[1] Mantan (END)

;SIX

   Sisca menghela napasnya ketika dirinya baru saja ditabrak dari arah samping saat berbalik membayar minumannya. Tidak tumpah semua sih, tapi baju seragamnya jadi punya noda karna cipratan milonya.

"Eh, sorry an?"

God.. why him.. from three hundred people in this school??!!!

Yah, kalian pasti tau orang yang baru saja menabrak Sisca tidak lain tidak bukan adalah Haechan, mantannya.

Haechan menatap bersalah atas noda yang ia ciptakan, karna keteledorannya sepanjang berjalan tidak berhati-hati dikeruman orang - orang yang sibuk mondar-mandir untuk mengambil makanan mereka.

"Woi, mata lo dipake cuma buat panjangan???" suara Viola dari tempatnya membuat mereka semua menoleh menatap cewek itu yang sudah siap untuk bertengkar.

Sisca dengan sigap menahan Viola, kepalanya ia gelengkan untuk tidak membuat keributan. Namun, Viola tetaplah Viola meskipun ditahan dua orang oleh Sisca dan Letta tidak menghentikan cewek itu lebih kuat dan kini sudah berhadapan dengan Haechan.

Beberapa pasang mata sudah mereka dapatkan dari orang-orang. Keadaan yang sebelumnya sedikit ramai, kini lebih tenang ketika mereka memberhentikan aktivitasnya hanya untuk melihat keributan yang terjadi.

Letta menarik lengan Viola yang enggan pergi,

Sisca mengerucutkan bibirnya menatap seragam putihnya. Sial, Apa ia benar-benar harus mandi kembang guna membuang nasib buruknya?

"Sorry la, serius gue nggak sengaja." ucap Haechan.

"Minta maaf." ujar Viola menunjuk Sisca yang wajahnya sudah teramat bete. Pasalnya hari ini benar-benar buruk untuk dirinya.

Dari mulai datang bulannya yang tiba-tiba maju dari tanggal biasanya. Baju olah raganya yang tidak terbawa sampai kini seragam putihnya juga disiram milo. Perutnya yang biasanya tidak kram hari ini terasa nyeri membuat perasaannya semakin tidak karuan.

"Ada apaan sih? Kayak ginih aja, lebay. Tinggal ke toilet bersihin. Kalo ngga mau beli seragam baru dikoperasi. Gampang." ujar Seryl yang tiba-tiba muncul dari kerumunan orang-orang membuat Viola saat itu terkejut.

Sisca meringis mengetahui sebentar lagi Seryl mendapat nasib buruk karna berkata seperti itu. Benar saja sisa milonya yang masih digenggam Sisca diambil Viola dengan cepat disiramkan ke wajah Seryl yang jujur saja menyebalkan.

Terima kasih, Viola.

Mulut Seryl sontak terbuka lebar ketika tanpa aba-aba wajahnya disiram susu coklat, menyebabkan tidak hanya wajahnya tentunya, rambut serta seragamnya ikut basah.

"Kenapa? Mau marah??" ujar Viola salah satu tangannya terangkat menunjuk koridor dimana toilet berada. "Pergi ke toilet sekarang, bersihin, kalo lo ngga mau tinggal beli seragam baru dikoperasi. Gampang kan?" cewek itu membalikkan ucapan Seryl sebelumnya.

"AAAAAA!!!"

Seryl terlihat sangat kesal dan hampir saja menjambak rambut Viola, kalau Jeno yang tidak tiba-tiba datang menarik ceweknya itu menjauh.

Sisca bingung kenapa jadi sangat rusuh begini, kedua kakinya itu melangkah pergi darisana membelah orang-orang. Letta sempat memanggil - manggilnya, namun tidak ia gubris.

"An,"

"An, tunggu."

"Apaan sih?!" Sisca membalik tubuhnya menatap kesal pada Haechan yang malah mengejarnya. Bukannya seharusnya cowok itu membawa pergi pacar barunya alias Seryl?

"Maaf."

"Iya, iya."

Haechan meraih kedua tangan Sisca untuk digenggamnya. "serius, aku minta maaf, an."

Memangnya perkara kecelakaan tidak sengaja seperti tadi harus meminta maaf setulus ini, yah?

Sisca berusaha untuk melepaskan genggamannya, namun tidak bisa.

"Aku minta maaf, an. Serius. Aku—"

"Hyuck. Kayaknya ini berlebihan, deh. Iya, aku maafin. Udah, yah?"

Dengan berat hati Haechan melepaskan genggamannya. Padahal maksudnya cowok itu bukan hanya meminta maaf soal milonya.

"Aku beliin seragam baru, yah?" ujar Haechan yang hendak ditolak tawarannya oleh Sisca tapi lebih cepat cowok itu berlari darisana.

Letta yang berlari menghampirinya itu menyentuh bahu Sisca. "Eh, lo gapapa?"

Sisca menggeleng. "mau dia tuh, sebenernya apa sih, ta?" ucapnya masih menatap Haechan yang berlari dikoridor semakin menjauh.

°°°