Partisipasi

58 2 1
                                    

Asha terdiam, memperhatikan Bu Hani yang sedang menulis di binder milik Asha. Beberapa menit berjalan, Bu Hani mengembalikan binder tersebut kepada Asha.

"Ibu udah tambahin yang kurang. Tapi sejauh ini sih, udah cukup bagus kerangka kamu," komentar Bu Hani. "Langsung dibikin esai aja. Nanti kirim ke ibu hasilnya, ibu koreksi."

"Siap, bu," balas Asha sambil tersenyum.

"Oh iya, tentang lomba pramuka...."

"Udah fix ikut kok bu, orang kata kak Salman aja sekolah kita dapet undangan khusus."

"Iya, iya," balas Bu Hani sambil tertawa. "Berarti kamu udah tau juga ya. Ya udah, tapi kamu tetep harus fokus ke esai dulu. Kan esai isinya gak banyak, bisa cepet selesai. Selesai esai, kamu bisa fokus ke lomba pramuka."

"Iya bu, pasti."

"Yaudah, kamu boleh balik ke kelas."

Asha mengangguk sambil menyalami Bu Hani. "Saya duluan, bu. Makasih buat koreksiannya ya bu. Assalamu'alaikum."

"Iya, Wa'alaikumussalam."

Asha keluar dari ruangan Bu Hani sembari membawa binder-nya. Begitu keluar, Asha berpapasan dengan Salman yang sedang membawa beberapa map.

"Kak Sal!" sapa Asha, membuat Salman menoleh.

"Eh, tumben ketemu lo disini." Salman melirik ke arah pintu ruangan Bu Hani. "Abis setoran esai?"

"Baru kerangkanya aja," balas Asha.

"Ooohh. Gimana hasilnya?"

"Bagus katanya. Tinggal dibikin esai aja."

"Bagus deh kalo gitu." Salman mengangguk pelan.

"Gimana lomba?"

"Iya, ini abis ngelengkapin berkas yang kurang. Nanti sore kumpul ya. Udah gue umumin sih di grup, tapi ingetin lagi aja ke yang lain, takutnya ada yang lupa."

"Oke sip. Eh, tapi lama gak kumpulnya?" tanya Asha.

"Bentar aja kok, cuma infoin lomba sama bagiin mata lomba, latihannya mulai besok. Tapi besok gak sama gue ya, sama si Cakra."

"Hmm, oke," balas Asha. "Udah yaa, gue duluan."

"Eh Sha, bentar," panggil Salman membuat Asha menoleh. "Lo ngerjain esai dibantuin sama si Juna ya?"

"Emmm.... Iya, kenapa?"

"Ciee, kok tumben mau dibantuin sama cowok? Ada apaan nih?" goda Salman.

"Dih apaan dah, gak ada apa-apa kok," balas Asha cuek. "Gue tuh kemarin udah bingung banget mau minta bantuan siapa. Terus ditawarin sama bang Abi buat minta tolong ke kak Juna. Ya mumpung orangnya ada lah, langsung minta bantuan dia. Ya kali gue minta bantuan ke kak Caca, tau sendiri dia gimana, songong banget."

"Kita yang seangkatan sama dia aja gak suka, apalagi lo yang adek kelasnya," balas Salman. "Eh tapi, lo cocok tau sama Juna."

"Apasiihhh." Asha merengut. "Gak usah gitu, gue sama dia gak ada apa-apa."

"Yakin nih, gak minat ke Juna? Mumpung kosong lho."

"Mending gue sama Gedav."

"Gedav?" seketika Salman tertawa. "Ngehalu banget sih lo, gak usah gitu."

"Iiihhh." Asha kembali merengut. "Jahat ah lo."

Salman kembali tertawa. "Udah ah, gue mau balik ya. Dadah."

"Balik kemana?"

"Ke rumah lah," balas Salman. "Udah yaaa."

Asha hanya mengangguk, memperhatikan Salman yang sedang berjalan menuju depan gerbang sekolah.

pradnya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang