10. Bunda

148 37 2
                                    

Di pelajaran pertama ini, kelas 11 IPS 1 atau kelasnya Syanara belajar di perpustakaan. Setelah dijelaskan tentang tugas apa yang harus dikerjakan dan memilih kelompok, para siswa pun mulai bergabung dengan kelompoknya dan menyebar di beberapa titik di dalam perpustakaan.

Syanara masih satu kelompok dengan Putri, Hanum, dan Zizah, karena memang anggota kelompoknya boleh memilih sendiri. Saat ini sedang pelajaran Sejarah dan diberi tugas mendiskusikan beberapa materi yang dipelajari selama semester ganjil itu.

Saat ini kelompok Syanara memilih mengerjakan di tempat yang cukup pojok dan dikelilingi rak yang lumayan tinggi. Beberapa kali mereka berdiskusi hingga tidak terasa tugas mereka selesai. Mereka melihat teman-teman mereka yang ada saja belum selesai mengerjakan tugasnya, dan ada juga yang sibuk mengobrol. Memang saat ini Pak Gio—guru mapel Sejarah—sedang ke kantor guru untuk mengambil buku absen yang tertinggal.

"Aku bingung deh. Waktu aku mau udahan aja, gak mau nerusin misi eskul ini, malah fakta tentang mereka satu persatu terungkap," ucap Syanara sambil menopang dagu. Putri dan Zizah yang tadi sempat diceritakan tentang tadi malam ikut terdiam. Hanum pun ikut terdiam karena tidak menceritakan lanjutan dari chat yang ia kirim pada Syanara semalam. Karena ia sudah berjanji pada Afif tidak akan menceritakan apa yang ia dengar dari percakapan Afif dan Pak Dirga.

"Sebenarnya, kemarin siang setelah aku dipanggil Pak Fahri ke ruang guru, waktu di bawah tangga aku lihat Kak Afif sama Kak Anel di sana. Mereka ngobrolin yang aku gak tau awalnya gimana. Pokoknya Kak Afif bilang kalau Mamanya meninggal karena Kak Dafi sama Ibunya. Tapi, Kak Anel bilang kalau Kak Afif gak bisa nyalahin Kak Dafi, karena Kak Dafi gak tau apa-apa."

Hanum merapatkan bibir, ingin sekali bercerita bahwa ada hal yang paling menyakitkan untuk Afif, tentang Mama dan adiknya. Walau Hanum tidak tahu apa yang terjadi di balik semua itu, tapi ia yakin Afiflah yang lebih tersakiti di sini. Apalagi Afif selalu kelihatan ceria di sekolah, padahal Hanum tahu, pria itu sedang tidak baik-baik saja.

"Jadi, gimana? Mau diterusin aja?" tanya Zizah.

Syanara menggeleng lemah kemudian mengedikkan bahu.

"Waktu tau ceritanya dari Hanum, aku bingung. Mau dipihak Kak Dafi atau Kak Afif. Aku gak tau siapa yang lebih tersakiti," lanjut Syanara.

"Menurut aku sih, mereka sama-sama terluka. Kak Dafi gak mungkin jadi bandel kalau gak ada sesuatu yang buat dia kecewa. Ingat kan kalau dia pernah terlibat tawuran? Tapi, di sisi lain Kak Dafi punya banyak temen yang mau nemenin dia, terutama anak-anak basket yang akhir-akhir ini selalu keliatan bareng di manapun. Kalau Kak Afif ... aku ngerasa cuma Kak Bara yang masih setia jadi sahabat dia. Tapi, aku yakin Kak Bara gak di pihak manapun. Mungkin dia lebih milih nemenin Kak Afif, karena Kak Dafi punya banyak temen selain dia."

"Hm... aku sependapat sama Putri," ucap Zizah.

"Tapi, aku sama sekali gak ngerti jalan pikirannya Pak Dirga. Kalau kalian di sana, kalian merasa kasihan sama Kak Afif. Di depan semua orang, pegawai hotel, koleganya, Pak Dirga ngumumin hotel itu atas nama Kak Dafi, sedangkan di sana ada anak kandungnya sendiri yang gak tau kalau hotel itu bakal diumumin atas nama anak dari istri baru Papanya," ucap Hanum menggebu-gebu walau masih dengan suara kecil agar tidak ada yang mendengar percakapan mereka.

"Hm... iya sih. Wajar sih Kak Afif marah besar sama Kak Dafi. Secara gak langsung kedatangan Kak Dafi sama Ibunya yang ngancurin keluarga Kak Afif," ucap Zizah.

"Ya, tapi kan. Pak Dirga ngumumin istri barunya setelah setahun istrinya meninggal. Udah setahun loh. Bukannya wajar kalau orang yang ditinggal meninggal bakal nikah lagi?" tanya Syanara.

"Bukannya Kak Afif bilang kalau Mamanya meninggal karena Kak Dafi sama Ibunya? Itu artinya ... bisa aja Pak Dirga sama Ibunya Kak Dafi menikah diam-diam sebelum Mamanya Kak Afif meninggal?" ucap Zizah berpendapat lagi.

Bintang Kutub: Aku, Kamu, dan Kisah yang Belum UsaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang