Bab 12 : Hah? Jealousy?

42 5 10
                                    

Hahaha! gak mungkinlah aku cemburu sama dia. Aku kan sudah move on

~Mantan Shit!!

X X X

Senin pagi datang menyambut kali ini langit Jogja bersinar cerah dan terang berbeda dengan minggu kemarin yang hujan di sertai petir yang hampir membuatnya celaka. Omong omong tentang kejadian kemarin Ara lupa belum mengembalikan jaket milik Gilang, terlalu syok sih makanya waktu itu dirinya tidak sadar jika jaket Gilang masih ada bersamanya.

Beruntung hari minggu Ara mampir ke rumah mak Tarmi yang membuat syoknya teralihkan dan melupakan kejadian itu di tambah ia bertemu dengan sahabat masa kecilnya Gema dan bercerita banyak hal entah itu lucu atau tidak membuat perasaan Ara ringan hari ini.

Ara menyusuri parkiran yang mulai ramai pagi ini, tidak Ara tidak membawa motor, sepeda dan kendaraan pribadinya. Ara berangkat seperti biasa menggunakan bus yang biasa nangkring di halte dekat rumahnya.

Mata Ara mengedar sekeliling parkiran, hingga bersibobrok dengan seseorang yang duduk di sebuah motor sambil berkaca merapikan jambulnya. Siapa lagi jika bukan Gilang.

Baru saja kaki Ara mau melangkah mendekati Gilang saat seorang gadis lebih dahulu mendekati Gilang bahkan merangkul lengannya. Senyum Ara surut saat melihat pemandangan Gilang mengacak rambut gadis itu dan tambah tak menentu saat melihat wajah gadis itu yang sangat di kenalnya

Vanilla?

Sejak kapan mereka dekat?

Ada hubungan apakah mereka?

Berbagai pertanyaan bergejolak di kepalanya membuat mood nya terjun bebas di tambah perasaan gelombang di hatinya. Cemburukah Ara? Menggeleng gelengkan kepalanya tidak mungkin.

Hahaha! gak mungkinlah aku cemburu sama dia. Aku kan sudah move on.

X X X

Sepertinya lagi lagi Ara harus membolos di mata pelajaran keduanya karena urusan osis tidak bisa di tunda. Hal yang menyangkut lomba ulang tahun sekolah ada yang masih perlu di bahas lagi.

Seperti saat ini Ara tengah mencatat panitia panitia lomba. Panitia lomba sendiri di pilih oleh ketua osis yang beranggotakan empat atau lima orang.

"Ra, kamu menjadi panitia penanggung jawab bersama saya!"

Hah?

Gerakan menulis Ara tiba tiba berhenti mendengar titah Gilang yang tiba tiba itu.

"Tapi Gil, bukannya panitia penanggung jawab itu ketua beserta wakil ketua?" sanggah Ara tak terima.

Jelas Ara tak terima dong, Ara hanyalah anggota biasa yang sedang dalam masa hukuman untuk menjadi babu Gilang, akan sangat tidak masuk akal bagi Ara jika tiba tiba di emban tugas panitia penanggung jawab. Ara pikir dia akan menjadi panitia lomba begitu.

"Tidak terima penolakan!"

Lagi sifat pemaksa Gilang membuat Ara tak suka. Entahlah bagaimana bisa Ara pernah menjalin hubungan dengan Gilang di masa lalu? terlepas dari sifat pemaksanya.

"Lo itu gak bisa maksa, ini sudah sesuai prosedur! Lo lupa kalau pak waka bilang untuk melancarkan harus sesuai prosedur." Baiklah jika Ara sudah menggunakan lo-gue itu bertanda kesabarannya sudah di ambang batas.

MANTAN SHIT!!  [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang