Part 5

156 81 43
                                    


HAAAIII! 

Maaf banget baru update cerita lagi, karena sering lupa buat buka wattpad hihiii

Makasih banyak buat yang sudah membaca, mengomentari, dan memberikan votenya untuk ceritaku. 

Penasaran lanjutannya gimana? Yuk baca part berikutnya!:) 

Jangan lupa, vote dan komentar yaa!!:) 

SELAMAT MEMBACA!~ 



Satu minggu kemudian.

Suara Handphone milik Alma membangunkannya dari tidur. Terik matahari pun telah menembus jendela kamarnya. Alma beranjak dari tidurnya, kemudian mengambil Handphone miliknya. Tak disangka, sepagi ini ada panggilan suara dari Nugi. Alma senang bukan main dan langsung menjawabnya.

"Hai jelek! Pasti baru bangun kan?"

"Apaan sih, Nugi! Kok tumben telfon pagi-pagi gini?"

"Pagi katamu? Bangun dong Alma! Lihat jam deh, sekarang udah jam 8 lebih"

"Iya tapi kan masih pagi, kenapa? Ada apa?"

"Oke lah, whatever. Oh ya, Sabtu kamu libur kuliah kan?"

"Hmmm, ada maunya nih"

"Tau aja. Nanti jam 10 aku tunggu di depan rumahmu, okei! Bye, jelek!"

"Mau ke mana? Nug..."

Tiba-tiba saja telfon dari Nugi ditutup olehnya. Alma segera mengambil handuk dan pakaian ganti untuk mandi. Selepas itu, ia turun ke lantai bawah untuk sarapan. Mama, Papa, dan Raditpun ternyata sudah sedari tadi berada di sana menikmati santapan paginya.

"Baru bangun?" tanya Papa.

"Mau ke mana, Kak?" Mama ikut bertanya, melihat penampilan anak gadisnya yang sudah rapi dan cantik itu.

"Iya, Pa. Aku mau pergi sama Nugi, ada janji jam 10, Ma" jelas Alma.

"Ke mana?" tanya Mama lagi sambil menuangkan air minum ke gelas Alma.

"Aku juga belum tahu, dia ngga bilang apa-apa. Boleh kan aku pergi sebentar sama Nugi, Pa, Ma?" kata Alma yang kemudian menyantap suapan nasi goreng seafood.

"Pulangnya, belikan aku kebab di tempat langganan biasanya ya, Kak" sahut Radit yang duduk di hadapan Alma.

Papa dan Mamanya mengangguk. Alma memberikan isyarat OK dengan jarinya pada Radit.

Seusai sarapan, terdengar suara klakson motor yang sudah pasti itu adalah Nugi. Alma segera pamitan pada orang tuanya juga adik tersayangnya itu. Ia mengambil helm berwarna abu-abu miliknya di sebuah rak dekat pintu. Alma pun keluar rumah dan langsung mendekat pada Nugi dan sepeda motor yang dikendarainya.

"Kita mau ke mana sih, Nug?" tanya Alma, penasaran.

"Nanti kamu juga tahu," singkat Nugi.

Merekapun pergi berboncengan dengan sepeda motor milik Nugi. Selama perjalanan, Alma merasa kalau ada sesuatu yang akan dia lakukan tanpa sepengetahuan dirinya. "Apa mungkin kamu mau memberiku kejutan, Nug? Atau jangan-jangan kamu mau mengutarakan isi hatimu padaku?" Alma bertanya-tanya dalam hati, hingga ia secara refleks menepuk bahu Nugi cukup keras.

"Kamu ngapain sih, Al? Ada apa?" tanya Nugi sedikit teriak sambil mengendarai motornya.

"Hah?! Ngga dengar, Nug!" seru Alma.

SEVEN YEARS AGO METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang