Malam ini hujan turun dengan deras di Paris. Sebagian orang sedang nyaman berada di atas ranjangnya. Sementara yang lainnya sedang sibuk dengan kegiatan mereka.
Di suatu apartement yang mewah, terlihat dua orang sedang sibuk menyusun rencana. Beberapa kertas bertebaran di meja dan sebuah denah terbuka lebar di atasnya.
"Akan ada 20 orang penjaga. Di pintu masuk, pintu samping, ruangan penyimpanan barang lama, ruang peyimpanan barang baru dan ruang auction, masing-masing 2 orang. Sisanya berjaga di setiap sudut museum." Jelas lelaki itu.
Dia adalah Thomas Locke. Lelaki berambut coklat dengan iris mata abu. Badan yang atletis dan kulit yang sedikit kecoklatan.
"Pukul berapa pergantian shiftnya? Aku akan masuk saat itu dan menyamar sebagai salah satu staff." Balas adik perempuannya.
Quenna Locke, wanita yang memiliki rambut brunette dan iris mata biru. Dia wanita yang cantik, bertubuh ramping dan kulit putih. Adik dari Thomas Locke.
"Saat aku melakukan pengintaian. Aku melihat setiap pukul 9 malam mereka berganti shift. Aku akan mengambil alih ruang CCTV, tunggu aba-abaku dan kamu langsung berbaur." Jawab Thomas.
"Ini terlihat mudah. Kita pernah melakukannya bahkan dengan 80 penjaga, kan? Dan barang itu berhasil kita dapatkan." Ujar Quenna dengan melipat kedua tangannya.
"Jangan seperti itu. Semua kemungkinan bisa terjadi. Kita harus tetap berhati-hati. Kamu tahu, Pekerjaan ini sangat beresiko." Ujar Thomas memgingatkan.
"Dan sangat menguntungkan juga. " Jawab Quenna dengan tersenyum.
"Baiklah sampai sini dulu. Kamu lebih baik istirahat sekarang. Besok kamu ada kuliah, kan?" Tanya lelaki itu.
"Aku bukan anak kecil, Thom. Kamu tidak perlu mengingatkanku terus." Ujar wanita itu dengan memutar mata.
Quenna pergi dari ruang kerja kakaknya dan menuju dapur. Dia sangat lapar. Karena hari sudah malam, dia memilih untuk memakan buah saja.
•••
Pagi ini Quenna bangun dengan terburu-buru karena kesiangan. Dia hanya mencuci muka dan gosok gigi lalu menyambar tasnya dan berlari ke halte bus.
"Shit ! Busnya sudah jalan !" Umpat Quenna.
Dia bingung, Apa yang harus dia lakukan sekarang karena tidak ada taksi yang lewat. Untuk memesan taksi pun butuh waktu beberapa menit hingga menjemputnya disini.
Lalu tanpa berpikir panjang, dia mencegat salah satu mobil yang sedang melaju di jalan.
"Stop! " Teriak Quenna.
Mobil itu pun seketika mengerem dengan keras hingga terdengar suara gesekan ban mobil dengan aspal jalanan.
Saat mobil itu telah berhenti sempurna, tanpa membuang waktu dia naik ke dalam mobil di kursi penumpang.
"Cepat antar aku ke Cambridge University" Ujar Quenna singkat.
"Excuse me? Apa yang anda lakukan? Turun sekarang juga." Ujar lelaki yang sedang berada di kursi pengemudi.
Really?! Tidak bisakah dia sedikit mengerti kalau aku sedang terburu-buru? Pikir Quenna.
Quenna menoleh dan menatap tajam lelaki yang baru saja berbicara.
"Sir. I don't have much time here. Saya akan terlambat jika 5 menit lagi saya tidak datang ke kelas. Can you just drive this damn car right now? I beg you." Jawab Quenna dengan kasar.
Dia sama sekali tidak bisa berpikir jernih sekarang. Bahkan dia melupakan cara meminta tolong yang baik dan benar.
"Better you watch your mouth, girl." Jawab lelaki itu dengan tenang bahkan terlalu tenang untuk orang yang baru mendapat umpatan kasar dari seorang wanita.
Lelaki itu menyeringai dan menginjak pedal gas dengan cepat. Quenna terkejut dan membelalakkan mata.
Dia lupa jika mobil yang mereka kendarai adalah mobil sport yang pastinya bisa melaju dengan sangat cepat.
Apa dia ingin mengajakku bunuh diri? Is he a psycopath? Jeez. Pikir Quenna dalam hati sambil memegang erat sabuk pengaman yang dia pakai.
Tanpa sadar lelaki itu ternyata benar-benar menuruti kemauannya. Sekarang dia sampai di tempat tujuannya.
Dia melihat ke ponselnya dan terkejut. Hanya dengan 2,5 menit dia sudah sampai disini.
Lelaki ini pengemudi yang ahli rupanya. Walau jantungnya berdebar kencang karena melihat cara mengemudi lelaki itu. Tapi dia senang karena akhirnya dia bisa sampai di kampus lebih cepat.
Saat akan keluar mobil, lelaki itu menarik tangannya hingga membuat tubuhnya kembali terduduk di kursi.
Mereka saling berhadapan, dan Quenna hampir hanjut dalam tatapan tajam iris hitam lelaki itu.
Senyuman lelaki itu perlahan mengembang dan mengatakan sesuatu.
"Aku akan mengambil bayaranku nanti." Ujar lelaki itu dengan berbisik di telinganya.
Mendengar perkataan itu, Quenna terdiam dengan mata yang terbelalak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beautiful Thief (Slow Update)
RomanceQuenna Locke, seorang mahasiswa yang menempuh pendidikan Historical of Art di suatu universitas. Dia gadis yang pintar dan mandiri. Karena pesona kecantikannya, dia disukai banyak lelaki. Namun, dibalik kehidupannya yang normal dia memiliki rahasia...