Sesampainya Renjun di Rumah Sakit Cipto Waras, ia langsung menuju meja resepsionis.
"Permisi, apakah ada pasien bernama Shuhua?" Tanya Renjun sesantai mungkin walau keadaannya sekarang sangat panik.
"Iya ada Nona Shuhua yang tadi pagi baru saja mengalami kecelakaan."
"Di ruang mana?"
Wanita resepsionis itu tidak menjawab pertanyaan Renjun dan malah memanggil seorang suster yang disuruh mengantarkannya.
"Mari tuan saya antar."
Renjun mengikuti langkah suster itu dengan langkah gusar, hingga suster tersebut berhenti tepat di ruang mayat.
Perasaan Renjun semakin gusar.
Hingga suster tersebut melangkah masuk dan menuju salah satu mayat.
"Tuan, kami ikut berduka cita atas wafatnya Nona Shuhua, beliau telah dinyatakan meninggal setelah kecelakaan," ujar perawat tersebut sembari menunduk.
Renjun yang mendengar penuturan suster itu rasanya begitu hancur, ia seperti kehilangan setengah bagian dari hidupnya.
Tes.
Air mata meluncur dari mata Renjun.
Renjun sekarang tidak tahu harus apa, ia sampai saat ini hanya diam di depan mayat kekasihnya.
***
Sekarang tepat pukul 13.00 siang jenazah Shuhua sudah di rumah duka. Di sana ada beberapa tetangga dan kerabat Shuhua yang datang untuk memberi bela sungkawa.
Di sisi lain Renjun cuma diam mematung di sebelah peti jenazah Shuhua, ia menatap Shuhua dengan tatapan kosong.
Hingga seorang pria sesuai Renjun menepuk bahu Renjun.
"Gue ikut berdukacita Njun, dan gue harap Lo bisa ngikhlasin dia."
Renjun tak merespon ucapan pria tadi dan hanya diam mematung.
Beberapa orang yang melihat Renjun merasa iba dengan keadaannya, ia sudah seperti mayat hidup.
Sepersekian detik kemudian peti jenazah Shuhua mulai diangkat dan akan di bawa di tempat peristirahatan terakhir, di sini Renjun yang didepan seraya membawa foto Shuhua.
Sesampainya di pemakaman peti jenazah segera dikubur dan dibacakan doa-doa serta di taburi bunga. Selesai upacara pemakaman beberapa orang mulai meninggalkan pemakaman hingga hanya tersisa satu orang disana dia Renjun.
Renjun masih bersimpuh didekat tempat pemakaman Shuhua seraya memegang nisan Shuhua.
"Shuhua, aku nggak nyangka kamu bakal secepat ini pergi padahal aku udah ngebayangin kalo kita nanti bakal nikah trus hidup bahagia berdua tapi kayaknya Tuhan berkehendak lain. Tuhan lebih sayang sama kamu," cerca Renjun sembari mengelus nisan milik kekasihnya.
🍁
tbc