Isqia melambai penuh semangat ketika matanya melihat keberadaan Bimala yang baru datang bersama rombongannya. Malam ini semua anggota dari tiga kelompok perwakilan setiap desa berkumpul, mulai membahas rencana kegiatan 17 Agustus mendatang.
Tidak perduli sepenuh semangat apapun Isqia, Bimala hanya akan selalu membalasnya dengan senyum seiklasnya atau sekedar mengangguk—tanda bahwa ia sudah mengetahui sapaan itu.
"Uuu warna rambut kamu berubah" Bimala memang sengaja mengubah rambut kelabunya menjadi warna rose wine agar tidak terlalu menonjol. Lebih tepatnya ia sedikit lelah mendengar pertanyaan dari anak-anak yang ditemuinya, semua dari mereka akan menanyakan hal yang sama "kakak rambutnya kok warnanya gitu. Kakak rambutnya metal", jadi untuk menghindari pertanyaan yang tidak punya jawaban itu, Bimala sepakat mengalah.
"Selasa jadi ya mulai jalanin prokernya?" Selain dibebankan dengan kegiatan program kerja individu dan kelompok, mereka masih punya satu kewajiban lagi—menjalankan program kerja dari pihak kampus. Melelahkan bukan?
Teman-teman satu kelompoknya sudah berpencar, masing-masing dari mereka menghampiri teman satu kampus mereka, dan Bimala yang tidak punya siapa-siapa tentu saja memilih duduk manis dimanapun yang jauh dari keramaian.
"Iya. Bisa" Bimala mengangguk sambil mengambil duduk, diikuti dengan Isqia yang duduk di bangku kosong sebelahnya.
"Mau mulai dari yang mana?" Isqia kembali bertanya. Tentu saja ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk mengobrol dengan gadis itu, melihat mereka jarang sekali bisa bertemu seperti ini.
"Gimana kalo dari yang komplek dulu? Biar enggak dikejar waktu nanti"
"Setuju-setuju. Nanti aku hubungin kamu buat bahas detailnya ya"
"Oke"
"Atau aku ke sekre kamu biar lebih gampang diskusinya"
"Boleh"
Keduanya menoleh bersamaan ketika mendengar seseorang menarik kursi di sebelah mereka dengan sedikit berisik.
"Di sini juga Gan" Isqia menyapa ketika Ganindra mengambil duduk di sisi Bimala yang lain.
Ganindra mengangguk, "hai Bim," Ganindra menyapa Bimala yang masih menatapnya.
"Hai"
"Bunda bilang lo gak angkat telfonnya"
"Kapan?"
"Barusan"
"Hapenya ketinggalan" mendengar jawaban Bimala, Ganindra mengangguk. Isqia yang melihat dan mendengar apa yang baru saja terjadi, tentu tidak bisa diam saja.
"Kalian, kenal?"
"Lo gak tau?" Ganindra bertanya, dan ekspresi bingung Isqia menjadi jawabannya.
"Ternyata kalian gak seakrab yang gue kira" ucapan Ganindra itu membuat Isqia merasa sedikit tidak senang. Apa maksud laki-laki itu sebetulnya.
Beruntung suasanya tidak mendukung yang terjadi di antara dua manusia di sekitar Bimala itu segera mereda ketika acara dimulai setelahnya.
Mereka berkumpul di balai desa dekat sekolah, membahas tuntas hal-hal apa saja yang sepakat harus mereka lakukan tahun ini. Berbekal saran dan masukan anggota karang taruna dari tiap desa mereka sepakat melakukan hal-hal yang sudah menjadi tradisi desa setiap acara hari kemerdekaan.
Acara gotong royong satu hari sebelum 17 Agustus, upacara kemerdekaan dengan pakaian sesuai profesi dengan catatan setiap orang yang bertugas menjadi perangkat upacara berkewajiban menggunakan baju adat apapun dan kali ini semua mahasiswa peserta KKN yang tidak punya tugas spesifik harus menjadi bagian dari paduan suara.
![](https://img.wattpad.com/cover/233693369-288-k972198.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding Your P U L S E
ChickLitSquel of P U L S E Selesai yang tak pernah benar-benar selesai. Ada yang harus benar-benar mereka selesaikan sebelum memulai ikatan baru yang mungkin sudah menunggu, entah dengan menyambung masa lalu atau dipertemukan dengan orang baru. Satu dari ke...