;SEVEN

26 2 2
                                    

Sanha menatap Haechan yang duduk disampingnya. Kedua tangannya sibuk memainkan bola basket ditangannya. Walaupun, matanya memperhatikan Haechan yang wajahnya kusut seperti hendak ditagih rentenir saja.

Ditengah kesunyian ruangan kosong yang dijadikan basecamp mereka ini. Tiba-tiba hadir Seryl yang membuat beberapa orang disana langsung terkejut ketika mendengar suaranya.

"Haechan!"

Cowok itu langsung mengangkat wajahnya ketika namanya dipanggil. Oh, tentu saja mereka sudah mendengar kejadian dikantin tadi. Kekuatan gosip memang tidak ada yang bisa menandingi kecepatan menyebarnya.

"Lo mau putus?!" ujar Seryl yang wajahnya terlihat merah padam dengan rambutnya yang masih lepek.

Sanha bingung. Tapi, kepo juga. Bukankah sangat sayang untuk dilewatkan? Begitu kata hatinya.

Haechan bangkit dari posisinya dan berdiri mensejajarkan wajahnya dengan Seryl. "Iya." ucapnya tanpa ragu membuat kedua mata Seryl melotot kaget saat itu juga.

"L-lo nggak bisa seenaknya!"

"Kenapa nggak bisa?"

Seryl menarik kerah Haechan. "lo nggak bisa giniin gue!!! Gue yang harusnya mutusin lo-"

Haechan menarik lengan Seryl paksa untuk melepaskan cengkramannya. "gue pikir, ninggalin sisca buat sama lo adalah keputusan paling gila yang gue ambil, ser."

"Udah, ya. Gue rasa kesepakatan kita batal sampe disini." ujar Haechan, sebelum melangkah pergi keluar meninggalkan Seryl yang mematung.

"La-" Haechan melihat Viola sahabat mantannya itu tengah berjalan menghampirinya dengan wajah yang marah?

Bug!

Satu pukulan tepat dipipi Haechan terima ketika cewek itu sampai dihadapannya. Sakit, bukan main.

"Mau lo apa sih?! Stop main-main sama sahabat gue, ya. Lo pikir seru pacaran putus nyambung?? Iya?!" ucap Viola membuat Haechan sadar dimana letak kesalahannya.

"Gue nggak mau ya, lo setelah ini balik minta maaf buat balikan sama sisca. Lo tau dia sayang banget sama lo! Dan lo manfaatin itu."

"Jaga jarak sama sisca, sebelum gue laporin ke mas jaehwan. Biar dia sendiri yang mukul tampang sok ganteng lo ini." ujar Viola sekali lagi, sebelum melenggang pergi darisana.

Sialan. Jeno disaat seperti ini malah menghilang. Rahangnya nyeri bukan main akibat pukulan Viola.














Haechan mencari keberadaan Sisca, dan langsung ketemu. Cewek itu bersama kedua teman sekelasnya. Baju seragamnya tentu saja sudah berganti menjadi seragam baru yang Haechan berikan.

"Ca, gue denger haechan ngejar lo tadi? Trus si seryl ngamuk dikantin. Bener??" tanya Shuhua.

"Masa sih? Haechan nyamperin gue cuma buat minta maaf kok, tadi. Sama ganti seragam gue."

Renjun menyenggol, "ciee, balikan sana, balikann."

"Enak banget mulut lo ngomong." ujar Sisca hendak mencubit bibir Renjun, gemas.

"Lagian, kayaknya haechan masih sayang sama lo, ca. Gue mergokin dia masih suka ngeliatin lo, lho."

Renjun mengernyit, "hah? Ngapain lo merhatiin haechan??" tanyanya pada Shuhua cewek berkulit putih seputih tepung itu.

"Ya, enggak sengaja. Trus gue dapetin dia suka merhatiin lo, ca dari jauh."

Sisca tersenyum. Apalagi ini? Sebuah fakta baru untuk membuatnya gagal move on??

Tidak mengerti dengan isi kepala Haechan, Sisca sendiri sebenernya senang didalam hati lubuknya yang terdalam mengetahui mantannya masih memperhatikannya. Apalagi mengingat susu kotak yang diberikannya waktu lalu.

"Nyet.. "

"Buset dah, salam orang mah, kalo dateng." ujar Renjun pada Sanha.

Sanha mengibas tangannya tidak peduli. Tujuannya kesini untuk menghampiri Sisca. "Ca, seryl diputusin mantan lo."

"HAH?"

Renjun menyikut Sanha. "yang bener lo, tiang!" ujarnya menyebut Sanha 'tiang' karna tinggi badannya yang kelewatan.

"..... ya, bukan urusan gue ngga sih?" ucapan Sisca yang lebih mengejutkan mereka berdua, terlebih Sanha yang sudah rela berlarian sejauh ini.

"Gue sama haechan denger lo belum move on beberapa hari lalu, dikantin?" ujar Sanha mendengar percakapan Sisca dengan kedua sahabatnya dikantin dan akibatnya Haechan berlari menuju salah satu kulkas untuk mengambil susu kotak dan diberikan pada Sisca waktu itu.

Sisca terkejut. Oh, jadi dia denger yah, waktu itu. "ya.. belum move on sama ngga mau move on beda kan, yah??"


°°°

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[1] Mantan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang