menuju kamarnya untuk membangunkan sang suami yang masih tertidur pulas.

Kara menggoyangkan bahu suaminya dengan pelan. "Mas ayo bangun udah pagi."

Namun, tak ada respon dari Gilang. Ia masih asik berkenala didalam alam mimpinya.

Kara mengelus pipi Gilang dan berucap setengah merengek. "Ih mas, bangun dong nanti telat aku masuk sekolahnya."

Gilang hanya menggeliat kecil tak membuka matanya. Sebenarnya, Gilang sudah terbangun ketika mendengar suara pintu terbuka. Namun, ia pura-pura masih tertidur.

"Kalau mas ga bangun aku berangkat sendiri aja deh!" ancam Kara bersiap-siap akan beranjak dari duduknya dipinggir ranjang dekat Gilang.

Gilang membuka matanya dan mencekal tangan Kara.

"Ga boleh! Kamu mas antar kesekolah!" tegas Gilang.

"Hish, lagian mas susah dibangunin jadinya kan aku kesel." Kara cemberut memayunkan bibirnya.

"Mas minta maaf. Tungguin mas mau mandi dulu. Jangan berangkat sendiri!"

"Jangan lama tapi mas."

Gilang mengangguk dan beranjak dari ranjang. Mengecup kening Kara sekilas dan berlalu memasuki kamar mandi meninggalkan Kara yang memerah pipinya.

"Uh pagi-pagi udah bikin orang meleleh aja." Kara memegang dadanya yang bergemuruh hebat.

Kara tersadar dan buru-buru menyiapkan pakaian kantor yang akan digunakan oleh suaminya.

Setelahnya Kara mengambil tas sekolah dan turun kelantai bawah. Sembari menunggu suaminya Kara bermain ponsel.

Tiba-tiba Kara merasakan kecupan dipipinya hingga membuatnya terkejut.

"Asik banget sih main ponselnya mas udah dibelakang kamu sampai ga sadar. Emang ada apaan di ponsel kamu sampai kamu serius gitu?" Gilang mendudukan dirinya di kursi utama.

"Maaf mas. Tadi di grup chat kelas aku rame banget. Ketua kelas aku dapat amanat dari guru matematika untuk ngumumin pagi ini ada ujian matematika mendadak. Banyak yang ga terima karena mereka belum belajar," jelas Kara.

"Tapi kamu udah belajar kan sayang?"

"Udah mas tadi malam. Lagian juga aku harus fokus belajar sekarang supaya nanti kalau menghadapi ujian akhir kelas 12 engga bingung apalagi untuk ujian mendadak seperti ini."

"Bagus sayang, kalau ada soal yang tidak kamu mengerti bisa tanyakan sama mas. Gini-gini mas dulu selalu menjadi juara umum seangkatan." Bangga Gilang.

"Oh ya mas?" tanya Kara dengan wajah tak percayanya.

"Iya dong sayang. Ngapain juga mas bohong. Ga ada untungnya juga buat mas."

"Bener juga sih."

"Udah sekarang kita sarapan dan segera berangkat."

**

Kara menyusuri rak-rak buku pelajaran di perpustakaan. Sesampainya disekolah Kara tak langsung kekelasnya ia mampir terlebih dahulu keperpustakaan untuk meminjam buku soal matematika untuk latihan soal-soal yang dirasanya sulit.

Persiapan jika ujian matematika dadakan nanti ada soal yang sulit. Kara menemukan buku latihan soal matematika yang dibutuhkanya berada dirak paling atas.

Kara mencoba untuk menggapainya tapi tak sampai apalah dayanya yang memiliki tinggi badan kecil.

"Ih kok ga nyampai sih," gerutu Kara kesal.

Dari samping Kara, ada tangan yang terulur untuk mengambil buku pilihan Kara.

Kara menengok dan memudurkan tubuhnya agar tidak terlalu dekat dengan seorang cowo yang mengambilkan bukunya.

"Ini buku yang lo mau ambil kan?" tanya cowo itu mengulurkan buku yang diambilnya.

Kara kikuk mengambil buku di tangan cowo itu. "Eh iya. Thanks udah mau ngambilin buku ini.

"No problem. Btw, gue belum kenal lo. Lo pasti udah kenal gue kan?" ucap cowo itu.

"Hm, lo Artha Ranzello mantan ketua osis sekaligus ketua team basket Sma Laskar. Seorang cowo yang banyak digandrungi oleh semua siswi Sma Laskar. Eh tidak, kecuali gue tentunya."

"Kenapa hanya lo yang ga tertarik sama gue?" tanya cowo itu yang tak lain Artha dengan penasaran.

"Entah," jawab Kara mengedikan bahunya. Ya mana mungkin Kara menyukai pria lain! Sedangkan dirinya sudah bersuami dan sudah ada rasa cinta untuk suaminya. Jangankan sudah bersuami sebelum bersuami pun Kara tak tertarik dengan Artha.

Kara berjalan menuju meja pengurus perpustakaan untuk mendata buku yang dipinjamnya.

"Eh gue belum tau nama lo?" tanya Artha menghentikan langkah Kara.

"Gue Kara Dania Ransquif panggil Kara," ucap Kara dan kembali melangkahkan kakinya setelah mendata buku, Kara kemudian keluar dari perpustakaan.

"Menarik," gumam Artha pelan yang masih melihat punggung Kara sudah tertelan oleh pintu perpustakaan.

Baru ditemuinya sosok seperti Kara yang tak tertarik dengan dirinya. Bahkan, cewe-cewe lain rela bertekuk lutut demi mendapatkan dirinya.

"Gue harus bisa milikin lo Kara." Tekad Artha di dalam hatinya.

**

Kantin Sma Laskar.

Kara dan Sani dikantin seperti siswa-siswi lainya.

"Gila Ra, tadi ujian matematikanya super duper sulit sampai pusing kepala gue ngerjainya," keluh Sani.

"Kalau lo belajar pasti ga bakal sulit ngerjain soalnya," balas Kara.

"Nah itu masalahnya tadi kan ujian dadakan ya gue belum sempat belajar."

"Makanya tiap malam belajar buat besoknya jadi kalau menghadapi ujian kaya gini ga bakal bingung."

"Hehehe sayangnya waktu malam hari gue selalu mager untuk belajar mending nonton drakor yang belum sempat gue tamatin nontonnya," cengir Sani.

"Dasar," cibir Kara.

Drtt.

Ponsel Kara disaku bergetar menandakan pesan masuk.

Tertera pesan masuk dari suaminya.

Mas Gilang 😈

Sayang, nanti pulang sekolah kamu ke kantor aku.
Aku udah suruh supir kantor untuk jemput kamu nanti.

Ngapain mas?

Pokoknya kamu nurut aja untuk kekantor mas.

Terserah mas deh.

Pesan terakhir Kara hanya dibaca oleh Gilang. Kara meletakan ponselnya dan kembali mengajak bicara Sani membahas berbagai topik bahkan hal-hal yang tak penting mereka bicarakan.


My Little Wife - TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang