Chapter 4 - The bitch

36 9 5
                                    

Siang ini, Quenna kaget karena ada seorang wanita yang tidak dia kenal sedang duduk di ruang tamu. Wanita itu pun memasang wajah yang sama kagetnya saat melihat Quenna.

"Siapa kamu?" Tanya Quenna yang baru saja pulang dari kuliah.

Dia menatap wanita itu dari atas sampai bawah. Gaun yang wanita itu pakai sangat ketat dan riasan wajah yang tebal.

Dia memakai gaun ketat dan riasan wajah yang tebal? Jangan bilang dia salah satu jal*ng yang Thomas bawa kemari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia memakai gaun ketat dan riasan wajah yang tebal? Jangan bilang dia salah satu jal*ng yang Thomas bawa kemari. Pikir Quenna dalam hati.

"Eh.. Aku teman Thomas." Jawab wanita itu tampak ragu.

Melihat keraguan wanita itu, Quenna menjadi yakin akan apa yang dia pikirkan.

Dengan langkah cepat dia mencari keberadaan Thomas. Tujuan pertama adalah kamarnya. Terdengar suara air dari kamar mandi, menandakan kakaknya sedang di dalam.

Brak. Brak. Brak.

Quenna menggedor keras pintu kamar mandi.

"Thomas, siapa wanita di bawah? Jangan bilang kamu membawa jal*ng lagi ke rumah." Tanya Quenna dengan emosi.

"Hahh? Apa? Tunggu, sebentar lagi aku selesai." Jawab Thomas.

Brak. Brak. Brak.

"Aku tahu kamu bisa mendengarku dengan jelas. Jawab pertanyaaku, cepat. Atau aku akan lakukan hal sama dengan yang waktu itu." Ujar Quenna.

Mendengar perkataan Quenna, Thomas pun membuka pintu segera. Disana dia berdiri dengan handuk yang melilit pinggangnya.

Tetesan air mengalir dari rambutnya. Dia menatap Quenna dengan alis berkerut.

"Jangan berlebihan, Quenn. Aku seorang lelaki yang punya kebutuhan untuk dipuaskan. Jadi aku juga bisa membawa mereka ke rumah kan?" Jawab Thomas.

"What the fuck?! Thomas kamu lupa perjanjian kita dulu. Tidak ada yang boleh membawa seorang pun masuk ke rumah kita sembarangan. Kamu sadar tidak? Kamu sangat mempertaruhkan keselamatan kita. Bagaimana kalau ada berkas planning kita yang tidak sengaja dia lihat? Atau bahkan dia adalah mata-mata dari suatu kelompok thief lain?" Ujar Quenna dengan penuh penekanan.

"You are overthinking, Q. Semua berkas planning kita, aku simpan di ruang kerja yang terkunci. Dan aku menyuruhnya duduk di ruang tamu setelah melakukan "itu" disini...." Jawab Thomas yang dipotong oleh adiknya.

"Eewwh. Stop talking about that. It's disgusting. Pokoknya aku mau kamu usir wanita itu. Sekarang! Dan aku tidak mau kamu membawa-bawa jal*ng lain ke rumah." Potong Queena.

"Q, kenapa kamu sangat berlebihan tentang masalah ini?" Ujar Thomas penasaran.

"Kamu lupa? Yah, tentu saja kamu lupa. Karena bukan kamu yang dijual oleh jal*ng itu ke club demi melunasi hutangnya." Jawab Quenna dengan ekspresi kecewa dan sedih.

Mendengar jawaban dari Quenna membuat tubuh Thomas mematung. Dia sudah sangat jahat. Membuat adiknya mengingat masa lalu kelam itu. Dia melihat Quenna dengan tatapan minta maaf dan mencoba meraih tangan adiknya itu. Namun Quenna menghindar.

"Don't touch me! Fuck off Thom!" Umpat Quenna lalu bergegas pergi menuju kamarnya di lantai 2.

"Fuck! You are the worst brother, Thom." Ujar Thomas pada dirinya sendiri.

•••

"Apa yang telah dialami Quenna di masa lalu?"

Dan siapa jal*ng yang sudah menjualnya ke club demi melunasi hutangnya?



•••

Hai guys👋
Maaf ya chapternya pendek-pendek.
Aku lagi berpikir keras buat nyusun konfliknya haha.

Btw, terimakasih buat yang sudah vote dan comment. That's mean a lot to me.



The Beautiful Thief (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang