#Lost

8 4 0
                                    

                                 

Cantika berjalan ke arah mejanya sambil melihat Sadira dengan tatapan tajamnya lalu memukul meja dengan sangat keras, lalu duduk di kursinya. Putri dan Risa yang melihat Cantika sedang sangat marah menenangkan sahabatnya itu.

Seorang guru memasuki kelas 9C lalu memulai pelajaran yang ia berikan. Semua murid yang berada di kelas itupun mendengarkan dengan seksama sampai jam istirahatpun berbunyi, guru itupun akan keluar meninggalkan kelas itu. Tapi, tidak jadi karena ingin menyampaikan sesuatu.

"Oh iya minggu kemarin ibu kasih tugaskan buat kalian, sekarang kumpulkan kerajinan yang kalian buat!!yang kerajinannya belum selesai ibu harap minggu depan udah ada yah!".

Semua kelompok menyimpan kerajinannya di depan. Kelas 9C semua nya telah mengerjakan karena kelas itu termasuk kelas berprestasi dan murid muridnya sangat peduli akan nilai mereka.

"Wah ternyata semua kelompok udah yah kerajinannya."

"Udah bu"

"Kalo yang ini buatan siapa bagus, kelompok ini kreatif banget! Cantika Dika Sadira, oh ini kelompok kalian. Ya bagus!" Puji bu guru itu setelah membaca kertas bertuliskan nomor kelompok dan nama anggotanya.

"Bu ini perlu di presentasiin gak?"

"Yah minggu depan kalian presentasi tapi ini kerajinan nya simpan aja dulu di ruangan ibu yah!"

"Oh iya bu."

Guru itupun sekarang keluar dan semua murid di kelas itu pergi keluar untuk beristirahat. Ada yang ke kantin, perpustakaan dan bahkan ke toilet.

"Dir, ke perpustakaan yuk!"

"kalian duluan aja yah aku mau di sini aja."

"Oh yaudah kalo gitu."

Dika yang ada di sebelah Dira langsung pergi menuju ke kantin karena dia sudah tahu kalau dia mengajak Sadira, ia pasti menolak ajakannya.

Sadira hanya duduk di kursinya sambil membaca buku. Tiba tiba tanpa peringatan, dari belakang ada yang menarik rambutnya, lalu menarik dan menguncinya di dalam toilet yang sudah lama tidak di pakai. Tubuh Sadira terbanting ke tembok di toilet itu, Sadira bangkit dan langsung memukul pintu seraya berteriak meminta pertolongan. Tapi tidak ada orang di luar toilet.

"Tolong apa ada orang di luar, tolong bukain dong."

Sadira terus berteriak bahkan menjatuhkan semua barang yang ada di dalam toilet agar ada yang bisa mendengarnya.

Tapi tidak ada seorangpun yang bisa mendengar kebisingan yang di buat oleh Sadira, karena toilet itu berada di belakang bangunan sekolah. Sudah sekitar 15 menit Sadira di toilet itu, sambil berteriak dan memukul mukul pintu sampai tangannya kesakitan.

Di kelas

Treeeeeeng!!!!

Bel masuk setelah istirahat sudah berbunyi semua muridpun masuk ke kelas mereka masing- masing termasuk kelas 9C.

Lalu seorang guru memasuki kelas dan melihat ada bangku yang kosong di sebelah Dika yang tak lain adalah tempat duduk Sadira, gurupun menanyakan kemana murid yang duduk di kursi itu.

"Itu ada bangku kosong, kenapa?"

Semua murid hanya saling pandang karena memang tidak ada yang melihat Sadira sejak bel masuk berbunyi, ketika semua orang diam Cantika tiba tiba mengatakan kalau Sadira sudah pulang karna dia sakit kepala. Guru itupun tidak mempermasalahkan masalah itu begitupun semua murid juga.

Sadira pov

"Tuhan tolong aku, gimana ini."

Sadira tidak henti hentinya berdoa dan berusaha berteriak meminta tolong dan berharap ada seseorang yang bisa mendengar dan mengeluarkan dia dari toilet itu.

Bel pulang sudah berbunyi semua orang yang ada di sekolah meninggalkan sekolah yang luas itu dan satpam pun mengunci gerbang depan dan belakang sekolah.

Di rumah Dika

"Assalamualaikum" ucap Dika sambil membuka pintu depan rumahnya.

"Waalaikumsalam, ehh den Dika udah pulang!"

"Iya bu"

"Den kalo mau makan ibu udah siapin di meja makan. Ibu harus pulang dulu yah."

"Iya makasih bu."

Ibu Ani pergi meninggalkan rumah Dika dan segera menunggu angkot di depan agar bisa segera pulang.

"Aduh akhirnya sampe juga."

Toktoktok

"Dir, Assalamualaikum, loh kok Dira gak nyaut sih?"

Bu Anipun masuk ke rumah dan ternyata Sadira tidak ada di rumah padahal seharusnya Dira sudah pulang sebelum Bu Ani datang.

"Assalamualaikum." Ucap seseorang dari depan.

"Apa itu Dira yah"

Bu Ani segera bergegas membuka pintu dan ternyata Mila dan Hani.

"Loh Mila Hani kalian gak bareng sama Dira?" Tanya Bu Ani

"Tadi katanya Dira udah pulang duluan karena sakit kepala terus tasnya di tinggal di kelas, emang kenapa Bu, Sadira belum pulang yah?"

"Gak tau dia gak ada di rumah, kemana yah Dira? Yaudah kalo gitu tas Sadira ibu simpan makasih yah Mil, Han."

"Iya bu sama sama, coba telpon bu kali aja Dira angkat."

"Iya ibu coba yah."

Bu Ani mencoba menelpon Sadira tapi telpon Sadira ada di tas yang dipegang oleh Bu Ani.

"Loh, kok bunyinya ada di dalam tasnya? Berarti dira gak bawa hp nya."

"Gimana dong?" Tanya Mila dan Hani bingung.

Bu Ani, Mila dan Hanipun memutuskan untuk mencari Sadira ke sekolah dan memastikan apakah ada Sadira disana. Bu Ani juga menelpon Dika untuk menanyakan keberadaan sadira barangkali ia mengetahui sesuatu tentang dira.

Drrrd...

Terdengar suara telepon berdering, Dikapun segera menjawab panggilan tersebut.

"Halo, Den Dika Ini bu Ani, ibu mau nanya Den Dika liat Sadira gak?"

"Saya gak tau bu, tadi katanya dira pulang duluan karna sakit. Memangnya dira gak ada di rumah bu?"

"Gak ada den, makanya ibu nanya sama den Dika barangkali aden tau. Kalo gitu ibu tutup teleponnya ya, ibu sama mila dan hani mau coba cari Dira ke sekolahnya den." Bu Ani pun menutup teleponnya tanpa menunggu jawaban dari Dika.

Dika yang mendengar suara bu Ani yang sangat cemas tidak tega. Ia bergegas mengambil kunci motornya lalu pergi ke sekolah dengan mengendarai motor untuk membantu mencari Sadira. Dika sangat jarang bepergian dengan mengendarai motor karena ia belum memiliki SIM dan ia juga tidak diizinkan mengendarai motor oleh orang tuanya. Tapi kali ini ia nekat mengendarai motornya agar cepat sampai di sekolah dan agar ia mudah mencari Sadira.

Sementara itu Bu Ani, Mila dan Hani sudah sampai di sekolah, mereka pun meminta agar satpam yang berjaga membukakan gerbang untuk mereka sekaligus meminta bantuan untuk mencari Sadira.

"Bu sebaiknya kita berpencar untuk mencari Sadira agar kita cepat menemukannya!" Pak satpam memberikan saran. Mereka mengangguk menanggapi saran dari pak satpam.

"Yasudah ibu cari ke arah koridor depan, adek berdua cari ke arah koridor kanan dan saya akan cari ke arah koridor kiri!" Tambah pak Satpam.

Merekapun mulai berpencar dan mencari Sadira ke tiap ruangan yang ada di sekolah tersebut. Sekolah Dira memang luas dan memiliki banyak ruangan jadi mereka agak kesusahan mencari Sadira.

TBC

shine like the sunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang