Namja itu melamun. Memandang kosong apapun yg ada di hadapannya.Ia rindu, rindu pada adik ceroboh, pendek, dan nakalnya. Rasanya ingin menangis saja. Tapi sia - sia juga ia menangis, tak akan membuat adik tersayang kembali dengan selamat.
Byun Baekhyun. Bukan kakak kandung dari sang adik, hanya sahabat yg sudah saling melengkapi, melindungi, menyayangi, dan saling menjaga.
Ia.... sungguh tak bisa jika harus jauh dan pergi meninggalkan sang malaikat maut nya. Iya.... bukan nya apa. Namun sang adik sungguh nakal, bandel, dan cerewet.
Baekhyun hampir ingin mati saja. Saling bully membully sudah biasa dalam kehidupan mereka, namun itu tak benar - benar bersifat nyata, hanya sebagai guyonan belaka.
Other side.
"Kak? Kamu mau makan?" Saya menghampiri kak Baekhyun, mungkin dia masih memikirkan Jimin. Adik angkat nya.
"Ga, makan aja sendiri" jawabnya ketus.
Saya menghela nafas, kak Baekhyun benar - benar keras kepala. "Kak, saya ingin kakak nurutin saya sekali saja, nanti ketika sampai di London. Saya ga bisa ngerawat kakak lagi" aku tersenyum teduh, berusaha meyakinkan kakak dari mantan sahabatku ini.
"Jangan paksa Tae! Biarin aja aku mati kelaparan, aku mau ikut Jimin!" Ketusnya.
"Kakak ga boleh gitu... nanti Jimin sedih" walaupun Jimin itu pernah menghianati saya. Nyatanya pria Park itu pernah menjadi sahabat karib saya semasa sekolah dulu.
Benar saja kata orang tua. Persahabatan yg sudah terjalin lebih dari 7 tahun maka akan sulit menghancurkan nya (kepercayaan sekaligus rasa sayang sesama sahabat kita)
"Nanti biar kak Chanyeol saja yg membujuk, kita harus bersiap - siap" itu Namjoon, tangan kanan sekaligus sahabat saya.
"Baiklah" entah mengapa tampang ku menjadi datar.
Back To TaeJoon.
"Namjoon" saya memanggil Namjoon yg tengah sibuk beberes.
"Iya? Ada apa?"
"Bisa saya meminta tolong pada kamu?" Tanya saya sembari melipat - lipat sesuatu.
"Bisa saja, memang kamu mau di tolong apa? Tumbenan minta tolong kkk~" Namjoon terkekeh renyah. Tapi bagi saya tidak ada yg lucu. Oh- kalian harus tau, Namjoon itu lebih ramah dan banyak bicara di banding saya. Dia juga bersikap lebih dewasa dari pada kak Seojon, ketua di gudang persenjataan markas Seoul.
"Saya mau kamu berikan ini pada Jungie say— ah Ani!! Pada Jeon Jungkook" saya menyodorkan secarik kertas tebal berwarna pink, dengan gambar hati ungu dan kelinci bertelinga lipat.
"Hng? Apa ini?"
"Dasar kepoan" dengus ku sebal.
"Kkkk~ hanya bercanda" kekeh Namjoon. Saya hanya mendengus sebal.
"B-bos!!"
Saya kaget. Itu Seojon kenapa?
"Ada apa ini?" Tanya saya sedikit resah.
"Markas di serang mafia Phoenix Twins!!" Adunya sembari mengatur nafas yg masih terengah.
Menggertakkan gigi. Saya cepat - cepat menitah Seojon. "Seojon kamu amankan beberapa pasukan inti dan pasukan cadangan untuk membantu nanti, lalu ambil dan sembunyikan beberapa senjata, kirim seseorang untuk menjemput yg lain di mansion saya" Seojon mengangguk tanda ia mengerti, kemudian menunduk dan segera berlari tertatih ke luar ruangan saya.
"Saya harus bagaimana?" Tanya Namjoon.
Saya memberikan benda tadi serta handphone saya. "Kamu ajak Jungie bertemu, berikan ini. Dan bawa beberapa orang untuk berjaga - jaga"
KAMU SEDANG MEMBACA
Chatting[TaeKook]END✔️
FanficBukan apa - apa. Tentang seorang anak SMA yg kesasar di dm om - om. Ga sengaja SMS orang asing. Semakin hari semakin dekat. Tapi ia tak mengetahui latar belakang orang itu. Vkook!! #sms 1🏅 22, Jul 2023