Juna termasuk orang yang percaya diri untuk mendekati Asha. Namun banyak orang menentang. Mereka bilang pada akhirnya Juna akan menyerah. Asha masih memiliki perasaan kepada orang lain. Terjadi sesuatu pada masa lalu Asha. Tanpa Juna sadari, sebenar...
Juna mempercepat jalannya menuju kantin. Ketika langkahnya sudah tidak jauh dari kantin, Juna melihat sesosok laki-laki tinggi berdiri di dekat tiang, sedang menatapnya sambil tersenyum.
"Hai," balas Juna dingin. "Faiz bilang lo nungguin gue disini. Kenapa?"
"Ooh." Reza mengeluarkan sesuatu dari dalam ransel yang dia bawa. "Semalem gue lagi beresin lemari, eh nemu ini. Punya lo kan?"
Juna terdiam sesaat, menatap buku tulis berwarna hitam yang dipegang oleh Reza. Dengan cepat Juna merampas buku tersebut.
"Dia yang kasih?" tanya Juna, melirik ke arah Reza sinis.
"Lebih tepatnya, gue yang curi." Reza tersenyum miring. "Dijagain baik-baik ya bukunya, pemiliknya udah gak ada soalnya. Takutnya abis ini lo yang ilang juga."
Juna tidak menjawab, hanya terdiam mematung. Reza yang melihat Juna tersenyum sambil menepuk pundak Juna.
"Gue duluan ya. Oh iya, urusan kita belom selesai, sampein ke temen lo," bisik Reza di telinga Juna.
Juna menoleh begitu Reza sudah berjalan meninggalkannya. Beberapa detik berlalu, sosok Reza sudah menghilang di keramaian.
"..... Abi sialan," umpat Juna pelan. Juna mengambil handphone-nya, hendak menghubungi Abi. Namun melihat beberapa panggilan masuk tidak terjawab dari seseorang membuat Juna menghentikan niatnya, kemudian membuka chat dari seseorang tersebut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"....." Juna menghela napas, kemudian memencet tombol telepon.
"Halo?" sapa Juna begitu panggilan tersambung kepada Ara.
"..Eh, Jun?" terdengar suara Ara. "Lo tadike mana? Kelas ya?"
"Iya," balas Juna pelan. "Lo mau ketemu? Kenapa?"
"Gapapasih...." jawab Ara. "Kan udah lama gak ketemu."
Juna terdiam sesaat sambil melirik jam tangannya. "Yaudah, mau di mana?"