28

779 112 5
                                    

"Yaaa! Bagaimana bisa kau lakukan itu padaku?!" Teriak seorang wanita yang memegangi bahunya.

"Nona, saya bahkan belum menyentuh bahu anda sama sekali," balas perawat muda yang kebingungan menghadapi pasien muda didepannya.

"Saya perlu memeriksa apakah bahu anda perlu di rontgen atau tidak. Bisakah anda bekerja sama?" Tanya perawat dengan name tag Yeeun Choi sehalus mungkin.

"Andwe! Aku tidak mau kau yang melakukannya. Panggil kepala dokter kepala sekarang! Bagaimana mungkin mereka mengijinkan perawat memeriksa pasien!" Sinis wanita muda itu terus berteriak memanggil dokter.

"Nona, para dokter sedang sibuk..." Belum sempat perawat Yeeun melanjutkan kalimatnya. Tangan wanita itu lebih dulu naik dan mengayun untuk menampar pipi Yeeun.

"Nona, ini Unit Gawat Darurat. Jika anda ingin membuat keributan kami akan memanggilkan keamanan kesini,"

"Dokter Kim Soeun. Yaah harusnya kau segera kemari jika ada pasien yang mengeluh kesakitan. Dokter macam apa yang mengabaikan pasiennya, huh?" Gerutu wanita itu setelah membaca name tag yang tergantung dileher Soeun.

"Yaah, lepas! Appo!" Seru wanita itu karena Soeun tak kunjung melepaskan cengkeraman pada tangannya yang belum sampai menampar Yeeun.

Soeun segera melepas pergelangan tangan itu dan meminta Yeeun untuk memeriksa pasien lain. Ruang Unit Gawat Darurat hari ini benar-benar penuh. Bahkan Namjoon terpaksa harus merelakan hari istirahatnya karena diminta untuk membantu dokter lain yang bertugas.

"Tunggu, apa yang dokter bedah lakukan disini? Aku ingin dokter spesialis! Aku sangat kesakitan sekarang. Apa tidak ada dokter lain disini" Kekeuh wanita itu dengan sesekali menyentuh bahunya yang terasa sakit.

Tak sedikit pasien yang mengalihkan perhatiannya pada ranjang dimana wanita dan Soeun berada. Para perawat dan dokter yang mengobati juga sesekali mendengarkan perdebatan itu.

"Apa yang kalian lihat, huh?" Ketus wanita itu setelah sadar diperhatikan banyak orang.

"Nona, ini ruang Unit Gawat Darurat. Tolong jangan ganggu tugas dokter untuk menyembuhkan pasien," ucap Taehyung yang sudah berada di sebelah Soeun.

"Apanya yang mengganggu? Aku hanya ingin dokter spesialis yang memeriksaku. Itu saja,"

"Tolong minta maaf pada dokter Kim," Soeun menegakkan kepalanya mendengar ucapan Taehyung.

"Aish jinjja! Josonghamnida dokter," balas wanita itu setengah menggerutu.

"Gamsahamnida, dokter Kim," tukas Soeun lalu memeriksa bahu wanita itu.

****

Soeun menggeleng-gelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Hingga suara gertakan tulangnya terdengar. Matahari bersinar dengan terang hari ini. Ia memejamkan mata menikmati sinar matahari yang tak bisa ia dapatkan beberapa hari terakhir karena operasi yang tak kunjung habis dan hujan yang turun menjelang bulan desember.

Mata yang semula terpejam itu perlahan terbuka hingga memperlihatkan sepasang bola mata berwarna coklat yang sangat indah.

"Sunbaenim, anda tertidur disini?" Tanya pemilik tangan yang menghalangi sinar matahari yang menimpa Soeun.

"Ah, Hyoseop-ssi, kau tak ada jadwal?" Soeun mempersilahkan dokter bedah junior itu untuk duduk di bangku kosong sebelahnya.

Dari kejauhan Taehyung yang berjalan bersama Sungkyung dari kantin rumah sakit tak sengaja melihat Soeun bercanda dengan dokter bedah junior itu.

"Yaah, kau tak mendengarku?" Tanya Sungkyung berhenti karena Taehyung lebih dulu berhenti di belakangnya.

"Duluan saja. Aku akan menyusul." Balas Taehyung tak melirik Sungkyung sama sekali.

Dr. Kim Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang