Quenna larut dalam pikirannya. Sejak kelas tadi dia sama sekali tidak bisa fokus. Pikirannya teringat akan perkataan lelaki tadi pagi.
Hingga sekarang saat makan siang di kantin kampus pun dia hanya diam menatap makanan di depannya.
"Aku akan mengambil bayaranku nanti."
Apa yang dia maksud dengan bayaran? Kalau uang, itu tidak mungkin karena dia terlihat kaya. Mobilnya saja mahal. Pakaiannya juga. Lalu apa yang dia inginkan sebagai bayaran itu?! Pikir Quenna hingga alisnya berkerut.
"Hey! Apa yang sedang kamu pikirkan?" Ujar sahabatnya.
Akhirnya dia menengok dan melihat sahabatnya sedang memandang penuh tanya.
"Aku sedang memikirkan hidupku yang tentram hingga kamu muncul dalam kehidupanku membuat onar." Jawab Quenna.
Satu-satunya sahabat yang dia punya itu hanya tertawa.
"Aku, Evan Smith akan terus membuat onar dalam kehidupanmu yang monoton ini." Ujar Evan dengan bangga.
Quenna hanya mendengus dan mulai menyuapkan makanan yang sedari tadi hanya dia lihat.
Evan Smith, lelaki yang menjadi sahabatnya sejak pertama kuliah. Dia pria berwajah galak, sangat berbeda dengan sifatnya yang ramah, konyol dan perhatian.
Rambutnya kecoklatan dengan iris mata hijau. Tubuhnya tinggi dan berkulit pucat.
"Kamu tidak lupa 'kan acara nanti malam?" Tanya Evan.
Quenna terdiam sejenak sebelum menjawab.
"Ulang tahun wanita itu? Aku tidak ingin datang." Jawabnya malas.
Dia tidak ingin membuat masalah lagi dengan wanita itu.
Leila Venkov. Menyebut namanya saja membuat bibirnya berkerut jijik. Wanita itu selalu memancing masalah dengannya.
Hanya karena dia tidak ingin kalah populer dengannya, Leila selalu membuat challenge. Dan Quenna mau tidak mau harus ikut dalam challenge itu.
Seperti nanti malam, dia sengaja mengundang Quenna ke ulang tahunnya hanya untuk challenge "Berdandan sexy dan mendapat perhatian dari seluruh club".
Tentu tidak ada hadiah bagi pemenang challenge. Tapi itu cukup membuat kopopuleran menjadi meningkat.
Quenna sebenarnya tidak membutuhkan kepopuleran. Hanya saja dia tidak bisa membiarkan Leila menjadi besar kepala dan menginjak harga dirinya.
"Oh, ayolah Quenn. Kamu tidak akan membiarkan dia menang, 'kan? Ingat saat dia menang sekali? Dia berbuat seenaknya, mengambil tempat dudukmu, meminjam barangmu tanpa berniat mengembalikannya, dan membuat gosip buruk tentangmu. " Ujar Evan berusaha membujuk Quenna.
"Evan, aku malas membahas ini sekarang. Aku pergi ke kelas dulu. Bye!" Ujar Quenna tidak peduli dan meninggalkan sahabatnya di kantin.
•••
Kelas terakhir sudah selesai. Quenna segera membereskan barangnya dan pergi meninggalkan kelas sebelum Evan datang membujuknya lagi.
Namun sayangnya, Evan bisa mengejarnya dan mencegat Quenna di pintu keluar area kampus.
"Quenna. Please, kamu harus datang. Aku tidak rela jika wanita jal*ng itu yang menang. Begini saja, aku akan menemani kamu shopping dan membayar semua belanjaan kamu jika kamu mau pergi ke acara itu." Ujar Evan tanpa sadar dia membuat tawaran yang bagus untuk Quenna.
"Kamu mau menemaniku shopping dan membayar semua belanjaanku? Oke, deal. Tapi kamu tidak boleh protes nantinya. Ayo kita pergi shopping sekarang!" Ujar Quenna senang.
"Kenapa aku merasakan hal buruk akan terjadi." Gumam Evan dengan menelan ludah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beautiful Thief (Slow Update)
RomanceQuenna Locke, seorang mahasiswa yang menempuh pendidikan Historical of Art di suatu universitas. Dia gadis yang pintar dan mandiri. Karena pesona kecantikannya, dia disukai banyak lelaki. Namun, dibalik kehidupannya yang normal dia memiliki rahasia...