#Bertemu

13 1 0
                                    


Sudah satu minggu semenjak Sadira meminta Dika untuk menjauhinya, ia menjalani hari-harinya di sekolah tanpa gangguan Cantika.
Meski terkadang tetap saja ia mendapat gangguan dari temannya yang lain.

Sekarang Sadira kembali duduk sendiri di mejanya. Ia tidak memiliki teman sebangku lagi.

Sejak hari itu Dika benar-benar menjauhinya. Dika tidak duduk sebangku lagi dengan Sadira, Dika duduk dengan Gani yang merupakan ketua kelas mereka sekarang.

Bahkan sekarang jika Dika berpapasan dengan Sadira, ia tidak menyapa bahkan tersenyum pun tidak. Begitu juga jika di rumahnya ada Sadira, Dika selalu berada di kamar tanpa berniat mengajak ngobrol dengan Sadira.

Sadira tidak keberatan jika Dika benar-benar menjauhinya karena memang ia yang memintanya. Tapi terkadang Sadira merasa ada sesuatu yang sepi dalam dirinya semenjak Dika menjauhinya.

Tapi dengan Dika menjauhinya, Cantika tidak mengganggunya lagi. Jadi Sadira berpikir ini adalah cara yang terbaik.

Seperti biasa jika datang hari libur, Sadira akan membantu ibunya bekerja di rumah Dika.

Ibu Ani sedang menyiapkan menu makan siang di rumah Dika, sedangkan Sadira sedang membersihkan meja makan dan menata peralatan makan.

Karena Ibu Ani sedang sibuk memasak, ia meminta Sadira untuk naik ke atas memanggil Dika untuk segera turun ke bawah dan makan.

Awalnya Sadira menolak dengan alasan pekerjaannya belum selesai. Tapi Ibu Ani kembali menyuruhnya.

“Dir, kan itu bisa dilanjut nanti, mending panggil aja Den Dika buat makan sana!”

Sadira pun berjalan dengan lunglai menaiki tangga menuju kamar Dika. Setelah satu minggu tidak bertukar sapa pasti akan sangat canggung. Itu yang ada Sadira pikirkan.

Sadira sudah berada di depan pintu, ia mengetuk dengan ragu-ragu.

“Iya siapa?” sahut suara dari dalam kamar.

Beberapa detik berlalu, Sadira hanya terdiam, tapi jika ia tidak menjawab, bagaimana ia memberitahu Dika untuk turun dan segera makan siang.

Baiklah Sadira sudah memberanikan diri akan bicara. Tapi tiba-tiba saja pintunya sudah dibuka dari dalam, membuat Sadira yang akan bicara kembali menutup mulutnya.

“O...ohhh itu kata ibu makanannya udah mateng.”

Sadira langsung menuruni tangga dengan tergesa-gesa. Dika yang masih berdiri menyunggingkan senyum sambil melihat ke arah Sadira yang sudah berada di tangga terakhir.

Tidak tahu mengapa Dika merasa senang mendengar suara Sadira setelah satu minggu ini mereka saling diam.

“Udah nak?” tanya Bu Ani ketika melihat Sadira sudah kembali berjalan ke arah meja makan dan kembali membersihkannya.

Sadira hanya mengangguk tanpa menolehkan kepalanya ke arah Bu Ani.

Tidak lama setelah Sadira selesai membersihkan meja dan menata piring dan yang lainnya, Dika sudah tiba dan langsung duduk di meja makan sendirian.

Kemudian Bu Abi segera menyajikan makanan yang telah ia masak ke hadapan Dika.

“Makasih bu, Dika makan yah.”

Sadira langsung ke dapur saat Dika tiba di meja makan. Ia kembali mengerjakan pekerjaan, membantu ibunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

shine like the sunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang