Part 15 [END]

2.1K 112 4
                                    

[!! Jangan hapus dari perpustakaan, masih ada ekstra part okey?]

Jungkook duduk di sebuah kafe. Ini musim dingin ngomong - ngomong. Salju tebal sekali yaw? Semua nya sampai jadi putih.

Semua orang menyukai salju loh... bahkan ada saja yg belum pernah merasakan hawa dingin yg di bawa oleh benda putih itu. Banyak malah.

Tapi Jungkook benci.

Menurutnya salju itu pembawa sial. Ia benci salju, kalau saja salju itu makluk hidup sepertinya. Sudah ia bantai habis dari dulu.

Kenapa?

Semua kebahagiaan yg Jungkook punya lenyap pada saat salju pertama turun. Huft... ini bulan Januari.

1 tahun yg lalu, Taehyung meninggalkan nya. Dengan sepucuk surat sebagai salam perpisahan. Beberapa jam kemudian dia dapat kabar. Orang tuanya tewas dalam kecelakaan mobil saat hendak kembali dari Busan ke Seoul.

Nenek dan kakek nya yg ikut serta hendak merayakan natal di Seoul juga tewas. Beberapa hari ia mengurung diri, enggan makan maupun keluar kamar.

Tapi ia juga sedikit beruntung, masih ada Seokjin. Pamannya, atau adik dari sang ibu, Kim Jisoo.

Hati Seokjin terasa ngilu melihat keponakan nya yg nakal dan bandel itu mendadak rapuh seperti ini. Ia merawat Jungkook, menghibur, dan menjadi penerus pengurus perusahaan suami dari kakaknya sekaligus menjadi tulang punggung demi menghidupi ponakannya itu.

Namun. Salju pertama turun di bulan Desember kemarin, Seokjin meninggal pada saat itu juga. Ia mengalami gagal ginjal, dan drop karena kelelahan.

Haha... Jungkook merasa bodoh, bagaimana ia tidak tau kalau paman narsisnya yg sok kuat itu sedang lelah. Di saat Seokjin lembur ia malah enak - enak tidur.

Bodoh. Pikirnya.

Jadi, dengan ilmu secukupnya dan dengan adanya sekretaris dari Seokjin. Ia dapat meneruskan perusahaan itu.

Jungkook sangat berterimakasih pada Kang Daniel, dan direktur dari divisi pemasaran jung Hoseok yg sempat membantu Daniel dalam membimbing nya.

Jadi, dengan tekat yg kuat ia berusaha memahami semua tentang bisnis, memutus sekolah di usia yg cukup muda memang berat.

Tapi, kalau ia tetap kekeuh meninggalkan perusahaan itu, mau makan apa dia dan keluarga nya kelak?

Jungkook lagi - lagi tersenyum, mengingat masa - masa paling kelam di hidupnya.

Tanpa sadar air matanya jatuh. Ia jadi rindu dengan kakak ganteng nya.

 Ia jadi rindu dengan kakak ganteng nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook mengusap air matanya kasar. Dan keluar dari kafe selepas membayar segelas capucino nya.

"Jeon Jungkook bukan Kookoo, Kookie, dan Jungie. Jeon Jungkook itu kuat ga boleh nangis" gumamnya.

Chatting[TaeKook]END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang