Quenna tidak berhenti tersenyum karena dia mendapatkan gaun, tas, sepatu baru yang dibelikan oleh Evan. Dia hampir menghabiskan uang hingga mencapai limit dari kartu kredit Evan.
Dia tidak bisa melupakan wajah kesal Evan dan saat dia ingin mengeluarkan protesnya, Quenna mengancamnya dengan tidak datang ke acara ulang tahun Leila.
"Hahaha. Evan, kamu yang menawarkannya duluan. Jadi bukan salahku, kan?" Gumam Quenna pada dirinya sendiri.
Sekarang dia sedang sibuk menata belanjaannya dan menyimpannya ke dalam lemari.
"Oke, gaun mana yang cocok yang. Sexy? Hmm." Gumam wanita itu sambil memilih-milih gaun.
Hingga dia melihat gaun yang berwarna merah gelap dengan detail tali dibelakangnya. Dia dibuat takjub dengan gaun itu.
Gaun yang sexy tapi tetap elegan. Akhirnya dia memilih gaun itu. Lalu dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
•••
"Quenna! Disini!" Ujar Evan berteriak memanggil Quenna.
Aroma alkohol yang bercampur dengan keringat membuatnya mendegus kesal. Dia melihat Evan yang berada di meja seberang lantai dansa.
Sambil berjalan melewati keramaian, dia berusaha untuk tidak menyenggol siapapun atau apapun. Alasannya karena dia sudah terlanjur sayang kepada gaun ini, pokoknya jangan sampai terkena kotoran sedikitpun.
Dia bisa sedikit lega ketika sampai di meja Evan. Disana terdapat beberapa wanita dan lelaki dari kampusnya yag ikut duduk bersama.
"Quenna! You are so hot. Tidak percuma aku membuang uang demi kamu." Ujar Evan takjub.
Quenna hanya menyeringai dan duduk di samping Evan.
"Bisa kamu pesankan aku champaign? Aku malas berjalan melewati kerumunan itu." Pinta Quenna kepada Evan.
"Sure. I'll be right back, sweet. Don't go anywhere." Ujar Evan dengan tersenyum menggoda.
"Yeah, yeah." Jawabnya dengan memutar mata.
Dia sebenarnya agak risih jika Evan mulai memakai panggilan sayang seperti itu. Evan adalah sahabatnya, dan dia hanya ingin hubungan sebatas itu saja. Tidak lebih.
Tapi lelaki itu terkadang menatapnya secara intens dan bertindak sedikit berlebihan. Sepertinya dia harus memberikan sedikit space diantara hubungan mereka.
Dia tidak mau memberikan harapan palsu kepada Evan.
Tiba-tiba terdengar suara gaduh yang membuatnya tersadar dari lamunannya.
Ah, benar saja. Pemilik acara sudah datang rupanya. Leila Venkov.
Dia memakai gaun hitam dengan V neck yang terlalu lebar hingga memperlihatkan belahan dadanya.
"Oh, Quenna! Aku sangat senang kamu datang." Ujar Leila saat berada dekat dengannya.
"Yeah. Aku hanya takut, acaramu akan sepi jika aku tidak datang" Jawabnya dengan percaya diri. Dia bisa melihat sorot mata tajam dari Leila, namun tentu dia tidak peduli.
Tidak lupa Quenna mengucapkan selamat ulang tahun dan memberikan kadonya.
Selang beberapa saat, Leila mendentingkan sendok ke gelas dan berbicara.
"Attention, please! Terimakasih buat kalian yang sudah datang ke acara ulang tahunku. Aku sangat senang. Terutama dengan kedatangan Quenna Locke disini.
Kalian tentu sudah tahu mengenai challengeku kepada Quenna. Jadi, guys aku ingin kalian memilih siapa disini yang paling terlihat sexy. Aku sudah menyiapkan champaign merah dan hitam di meja.
Masing-masing kalian harus mengambil salah satu minuman ini. Kalian tentu sudah tahu bukan merah dan hitam menggambarkan siapa? Let's start." Ujar Leila dengan semangat.
Yang benar saja. Cara yang sangat kekanakan. Pikir Quenna.
Dia menghembuskan nafas kesal melihat semua ini.
"Quenn. Ini minumanmu. Oh, dia sudah memulai voting rupanya." Ujar Evan yang tiba-tiba sudah ada di sampingnya.
"Thanks. Kamu lihat, caranya sangat kekanakan. Aku merasa malu harus terlibat disini. Lebih baik aku keluar saja." Ujar Quenna lalu beranjak menuju pintu keluar.
"Hey, kamu tidak ingin disini sedikit lebih lama?" Tanya Evan sambil mengikutinya.
"Nah. You can stay if you want." Ujar Quenna singkat.
"Aku akan mengantarmu.... Sial. Kunciku tadi ada di kantong. Wait, Kamu jangan pergi dulu! Aku akan cari kunciku sebentar." Ujar Evan panik mencari kunci mobilnya.
"Take your time. Don't bother me. Aku akan pulang dengan taksi." Jawabnya.
"No no no. Stay here, okay." Ujar Evan lalu bergegas pergi ke mejanya tadi.
Quenna memutar mata dan tetap lanjut berjalan keluar club. Setelah membuka pintu, seketika udara malam menyambutnya.
"Better than ever" Ujar Quenna merentangkan tangan sambil menghirup udara malam.
Tanpa sadar, dari kejauhan seorang lelaki tersenyum melihat tingkah Quenna. Lelaki itu bersandar di mobilnya yang terparkir, saat ingin masuk ke mobil dia tidak sengaja melihat Quenna keluar club dengan riang.
"Menarik." Ujar lelaki itu dan tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beautiful Thief (Slow Update)
RomansaQuenna Locke, seorang mahasiswa yang menempuh pendidikan Historical of Art di suatu universitas. Dia gadis yang pintar dan mandiri. Karena pesona kecantikannya, dia disukai banyak lelaki. Namun, dibalik kehidupannya yang normal dia memiliki rahasia...