Chapter 5 - Execute the plan.

33 11 9
                                    

Quenna

Malam ini aku memutuskan untuk beraksi. Sejak pertengkaranku dengan Thomas 3 hari yang lalu. Kita masih belum berbaikan. Lebih tepatnya aku yang masih enggan berbaikan dengannya.

Lalu hari ini Kamis, tanggal 24 Desember 2020 sesuai rencana kita akan pergi ke Auction. Barang incaran kita ada pada pelelangan hari ini.

Aku sudah menyiapkan pakaian yang akan dipakai untuk penyamaran nanti.

Thomas sudah siap dan mengajakku pergi ke mobil. Selama perjalanan kami hanya diam. Menjelang sampai ke Museum dia mengingatkan lagi plan selama aku ada di dalam nanti.

Hah! Dia kira aku orang bodoh yang harus berkali-kali diingatkan? Pikirku.

Setelah sampai, aku segera keluar dan  mulai memakai earphoneku. Untuk mengurangi rasa gugupku, aku mengatur nafas dan membayangkan hal-hal menyenangkan dalam hidupku.

Saat ini aku menjadi tamu undangan di acara Auction itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Saat ini aku menjadi tamu undangan di acara Auction itu.

"Good evening. Bisa saya lihat undangannya?" Tanya salah satu penjaga di pintu masuk.

"Sure." Aku jawab dengan tersenyum.

Dengan cepat aku mengamati sekeliling. Total 6 penjaga yang aku lihat di luar. Masing-masing bersenjata pistol kejut listrik.

"Silahkan, Ms. Eleanor Derick." Ujar penjaga tadi.

Aku hanya mengangguk dan berjalan masuk lebih dalam. Lorong yang panjang dan setiap sudut ada satu penjaga yang berdiri tegak.

Setelah 10 menit berjalan, ada ruangan bertuliskan "ruang penyimpanan barang lama" dan 2 penjaga di depan pintu.

15 menit kemudian terlihat ruangan bertuliskan "CCTV" tentunya dengan 2 penjaga di depan.

Oke lanjut lagi setelah berjalan ternyata bertemu dengan tangga ke lantai 2. Aku pun menaiki tangga dan di atas ada 2 ruangan.

Auction dan ruang penyimpanan barang baru. Kedua ruangan itu saling berhadapan, di tengah terdapat space yang bisa untuk melihat ke lantai 1. Masing-masing terdapat 2 penjaga.

Damn. Kenapa ruangannya saling berhadapan, kacau. Pikirnya.

"Hallo Q. Kau mendengarku? Tanya Thomas di earphone.

"Kenapa kamu tidak bilang Auction dan ruang penyimpanan barang baru itu saling berhadapan?!" Tanyaku sambil berbisik saat memasuki ruang Auction.

"Aku sudah memberi kamu denahnya, kan? Disitu tergambar jelas. Jangan bilang kamu tidak mengeceknya." Jawab Thomas.

"That's not important again." Ujarku datar.

Melihat tamu undangan belum penuh, aku memutuskan berjalan-jalan sedikit. Sambil melihat barang-barang yang akan dilelang.

Namun tiba-tiba seorang pelayan membawa champaign menabrakku. Membuat champaign itu jatuh mengenai gaun yang saat ini aku pakai.

"Oh my fucking God!" Gumamku.

Aku menatap pelayan itu dengan tatapan tajam.

"I'm sorry. Miss. I'm truly sorry." Ujar pelayan wanita itu dengan takut.

Rasanya aku ingin mencekik pelayan itu, dia membuat rencanaku jadi berantakan.

"Sorry it won't change everything." Jawabku dengan menahan emosi.

"Q, are you alright?" Tanya Thomas melalui earphone.

Tapi aku tidak menjawabnya karena aku harus cepat ke kamar mandi. Mungkin gaunku masih bisa diselamatkan.

Saat berjalan ke kamar mandi, aku tahu ada seorang lelaki yang mengikutiku. Pervert!

Aku akan mengusirnya setelah sampai di sudut dinding menuju kamar mandi.

Tepat setelah berbelok aku mengeluarkan pisau dari balik gaunku dan bersiap menyerang.

"Why are you following me?" Tanyaku  dengan menyudutkan dia ke dinding lalu menempelkan pisau ke leher lelaki itu.

"Rileks. I saw a stupid waitress mess up your dress. Jadi, aku kesini hanya ingin memberimu gaun. Ah, jangan khawatir ini gaun yang masih baru." Ujar lelaki itu dengan tenang dan menatapku intens.

Why is he very calm? Bahkan tidak ada raut ketakutan sama sekali. Pikirku.

"You are acting like a gentleman, don't you? But sorry, i'm not interesting. Whatever your game is." Jawabku dengan tegas.

"I did not accept rejection. I've always got what I want. Now, take this gown." Ujar lelaki itu tersenyum tapi dengan sorot mata yang mengancam.

"I don't accept giving items from strangers. Go away or i'll slit your beautiful neck." Bisikku tepat di telinga dia.

"You will accept this. And.. Don't start if you can't finish. Ms. Locke." Ujar lelaki itu dengan tatapan menggelap.

Lalu di detik selanjutnya dia dengan cepat memutar tanganku dan mengambil pisau dari genggamanku.

Dengan gerakan cepat dia membalik posisi menjadi aku yang tersudut di dinding dan dia menghimpitku dengan badannya.

"I'm not a stranger. Apa kamu lupa denganku?" Tanya lelaki itu.

Sial. Apa Thomas juga mendengar percakapan ini? Pikirku.

"Kita pernah bertemu. 3 hari yang lalu kamu mencegat mobilku dan..." Ujar lelaki itu yang dipotong oleh Quenna.

"Ah, it's you. Listen, i'm sorry about that day. Next time i will pay you. Tapi maaf aku tidak bisa menerima gaun itu." Potongku.

Apa yang dia inginkan sebenarnya? Apa dia juga mengincar barang itu?

"For now. Accept this gown. I insist. Sebentar lagi pelelangan akan dimulai. I will see you there with this gown. Ah, and i'm glad to see you again." Ujar lelaki itu yang membuatku terkejut.

Lalu dia mengembalikan pisauku dan pergi ke arah Auction. This is crazy!

Who is he? Kenapa dia melakukan hal seperti ini?

"Q, are you there?" Tanya Thomas yang sedikit membuatku terkejut.

"Yes." Jawabku singkat.

"Kenapa tadi aku tidak bisa menghubungimu?" Tanya dia.

"I don't know. Don't ask me." Jawabku.

Aku harus segera ganti gaunku dan kembali ke Auction.

•••

Hai guys👋
Don't forget to vote and comment.

Love,

Affxxvii

The Beautiful Thief (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang